Mataku terbuka saat ku dengar ponselku berbunyi, ku lihat waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 siang, perutku pun rasanya sudah melintir.
Ku raih gawai yang ada di nakas, "Halo," jawabku malas.
"Bell, kok kamu belum datang sih ke tempat Febi? Bukannya kamu ada di Surabaya?" Ternyata teman SMA ku, Raya lah, yang menghubungiku.
"Nggak datang aku, muka bonyok kena rampok tau nggak!"
"Hah? Sakit kamu? Kita ke rumah kamu ya, kita pengen lihat keadaan kamu?" Meski sudah jarang bertemu karena kesibukan kami masing- masing, tapi teman- temanku masih care padaku.
"Eh, jangan... Jangan... Aku nggak papa kok, aku kesana deh, kalau cuma makan aja aku masih kuat." Candaku. Tak mungkin membiarkan mereka ke rumah, aku malas jika mereka bertanya tentang Abi dan Tari.
"Yakin? Ya udah, kita tunggu ya, buruan."
"Ya..."
Segera aku bergegas mempersiapkan diri, setelah melakukan ibadah dhuhur yang sudah sangat telat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com