webnovel

Tidak Bisa

Siang hari Claire memilih makan siang di luar Kantor, Claire ingin mencari udara segar.

Memang sangat benar, sekarang Claire risih dengan keramaian Kantor.

Claire menghentikan taxi yang ditumpanginya itu dia depan pemakanan umum, Claire ingin sekali berbicara dengan Pras sekarang.

Claire merindukannya dan mungkin akan selalu merindukannya, entah sampai kapan, mungkin saja sampai nanti Claire bisa bertemu dan bersama lagi dengan Pras.

Claire tersenyum menatap rangkaian bunga di tangannya, Claire akan memberikan ini untuk Pras disana, Pras pasti suka karena bunganya cantik dan begitu wangi.

Claire mulai berjalan memasuki pemakanan, Claire sudah tidak sabar untuk bisa sampai di makam Pras sekarang.

Ingin berbicara pada lelaki itu, ingin mengungkapkan lagi kerinduannya saat ini.

Pras tidak pernah datang sekali pun hanya dalam mimpi Claire, Pras telah mengilang dan benar-benar menghilang .... bahkan dari alam mimpi Claire.

Claire ingat sekali saat dulu Pras masih ada, sering sekali Pras datang ke mimpi Claire, meski pun mimpinya itu selalu saja menjengkelkan.

Tapi sekarang sepertinya Claire merindukan mimpi-mimpi menjengkelkan itu, Pras kini benar-benar telah menghilang dari hidup Claire.

Mungkin memang Pras juga membenci Claire sekarang, sama seperti Tina mungkin Pras juga merasa kalau Claire adalah penyebab kematiannya itu.

Tapi tidak apa, Claire tetap akan datang untuk berdoa dan sedikit bercerita, Claire tidak peduli meski mungkin disana Pras tidak mau mendengarkan Claire.

Mungkin akan ada penghuni yang lainnya yang mau mendengarkan Claire, setidaknya Pras tahu dan melihat kalau Claire tidak pernah bisa melupakannya.

Langkah Claire terhenti bersamaan dengan senyumannya yang memudar, Claire telah bisa melihat makam Pras disana.

Tapi sepertinya Claire tidak akan bisa untuk sampai disana, Claire meliht Tina dan juga Wahyu disana.

Mereka juga sedang ada bersama Pras, Claire tersenyum pilu .... kenapa harus seperti ini.

Kenapa harus ada mereka disana, padahal Claire sudah datang tengah hari.

Claire menatap kembali rangkaian bunga di tangannya, apa Claire boleh sekedar memberikan bunga ini kesana.

Bisakah mereka membiarkan Claire menyimpan bungan cantik ini di samping nisan Pras, tidak apa jika Claire tidak bisa lama disana.

Claire kembali melangkah dengan segala keraguannya, apa pun nanti Claire akan terima semuanya.

wahyu lebih dulu menyadari kedatangan Claire, Wahyu memanggilnya dan membuat Tina juga melihat kearahnya.

Tina langsung bangkit saat sadar dengan kedatangan Claire di depannya.

"Aku cuma mau antar bunga ini saja"

Ucap Claire tanpa berani melihat kedua orang disana.

"Silahkan Claire"

Jawab Wahyu, Claire membungkuk dan meletakan bunganya disisi nisan Pras.

Claire tersentak saat Tina justru merebut dan melempar bunga itu, Claire menoleh dan terdiam.

"Bodoh sekali kamu ini, saya sudah bilang jangan pernah datang ke makam anak saya lagi"

"Mamah, jangan seperti ini, ini pemakaman"

"Suruh wanita itu pergi, dia tidak boleh ada disini"

"Suuttt, tenang dulu"

"Kamu lupa dengan apa yang saya ucapkan sama kamu ?"

"Tidak, Claire ingat semuanya, tapi Claire tidak bisa tante"

"Itu urusan kamu, yang jelas kamu tidak boleh lagi datang kesini, pergi kamu"

Tina mendorong Claire agar menjauh dari makan Pras, Wahyu menahan Tina, tapi Tina tidak peduli dengan itu.

"Pergi kamu"

"Udahlah mah, kenapa sih, biarkan saja Claire disini, udah datang juga"

"Gak, dia tidak boleh disini, ini tempat terlarang untuk dia"

"Mamah menghalangi doa yang akan datang untuk Pras"

"Doa wanita ini tidak akan bisa sampai pada Pras, dia itu kotor"

"Mamah cukup, kenapa bicaranya seperti itu"

"Papah yang kenapa, untuk apa membela dia"

Claire tersenyum pilu, sebegitu menjijikannya Claire sekarang dimata mereka.

Apa mereka fikir semua yang terjadi adalah keinginan Claire, bukankah mereka tahu seperti apa Claire dan Pras.

Bagaimana fikiran seburuk itu bisa ditujukan pada Claire, Claire bukan Tuhan yang bisa menentukan hidup matinya seseorang.

Kalau memang Claire bisa melakukan itu, Claire pasti sudah membatalkan kematian Pras malam itu, tapi apa yang harus Claire lakukan jika pada kenyataannya Claire hanyalah orang bisa.

"Pergi kamu"

Claire meraih kembali bunganya, dan berlalu pergi tanpa mengucapkan apa pun.

"Apa aku sejahat itu Pras sama kamu dan keluarga kamu"

Ucap Claire pelan, Claire sudah berusaha menerima semuanya, tapi kenapa Claire masih saja keberatan dengan semua perkataan Tina tentang dirinya.

"Apa mamah kamu lebih mulia jika seperti itu perkataannya"

Claire mengerjapkan matanya, biarkan saja Claire tidak perlu menangisinya, Claire harus bisa sekedar menerima tanpa bisa membela diri sendiri.

Claire harus tetap ingat jika setiap orang itu memiliki pandangan dan pemikirannya masing-masing terhadap Claire, dan Claire harus sadar kalau Claire tidak bisa mengatur mereka untuk jadi sepemikiran dengannya.

"Aku tidak bisa sampaikan bunga ini Pras, apa kamu melihat aku tadi disana"

Claire memeluk bungan yang tak lagi rapi itu, Claire berbalik melihat kembali makam Pras disana, mungkin Claire memang tidak bisa lagi datang kesana.

"Bisakah jika kamu saja yang datang pada ku, menemani aku setiap kali aku merasa kesepian, aku tidak bisa datang ke kamu Pras sebesar apa pun keinginan aku untuk datang"

Claire merasa matanya mulai panas, Claire memejamkannya sesaat, menarik dalam nafasnya dan menghembuskannya perlahan.

"Tidah boleh, aku tidak boleh lagi menangis"

Claire berbalik dan keluar dari pemakanan tersebut, Claire akan menyimpan sendiri saja bunganya, dengan harapan Pras akan datang untuk mengambilnya nanti.

Claire terus berjalan, entah kemana tujuannya sekarang, Claire sudah tidak ingin lagi kembali ke kantor hari ini.

Fikirannya kabur tak terarah, Claire tidak ingin hidup seperti ini, bolehkah Claire meminta pilihan.

Claire ingin hidup yang seperti dulu, tenang dan juga merasa sangat dihargai.

Tidak seperti sekarang, Claire hanyalah sampah kotor yang menjijikan, tidak ada lagi yang terliat berharga dari Claire.

Claire teringat dengan kedua orang tuanya, Claire ingin datang ke mekam orang tuanya, tapi Claire malu dengan dirinya yang sekarang.

Claire takut jika orang tuanya juga membenci Claire karena keadaannya saat ini, Claire bukan lagi putri mereka yang berharga.

Claire sudah sangat rendah sekarang, dan bahkan Claire sendiri yang merendahkan dirinya.

Menukar tubuhnya dengan uang, masih bisakah Claire dihargai setelah semua itu.

Claire menghentikan langkahnya, memejamkan matanya, Claire mengingat kebersamaan Claire dengan dua lelaki itu.

Claire merasa sangat bahagia saat itu, Claire merasakan hal baru dalam hidupnya.

Claire perlahan tersenyum, perasaan itu, kepuasan dan kebahagiaan itu mampu Claire rasakan secara bersamaan.

Sentuhan demi sentuhan itu mampu membuat Claire seakan melayang, Claire membuka matanya.

"Aku menyukainya, dan aku menginginkannya lagi, dimana aku bisa mendapatkannya"