webnovel

Chapter 86

Luffy berjalan agak jauh dari krunya. Dia saat ini berada di pinggir kota, duduk di atas salah satu bangunan sambil minum segelas wiski. Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan siput transponder yang sama yang dia gunakan sebelumnya untuk memanggil Gem dan menekan tombol pada cangkang siput.

* purupurupuru * * purupurupuru * * purupurupuru * * Khacak *

"Halo?" Gem menjawab melalui siput.

"Katakan, kau punya kabar baik untukku," kata Luffy.

"Well, aku memiliki kabar baik dan kabar buruk," jawab Gem.

"Beri aku kabar baik," kata Luffy.

"Kami menemukan Dance Powdernya. Crocodile menyimpan itu di markasnya. Setelah kau membereskannya, kita seharusnya bisa mengambilnya," kata Gem yang menyebabkan Luffy tersenyum.

"Itu kabar baik," jawab Luffy terdengar sedikit lebih bahagia. "Dan berita buruknya?" Luffy bertanya.

"Kami baru mengetahui bahwa Crocodile memiliki agen Baroque Works yang berperan sebagai tentara pemberontak dan tentara kerajaan," kata Gem, yang menyebabkan Luffy tertawa.

"kau pria yang sangat licik, Crocodile," kata Luffy sambil tertawa. "Dia berusaha menimbulkan konflik tidak peduli apa pun yang terjadi. Cukup cerdik," tambah Luffy.

"Ya, benar ... ada hal lain yang bisa aku lakukan untukmu?" Gem bertanya

"Hmmm? Tidak, hanya itu untuk sekarang," jawab Luffy.

"Oke," kata Gem sebelum keduanya menutup telepon. Luffy kemudian memasukkan siput ke dalam sakunya dan kemudian menenggak gelas wiskinya sebelum dia melompat dari gedung tempat dia duduk dan mulai berjalan kembali ke arah kru yang lain.

Luffy berjalan sebentar sampai tiba di tempat ia meninggalkan anak buahnya sebelumnya, namun menemukan bahwa mereka tidak ada di sana. Luffy berhipotesis bahwa mereka sudah menemukan tempat untuk tidur dan sedang beristirahat. Satu-satunya orang yang ada di sana adalah pria tua bernama Toto. Dia masih menggali lubang di tanah dengan sekop usang miliknya.

"Ku lihat kau masih menggali, pak tua," kata Luffy sambil berdiri di atas lubang menatap lelaki tua itu dengan ekspresi datar di wajahnya.

"Airnya masih di sini," jawab lelaki tua itu tanpa memandang Luffy. "Mimpi Yuba terlalu kuat untuk bisa dikalahkan oleh pasir! Raja mempercayakan tanah ini untukku, jadi aku akan menggali pasir ini sebanyak yang diperlukan!" katanya dengan keyakinan menyebabkan Luffy menyeringai dan mengambil sekop di sisi lubang sebelum melompat ke dalam dengan lelaki tua itu.

"Oke, ayo kita gali," kata Luffy saat ia mulai menggali lubang bersama lelaki itu. Luffy menggunakan armament haki pada sekop untuk memperkuat saat dia menggali. Luffy kemudian mulai menggali lubang lebih cepat daripada apa yang dilakukan orang tua itu.

Hanya dalam 10 menit Luffy menggali lubang sedalam 10 kaki menyebabkan mata lelaki tua itu melebar karena terkejut.

"Kau menggali sedalam itu hanya dalam waktu sesingkat ini?" pria itu bertanya ketika dia melihat sekeliling lubang.

"Aku bisa lebih dalam lagi, tapi aku sudah terlalu lelah karena berjalan sepanjang hari," kata Luffy sambil menyeka keringat di dahinya.

"Bagaimana kalau kau masuk ke dalam saja dan beristirahat, aku bisa menangani sisanya," kata pria tua itu sambil tersenyum.

"Terima kasih, pak tua," kata Luffy sebelum dia melompat keluar dari lubng dan menuju ke tempat dia merasakan krunya sedang tidur. Luffy membuka pintu ke penginapan dan melihat setiap anggota krunya di tempat tidur mereka sendiri tertidur lelap.

Luffy kemudian melihat sekeliling dan menemukan tempat tidur yang kosong lalu menjatuhkan diri sebelum menutup matanya dan tertidur.

**Hari berikutnya**

Seluruh kru bangun sedikit lebih awal. Mereka semua berdiri di tempat mereka pertama kali bertemu Toto pada hari sebelumnya. Toto berdiri di sana juga, siap untuk melihat para topi jerami pergi.

"Aku minta maaf karena tidak ada lagi yang bisa kulakukan untukmu, Putri Vivi," kata lelaki tua itu dengan nada sedih.

"Tolong jangan khawatir tentang itu," kata Vivi sambil tersenyum. "Well, kami harus pergi sekarang, Toto," tambahnya.

"Oh, tunggu, ambil ini, Luffy," kata lelaki tua itu sambil berjalan ke arah Luffy dengan tong kecil dengan sedotan. "Ini, bawalah ini bersamamu," katanya sambil menyerahkannya pada Luffy.

"Kau berhasil menemukan air itu?" Luffy bertanya ketika dia mengambil tong kecil dari Toto.

"Ya, aku mencapai daerah yang lembab setelah kau pergi tadi malam," katanya sambil tersenyum. "Air itu adalah uap air yang bisa kuekstrak dari pasir basah," katanya.

"Terima kasih! Aku akan minum ini dengan hati-hati," jawab Luffy sambil tersenyum. Kelompok itu kemudian memulai perjalanan mereka melalui padang pasir sekali lagi kali ini menuju ke Katorea.

Luffy telah merencanakan untuk memanggil awan untuk membawa mereka ke sana dalam waktu singkat tetapi ada sesuatu yang perlu Luffy lakukan terlebih dahulu.

Ketika mereka berjalan, mereka berjalan melewati pohon gurun yang kering dan layu. Memutuskan untuk menjalankan rencananya, Luffy menjatuhkan diri dan bersandar di pohon dan melipat tangannya.

Krunya yang lain tidak menyadari ini pada awalnya, jadi mereka terus berjalan. Usopp adalah orang pertama yang menyadari ini dan dengan cepat berbalik dan berteriak pada Luffy.

"Luffy! Apa yang kau lakukan di sana !?" Usopp berteriak / bertanya sambil menunjuk kaptennya, yang menarik perhatian semua orang. Luffy tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menutup matanya dan berpura-pura mengabaikan panggilan itu.

"Luffy?" Nojiko bertanya mencoba melihat apakah dia baik-baik saja.

"Umm, apa semuanya baik-baik saja?" Vivi bertanya ketika dia berjalan menuju Luffy. Luffy mendongak ke arah Vivi dan berbicara.

"Aku berhenti," kata Luffy membingungkan semua orang.

"Apa maksudmu?" Nami bertanya sambil menatap Luffy.

"Apa maksudmu? Berhenti dari apa, Luffy?" Vivi bertanya dengan suara bingung.

"Kita harus kembali ke tempat bernama Katorea itu dan menghentikan pemberontakan ini atau jutaan orang Alabasta akan mulai bertarung dan segalanya akan menjadi sangat jelek dengan sangat cepat!" Sanji berteriak ketika dia berjalan ke arah Luffy.

"Kita melakukan ini untuk Vivi, jadi ayo pergi!" katanya sambil meraih Luffy pada bajunya. Tidak merasa terancam, Luffy hanya meraih tangan Sanji dan melemparkan koki itu ke samping, sehingga mengirimnya terlempar ke pasir.

"Vivi," kata Luffy menarik perhatiannya. "Saat ini, yang ingin aku lakukan hanyalah menghajar Crocodile dan menjadikan negara ini wilayahku. Apakah kau mengerti?" katanya sambil melipat tangan. "Mungkin kita bisa mencegah orang-orang dari memulai pemberontakan, tetapi itu tidak akan menghentikan Crocodile. Selain itu, kita tidak akan dapat apa pun bila pergi ke Katorea," kata Luffy dengan dingin.

"Tidak, itu tidak benar," kata Vivi berusaha membuat Luffy mengerti.

"kau ingin itu berhasil, jadi tidak ada yang mati dalam pertarungan ini, bukankah begitu?" Luffy bertanya ketika dia menatapnya dengan ekspresi datar di wajahnya.

"Kita akan melawan salah satu dari tujuh shichibukai dan jutaan rakyatmu sendiri dan kau masih ingin semua orang berakhir dengan selamat dan tidak terluka sedikit pun ... kau tidak akan pernah menang dengan cara itu," kata Luffy dengan dingin sambil menatap nya.

Vivi berdiri di sana dengan ekspresi marah di wajahnya dengan air mata terbentuk di matanya dan tangannya mengepal.

"Ayolah Big Bro," kata Johnny.

"Tidak bisakah kau menunjukkan simpati padanya," tambah Yosaku.

"Tahan kalian berdua," kata Nojiko sambil menatap Luffy dan Vivi. Putri muda itu melemparkan tudungnya kebelakang dan berteriak pada Luffy.

"Dan apa yang salah dengan itu huh ?!" dia bertanya / berteriak. "Apa yang salah dengan tidak ingin melihat orang mati atau terluka !?" dia melanjutkan. Luffy hanya melihat Vivi dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya.

"Karena manusia pada akhirnya mati, itu sebabnya," jawab Luffy mendorong Vivi ke tepi menyebabkan Vivi untuk mengayunkan tangannya pada Luffy. Luffy melihat ini datang dan tidak melakukan apa pun. Dia hanya membiarkan Vivi memukulnya.

"Berhenti bicara seperti itu! Aku tidak akan mendengarkannya!" Vivi berteriak ketika dia melihat wajah Luffy berbalik ke samping. "Jika kau terus berbicara seperti itu, aku benar-benar akan menyakitimu!" Vivi berteriak menyebabkan Luffy tertawa pada apa yang baru saja dia katakan.

"Dan biar kutebak, kau pikir tidak apa-apa bila kau yang mati kan?" Luffy bertanya ketika dia berbalik dan menatap sang putri. "kau pikir hanya dengan mempertaruhkan nyawamu cukup untuk menghentikan ini terjadi?" Luffy bertanya sambil terus menatapnya dengan ekspresi datar di wajahnya.

Vivi sekarang mengeluarkan air matanya dan mengalir di wajahnya saat dia menatap Luffy.

"Apa lagi yang bisa ku pertaruhkan? Aku tidak punya apa-apa lagi untuk di pertaruhkan, Luffy," seru Vivi dengan serak.

"Dan di sini aku pikir kita adalah teman," kata Luffy dengan senyum yang menyebabkan matanya melebar. "Kau memiliki nyawa kami untuk di pertaruhkan," tambah Luffy menyebabkan Vivi melihat ke sekeliling pada kru Luffy dan melihat mereka semua tersenyum mengangguk padanya.

Luffy kemudian bangkit dan membersihkan dirinya, menyesuaikan topinya, dan berbicara kepada sang putri dengan suara dingin tanpa emosi. "Sekarang, katakan padaku di mana aku bisa menemukan Crocodile," katanya sambil menyipitkan matanya.

"Lu-Luffy benar, itu sepertinya cara tercepat untuk mengakhiri semua ini," kata Vivi sambil menyeka air mata dari matanya.

"Ya, dan kita akhirnya bisa berhenti berkeliaran di gurun ini. Aku sudah mulai merasa bosan," kata Zoro sambil melipat tangannya.

"Jadi, dimana dia?" Sanji bertanya, menyebabkan Vivi mengeluarkan peta dan membuka gulungannya di depan semua orang.

"Di sinilah Crocodile berada, Rainbase," katanya sambil menunjuk peta. "Itu adalah kota di utara lokasi kita saat ini, dan sekitar satu hari perjalanan dari sini," katanya.

"Bagus, sekarang mundur!" Kata Luffy saat dia melihat ke atas ke arah langit. "Aku akan memanggil awan untuk membawa kita ke sana. Begitu tiba, aku ingin kalian semua naik ke awan secepat mungkin dan berpegangan erat-erat," ucapnya ketika dia mulai memanggil awannya.

"Apa, kenapa?" Nojiko bertanya.

"Karena aku akan menaikkan awan setinggi mungkin ke titik di mana ada cukup kelembaban di udara untuk menopangnya," jelas Luffy. Semua orang kemudian melihat ke langit dan melihat awan petir besaar turun dari langit. Itu lebih besar dari yang biasanya di panggil Luffy, jauh lebih besar.

Ketika awan itu berada sekitar 1 meter di atas tanah, Luffy berteriak. "Semua orang naik!" Luffy berteriak sambil melompat ke atas awan. Semua orang juga tidak membuang waktu mereka dan dengan cepat melompat ke atas awan.