Ketika awan tiba di atas kapal, tanpa sedikitpun keraguan, Luffy melompat turun dari awan yang berada di ketinggian beberapa ratus kaki di udara, sambil memegang segelas Whiski di tangannya.
Hanya dalam hitungan detik, Luffy berhasil mendarat di atas dek dengan mulus, seperti seekor kucing, mengejutkan Chopper dan Nojiko.
Setelah berhasil mendarat, Luffy memandangi kapal miliknya. Saat melihat keadaan Going Merry mata Luffy langsung membelalak kaget.
"Apa yang terjadi pada kapal ku!" Teriak Luffy ketika dia melihat beberapa lubang di lambung kapal dan tiang utama layar yang menghilang.
"Luffy!" teriak Nojiko dan Chopper dengan bahagia.
Chopper mengeluarkan sedikit air mata sambil berlari ke arah kaptennya, sebelum melompat dan memeluk Luffy
"Luffy! Maafkan aku!," ucap Chopper sambil menangis di dada Luffy
"Tombak milik pendeta itu membakar tiang utama, aku sudah berusaha untuk mematikannya, tapi api itu tidak bisa di matikan sehingga aku harus mematahkannya dan melemparkannya ke air," Chopper menjelaskan sambil menangis.
Mendengar penjelasan Chopper Luffy hanya bisa menghela nafas dan kemudian tersenyum sebelum menepuk-nepuk kepala rusa kecil itu
"Yang terpenting kau baik-baik saja," ucap Luffy sambil memberikan senyuman hangat, membuat rusa kecil itu menganggukkan kepalanya dan menghapus air matanya.
Luffy kemudian menurunkan Chopper ke bawah sebelum mulai berjalan kearah Nojiko. "Bagaimana denganmu, Apakah kau baik-baik saja?" tanya Luffy sambil berdiri di depan Nojiko.
"Ya, aku baik-baik saja," Jawab Nojiko, Terdengar agak kelelahan.
"Pria itu ternyata lebih merepotkan daripada yang aku bayangkan, ditambah lagi dengan tombak dan kawat miliknya," ucap Nojiko sambil menunjuk kearah tubuh yang sekarang terkapar di atas Dek dengan sebuah lubang menganga di dadanya.
Luffy berjalan kearah pendeta yang sekarang sudah tidak bernyawa dan kemudian memeriksa tubuhnya, sebelum mengeluarkan tawa kecil.
"Ya ampun, kau benar-benar tahu bagaimana caranya mencuri hati seorang pria," ucap Luffy sambil terkekeh pada dirinya sendiri dan menunjuk ke arah pendeta yang kehilangan jantungnya.
Luffy kemudian berjalan kearah senjata pria itu dan mengambilnya untuk diperiksa, setelah memeriksanya selama beberapa saat, Luffy langsung mengancurkannya, menyebabkan sebuah kerang berwarna merah jatuh ke bawah.
"Apakah itu benda bernama dial yang Conis ceritakan pada kita?" tanya nojiko sambil berjalan ke samping Luffy.
Luffy membungkuk dan kemudian mengambil kerang itu sebelum menjawab.
"Sepertinya begitu," ucap Luffy kepada nojiko sambil memeriksa kerang itu. "Menarik, sangat menarik," tambah Luffy sebelum mengalihkan perhatiannya kembali ke kapal.
'Aku mulai merasa menyesal karena tidak memperhatikan apa yang terjadi disekitar kapal,' pikir Luffy sambil menghela nafas.
"Sanji dan Usopp seharusnya akan tiba di sini ketika Matahari mulai terbenam Apabila mereka tidak menemui pendeta lainnya," ucap Luffy secara tiba-tiba kepada Nojiko dan Chopper.
"Sementara Robin, Zoro, dan Nami Seharusnya juga akan sampai pada waktu yang bersamaan," tambahnya.
"Bagaimana kau tahu semua itu?" tanya nojiko sambil melihat kearah Luffy dengan alis yang terangkat ke atas.
"Aku dari awal berada di atas memperhatikan kalian semua," ucap Luffy sambil menunjuk ke arah awan miliknya, yang saat ini melayang beberapa ratus kaki di atas kapal.
"Aku merasa menyesal karena tidak memperhatikan keadaan kalian berdua lebih serius," tambah Luffy sambil melihat ke arah tiang utama kapal.
"Sambil menunggu yang lain datang, aku dan Chopper akan mencoba untuk memperbaiki lubang yang ada di lambung kapal," tambah Luffy sambil melihat kearah Chopper,
"Pergilah dan ambil beberapa persediaan dari Dek bawah," perintah Luffy kepada Chopper, membuat rusa kecil itu merubah tubuhnya menjadi heavy point dan pergi mengambil material yang mereka butuhkan.
Saat Nojiko dan Luffy menunggu Chopper untuk kembali, mereka mendengar beberapa suara ledakan yang datang dari dalam hutan, membuat mereka berdua menyipitkan mata mereka ke arah suara ledakan berasal.
"Sepertinya ada sebuah pesta," ucap nojiko sebelum berjalan ke arah jasad pendeta yang terkapar di dek dan mulai mengangkatnya.
"Aku sebelumnya merasakan sekelompok orang melaju ke arah hutan ini," ucap Luffy sambil melihat kearah suara ledakan.
"Mereka dipimpin oleh pria bertopeng yang menyerang kita sebelumnya," tambah Luffy.
"Sepertinya bukan kita saja yang memiliki masalah dengan pria bernama Enel ini," ucap Nojiko sebelum membuang tubuh pendeta itu ke arah lautan awan agar dimakan oleh hiu langit.
"Kau benar, tapi itu bukan urusan kita," ucap Luffy sebelum melepaskan mantel kaptennya dan menggantungnya di sisi kapal.
Luffy kemudian berjalan dan mengambil kotak peralatan yang berada di Dek utama sebelum melompat ke bawah untuk mencoba memperbaiki lambung kapal yang rusak.
"Sial!" ucap Luffy saat melihat lubang yang berukuran sedang menganga di bagian lambung kapal.
"Aku tidak tahu berapa lama lagi kau bisa bertahan Merry," ucap Luffy sambil menghela napas dan meletakkan tangannya di lambung Merry.
"Ini beberapa persediaan yang ku temukan Luffy," ucap Chopper sambil turun dari kapal membawa kayu.
Luffy memandangnya dan tersenyum sedikit sebelum mulai memperbaiki lubang di lambung kapal dengan bantuan chopper.
Mereka berdua mengerjakannya sekitar beberapa jam sampai Matahari mulai terbenam.
Luffy menyeka keringat di dahinya sebelum dia melihat ke arah kiri, di mana Dia merasakan 3 orang akan muncul dari sana.
Tidak Berapa lama kemudian dari dalam hutan muncul Zoro, Robin, dan Nami, mereka bertiga tampak sedikit lega karena melihat Kapten mereka sudah ada di kapal, tetapi kelegaan itu berubah menjadi kaget saat mereka melihat kondisi kapal.
"Apa yang terjadi dengan kapal?" teriak mereka bertiga.
"Apakah semua orang baik-baik saja?" tanya Robin.
"Semua orang baik-baik saja," Jawab Luffy sambil meletakkan Palu kembali ke kotak peralatan dan menutupnya.
"Kalian tetaplah di sana," tambah Luffy, membingungkan semua orang, "matahari sudah hampir terbenam, kita akan mendirikan kemah disana," Luffy menjelaskan, menyebabkan semua orang mengangguk mengerti.
Tepat saat Luffy selesai berbicara, suatu suara yang mirip dengan benda menabrak air terdengar, menarik perhatian semua orang, ketika semua menengok ke sumber suara, mereka melihat Sanji dan Usopp berlayar di atas perahu kecil dengan kepala gagak di bagian depannya.
Setelah reuni singkat dengan semua orang, mereka semua kemudian mengumpulkan beberapa persediaan dan berjalan ke hutan yang tidak jauh dari kuil tempat kapal mereka terjebak.
Mereka kemudian mendirikan kemah untuk tempat istirahat dan Sanji mulai menyiapkan makanan, sementara Usopp dan Zoro mendapatkan tugas untuk membuat api unggun.
Ketika semua orang sedang melakukan tugas mereka masing-masing, observasi Haki Luffy memperingatkannya bahwa ada seseorang yang mendekati lokasi mereka saat ini dengan kecepatan yang sangat tinggi.
ketika orang itu semakin dekat, Luffy menyadari bahwa itu adalah Gan Fall, pria itu tiba dengan burung anehnya dan ekspresi khawatir terlihat di wajahnya.
Wajahnya yang tampak khawatir kemudian berubah menjadi ekspresi terkejut ketika dia melihat semua anggota Luffy sedang bersantai seperti tidak terjadi apa-apa.
"Kalian semua masih hidup?" tanya lelaki tua itu dengan terkejut.
"Pertanyaanmu terdengar seperti kau mengharapkan kami mati," ucap Luffy yang saat ini berada di sebuah batang pohon raksasa.
"Aku tahu kau sangat kuat, tapi aku tidak mengira bahwa temanmu yang lain juga sama kuatnya," balas Gan Fall, dengan jelas menyatakan bahwa dia mengira beberapa dari mereka akan mati.
"Apa yang kau lakukan disini pak tua?" tanya Luffy membuat pria tua itu tersadar kembali "kami tidak meniup peluit itu," tambah Luffy
"Jadi begini, aku mendengar bahwa sandorian melancarkan serangan terhadap Enel, dan kupikir kalian semua mungkin akan terjebak dalam pertarungan mereka," tambahnya, menyebabkan beberapa anggota topi jerami tersenyum karena mendengar jawaban Gan Fall.
"Kalau begitu kenapa kau tidak bergabung dengan kami saja malam ini," sahut nojiko sambil membuka satu botol minuman keras.
"Aku tidak bisa," Ucap pak tua itu sambil Melambaikan tangannya.
"Ayolah Pak Tua," ucap Luffy sambil menuangkan dua gelas Whisky dan menyerahkan yang 1 kepada Gan Fall, "Enel akan mati besok, mari kita minum untuk merayakannya," tambah Luffy.
"Bukankah kita seharusnya minum setelah dia mati?" tanya Gan Fall.
"Seperti itu juga bisa," balas Luffy, membuat Pak Tua itu terkekeh sebelum menerima gelas dari Luffy dan duduk disampingnya.
"Kalian semua sangat percaya diri," ucap Gan Fall sambil menyesap minumannya.
"Orang mengaku-ngkau Tuhan itu tidak terlalu kuat," ucap Luffy sebelum menyesap minumannya, "Dia tidak lebih dari seekor semut yang pura-pura menjadi naga," Ucap Luffy dengan serius sementara Sanji mengantarkan makanan di hadapan mereka.
Gan fall hanya menatap Luffy selama beberapa detik sebelum dia tersenyum.
"Orang-orang Blue Sea benar-benar unik," pikir Gan Fall pada dirinya sendiri sebelum menyesap Whiskynya lagi.
Semua kru kemudian duduk mengelilingi api unggun dan mulai menceritakan kembali kejadian-kejadian yang mereka lewati.
Sanji dan Usopp Memulai Dengan menceritakan kembali pertemuan mereka dengan pendeta yang ternyata bernama Satori.
Kemudian Nojiko dan Chopper menambahkan dengan menceritakan pertarungan mereka melawan pendeta yang bernama Shura.
Bila mengatakan bahwa Gan Fall tidak terkejut sangatlah tidak mungkin.
Dia tidak bisa mempercayai bahwa sekelompok anak-anak ini tidak hanya membunuh satu pendeta tetapi dua. Itu Terdengar sangat mustahil baginya.
Nami dan Robin kemudian mulai menceritakan kepada semua orang tentang apa yang mereka temukan mengenai Pulau ini dan hubungannya dengan Jaya.
Semua orang kecuali Luffy sangat terkejut saat mengetahui bahwa City of Gold tidak tenggelam di kedasar luatan seperti yang mereka percayai sebelumnya, tetapi sebaliknya Pulau itu diterbangkan ke langit.
Sekali lagi bila mengatakan bahwa semua orang tidak senang adalah kebohongan.
Ketika malam semakin larut, semua orang mulai minum-minum dan merayakan penemuan mereka, beberapa kru tidak bisa berhenti membayangkan sekaya mereka menemukan kota emas itu.
Gan Fall kemudian memutuskan untuk memberitahu semua orang bahwa dirinya adalah mantan Tuhan di Skypiea. Dimana pernyataan itu membuat semua orang terkejut termasuk Luffy.
Gan Fall kemudian menjelaskan kepada mereka bagaimana tempat ini menjadi legenda dari turun-temurun dan selama beberapa generasi.
Semua kru tertegun saat mereka mendengar cerita dari ganfall. Saat ganfall bercerita tentang bagaimana Pulau ini dulu mengeluarkan nyanyian, Luffy langsung mengingat tentang Golden Ball yang di ceritakan Cricket pada mereka.
"Lagu yang kau ceritakan itu pasti lonceng yang telah diceritakan Cricket kepada kami," ucap Luffy, menyebabkan beberapa anggota krunya menganggukkan kepala mereka, mengingat apa yang di ceritakan Cricket sebelumnya.
"Baiklah Pak Tua," ucap Luffy menarik perhatian Gan Fall.
"Kau beruntung karena aku sudah merencanakan untuk membunyikan bel itu," ucap Luffy, membuat mata pak tua itu terbuka lebar dan kemudian hanya bisa terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kau tahu, kalian semua mengingatkanku kepada sekelompok bajak laut dari Blue Sea lain yang datang ke tempat ini sekitar 20 tahun yang lalu," ucap Gan Fall, membuat Semua kru Luffy terkejut sementara Luffy hanya tersenyum.
"Bajak laut yang kau ceritakan itu," ucap Luffy sebelum menyesap Whiskynya, "Namanya adalah Gold Roger bukan?" Luffy bertanya, menyebabkan semua orang terdiam dan menatap Gan Fall, menunggunya untuk mengkonfirmasi apa yang baru saja di tanyakan Luffy.
"Benar, apakah kau mengenalnya?" tanya ganfall, menyebabkan Luffy tertawa kecil sementara kru yang lain terlihat tertegun.
"Raja bajak laut datang ke Skypiea..." ucap Usopp dengan suara yang kagum.
"Kita berhasil sampai di sini, sama seperti Gold Roger…" Nami menambahkan dengan suara yang sama kagumnya, membuat Luffy tertawa melihat reaksi mereka.
"Aku hanya mengenal beberapa orang dri krunya," jawab Luffy, Gan Fall yang mendengar jawaban Luffy hanya membalas dengan menganggukan kepalanya. Kemudian para kru terus berbagi cerita dan minum-minum selama sisa malam sampai mereka semua akhirnya tertidur.