webnovel

Three Words, Eight Letters, If I Say It, will I Be Yours?

"Teruntukmu, D. Hai apa kabar? semoga kau selalu bahagia, ya. Aku di sini selalu menantimu. Apa kau tahu itu? aku rasa kau tidak tahu. Ya, aku memang bodoh karena tidak memberitahumu bahwa aku jatuh cinta padamu. Tapi jujur saja, aku tidak punya keberanian untuk itu. Aku terlalu takut jika nantinya akan mendapat penolakan darimu. Jadi, apa yang harus aku lakukan? menunggu atau beralih dengan yang lain. Jika aku memilih untuk membuang perasaan ini, itu sama saja aku menyerah, bukan? tapi apa aku harus menjadi perempuan jahat yang harus merebut kekasih seseorang? apa aku sanggup melakukan semua itu? jika seandainya aku berhasil pun, apa kau mau hidup bersamaku?" "Apa kita tidak bisa bersama untuk selama-lamanya?" Hannah, perempuan yang malang. Selama bertahun-tahun, dia memendam perasaan suka terhadap sahabatnya sendiri, Dylan. Tanpa dia tahu, sebenarnya Dylan juga sudah menyukai perempuan. Tapi bukan dia. Karena Dylan menyatakan cinta pada perempuan lain, Hannah sakit hati. Sepanjang malam dia menangis karena tidak bisa bersama Dylan menjadi sepasang kekasih. Selama bertahun-tahun Hannah terjebak dalam hubungan satu arah. Mungkinkah rasa sakit Hannah akan bisa tergantikan dengan kebahagiaan nantinya? Akankah semesta mendatangkan orang lain dalam kisah cinta Hannah? Karena sejatinya, Hannah sudah sangat tersiksa dengan semua ini. Hannah ingin merasakan kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan dengan jatuh cinta pada orang lain. Hannah ingin bisa tertawa bahagia kedepannya.

pilosopobara · Urbano
Classificações insuficientes
20 Chs

Hadiah Terakhir?

"Aku ada karena kau yang memintaku."

"Aku di sini karenamu."

"Impianku adalah melihat kau bahagia bersamanya."

"Dan mimpiku adalah membuat kau bahagia denganku."

"Dan mimpiku akan menjadi kenyataan jika kau mau hidup bersamaku untuk selama-lamanya. bagaimana, Ann? kau bersedia?"

"Terima kasih karena kau telah hadir dalam hidupku. Terima kasih karena semesta telah mendatagkanmu untuk membuat hari bahagia untukku. Terima kasih."

"Aku bisa bahagia, ketika melihatmu bahagia. Aku bisa tertawa ketika aku tahu bahwa kau tertawa karena kebahagiaan. Karena yang aku mau, kau terus seperti itu sampai kapan pun. Jangan pernah tunjukkan lagi rasa kesedihanmu terhadapnya. Kau harus berjanji padaku."

...

"Soal itu ... aku masih belum berani untuk mengatakannya. Kau tahu, aku terlalu takut untuk berkata jujur padanya. Kau tahu, Dy, aku terlalu takut jika dia menolak cintaku. Aku tidak siap untuk itu."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com