Bab 248.
Hape di tangan Bang Ben, langsung ku rampas dan lihat data selularnya. Ternyata datanya hidup, ia buka pakai pulsa telfon. Dan yang di takutkan pun terjadi. Aku dan dia perang besar di depan Raka dan Nina. Air hangat di dalam gelas, ia siramkan ke wajahku. Tak cuma itu, ia bicara sangat menyakitkan hati, dia tak mau lagi membiayai sekolah anakku yang dua ini.
"Mentang kamu sudah punya gaji, terus
bergaya, ngumpul dengan teman," cecarnya.
"Terus kamu traktirlah teman yang ada di video itu!" tuduhnya.
"Sementara aku aja tak pernah kamu ajak ke tempat itu! Nah ini, malah happy dengan orang lain!" bentaknya.
"Aku pergi dengan anakmu, bukan dengan teman! Mereka yang janjian terus nanya ke aku sedang di mana? Ya ku jawablah aku sedang ngeMall dengan anak!" jelasku membela diri.
"Dasar penipu, bilang aja mau nongkrong seperti wanita sosialita," bentaknya.
"Lagian aku bayar makan masing-masing kok, gak traktirin orang!" ucapku lagi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com