Selagi aku membuka pedangnya, terlihat pantulan wajahku yang sama dengan di bumi itu membuatku terkejut sekaligus kebingungan
Wajahku Yang dulu? berarti tubuh ini juga... tapi kenapa! kan aku sudah mati, belum lagi tubuhku pasti sudah lama di kubur
...
Berhenti sejenak untuk berpikir
Aku tidak tahu itu kenapa! yang pasti itulah penyebabnya kenapa aku tidak bisa menyerap mana(energi) di sekitarku..
Padahal aku sudah sangat senang di kirim ke dunia ini, membayangkan bisa menjadi OP seperti di anime, malah jadi sampah...
Salahku apa coba..(ಥ_ಥ)
Ah nasi sudah menjadi bubur, lupakan saja
untuk sekarang tapi pasti nanti aku akan menjadi kuat dengan jalannya waktu..
Setelah aku menyarungkan kembali pedangku terlihat lambang kerajaan yang menempel pada pedang dan perisai milik paman croccel
Selain itu juga aku melihat sebuah benda besar yang di tutupi kain usang dan sudah berdebu karena rasa penasaran jadi aku memutuskan untuk membuka nya..
Nampak sebuah armor besi yang di lapisi emas putih lengkap dari kepala hingga kaki terpajang dari balik kain usang tersebut
Ternyata oh ternyata.. identitas paman Croccel tidak sesederhana yang ku pikirkan..
Dengan segera aku menutup kembali armor itu dan langsung meninggalkan tempat penyimpanan senjata, sambil memegangi sebuah pedang panjang di tangan kiri
Sampainya di halaman rumah, paman croccel terlihat sedang santai sambil menikmati secangkir teh di tangannya
"Kau sangat tepat memilih sebuah pedang." ucap paman Croccel yang sedang memegang cangkir
"Paman apa tidak ada yang lebih ringan dari ini?." tanyaku dengan memasang wajah mengeluh
"Itu padahal sudah yang sangat ringan." balasnya dengan tersenyum menahan tawa
Ringan dari mananya.. -_-
Berat pedang ini sekitar 1,5 kilogram seperti pedang orang barbar..
Dengan kondisi ku yang sekarang setidaknya dalam satu gerakan hanya bisa melancarkan dua tebasan...
Aku terus menerus mengulangi gerakannya entah sudah berapa jam aku seperti itu..
...
Sampai pada akhirnya aku tak sanggup lagi dan terbaring lemas di halaman
"Sepertinya nak Ren tidak terbiasa menggunakan pedang ya, apa di duniamu tidak menggunakan pedang?." tanya paman sambil berjalan ke arahku
"Ya seperti itulah... karena duniaku damai jadi senjata hanya untuk menindak para pelaku kriminal." ucapku sambil bersandar di pagar kayu
Tapi ada juga sih negara yang masih memerangi negara lain mengunakan senjata..
Contohnya saja I****L...
...
"Kriminal! apa itu nama orang?." tanyanya dengan wajah bingung
"Hampir benar, kriminal adalah sebutan untuk orang yang melakukan tindak kejahatan."
Paman Croccel hanya memasang wajah yang seolah mengerti, dia juga lalu mengambil pedang yang kutancapkan di tanah
"Teruslah berlatih hingga pedang menjadi ringan di tanganmu."
Paman yang dengan santainya mengayunkan pedang itu seolah seperti mainan baginya
Kan paman pakai mana.. -_-
Pria tua yang berdiri di depan ku ini bernama paman Croccel dia menyelamatkan ku waktu itu dia dulu tinggal di kerajaan arnold yang tak jauh dari sini, identitas nya mungkin veteran
lalu pada suatu hari ia pindah ke pedesaan ini, katanya dia ingin menikmati masa tuanya dengan tenang..
"Gerakan mu sudah Bagus tapi tingkatkan lagi kecepatannya."
Paman Croccel menyarungkan kembali pedang itu dan memberikannya kepada ku
Aku berdiri lalu mengambil kembali pedang itu dari paman dan beranjak keluar halaman rumah
"Aku mau mencari udara segar dulu di luar." sambil melambaikan tangan kananku
"Hati-hati di luar sana berbahaya, dan sebaik nya kau pulang sebelum matahari terbenam."
...
Tak perlu waktu lama untuk ku sampai di hutan, ini berbeda dengan yang kubayangkan tidak ada binatang buas apalagi monster..
Sembari berjalan aku menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat
Lalu aku bersandar di sebuah pohon yang rindang..
Di iringi hembusan angin sejuk yang menerpa tubuhku, serta sinar matahari hangat yang menyelimuti diriku dan tak lupa suara kicauan burung yang begitu merdu..
Dunia yang begitu Indah... berbeda sekali dengan di bumi..
Kemarin lusa aku menanyakan dunia ini pada paman Croccel dan ia menjawabnya..
Dunia ini bernama algesia dan terbagi menjadi dua benua besar yang di pisahkan oleh lautan
Benua manusia Ance'iros
Benua para ras lain dan iblis Vall'iros
Dan benua Anceiros memiliki 4 kerajaan
Kerajaan Arnold
Kerajaan Pisceold
Kerajaan Sanctuary
Kerajaan Hallrez
Desa ini juga masuk ke wilayahnya Kerajaan Arnold
Aku jadi penasaran dengan Kerajaan Arnold yang katanya berbeda dengan kerajaan lainnya
Saat sedang memikirkan Kerajaan Arnold Tiba tiba saja terlintas senjata api di benakku itu membuatku senang dan segera bergegas kembali ke pedesaan untuk membuat desain awal revolver serta bahannya..
Senjata jenis revolver sangat lah mudah di buat hanya perlu mekanisme yang sederhana dan pembuatannya tidak lah rumit sama sekali..
Setibanya di rumah aku masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan langsung membuat desain awal nya di kamarku
Aku nampak begitu serius sehingga tidak terdengar langkah paman Croccel yang masuk kemar ku
Ia berdiri persis di belakang ku dan melihat dengan seksama gambaran milikku, tetapi gambaran tersebut pasti sangat asing baginya
"Kau sedang menggambar apa?." ucapnya sambil menggaruk kepala
"Tentu saja senjata di dunia ku, oya karena paman di sini aku ingin menanyakan sesuatu." balasku sambil menggambar dengan serius
"Tentu saja tanyakan lah sesuka hatimu."
"Apa besi di sini di jual dalam beratnya?."
"Sangat jarang yang menjual dengan beratnya, kebanyakan yang menjual perbatangnya dan besi juga banyak variasi nya sepert–."
"Oke aku paham, lalu harga untuk perbatang nya berapa?."
Kalau di biarkan berbicara lebih lama dia pasti menjelaskan nya dengan begitu rinci sangat sangat rinci
Aku males dengar ocehannya.. ( ̄∀ ̄)
"Aku tidak tahu tapi di desa ini kalau tidak salah ada toko pandai besi, besok pagi kau bisa bertanya padanya."
"Satu hal lagi paman apa aku boleh meminjam uang?." ucapku dengan tidak punya rasa malu
"Itu masalah yang gampang, ini ambil lah." menaruh dua koin emas di atas meja ku
"Dan juga jangan terlalu tidur malam-malam nanti kau akan kesiangan."
Bulan perlahan muncul diiringi dengan tenggelamnya matahari..
Waktu terus berjalan sampai di mana bulan tepat menerangi desa, itu menandakan bahwa sudah larut malam akan tetapi aku masih membuatnya...
Sampai perlahan mataku tertutup akan rasa kantuk itu.. dan pastinya aku tertidur di meja kerja
Bersambung...