Semakin sesak yang Tae hee rasakan di dada nya, hati nya terasa sangat hancur atas semua hal yang telah terjadi kini dan apa yang menimpa Taekyung. Dirinya hanya terus meminum alkohol untuk melupakan semuanya, ia tidak bisa tidur selama di dalam pesawat. Bahkan Hyo rin, Jae seok, dan Yoon bin sudah mencoba untuk menenangkan pikiran Tae hee dan menyuruh nya untuk tidur sebentar tapi dengan sangat tegas ia menolak nya. Saat pesawat mendarat, dengan langkah cepat nya ia bergegas keluar dari bandara. Disana sudah ada beberapa mobil yang menjemput mereka, sangat di sayangkan Tae hee hanya bisa langsung menghadiri pemakaman sang kakak tanpa bisa melihat nya sebelum ia di kuburkan. Cuaca nya pun sangat begitu mendung, dan di sana terdapat ramainya keluarga beserta kerabat lainnya guna ikut menghantarkan Taekyung ke peristirahatan terakhirnya. Tae hee sama sekali tidak bisa mendengarkan apapun yang dikatakan orang-orang saat itu, tatapan nya terlihat kosong dan lelah yang melihat ke arah peti Taekyung yang akan segera di turunkan ke bawah. Setelah peti dikuburkan, perlahan orang-orang pun pergi meninggalkan tempat pemakaman, bahkan termasuk kedua orang tua Tae hee sendiri yang dengan cepat pergi dari pemakaman sang anak dan meninggalkan Tae hee seorang diri tengah menatap Nama pemilik makam yang bertulis Moon Taekyung di depan nya. Rintik hujan pun perlahan turun dengan sangat pelan dan beriringan, Ia bahkan membiarkan dirinya basah begitu saja tanpa bergerak sedikit pun dari tempat nya. Sosok yang mengaku sebagai masa depan nya pun muncul dari belakang nya dan berdiri tepat di samping nya, Tae hee pun menoleh ke arah nya dengan tatapan tajam,dengan cepat Ia pun mengeluarkan pisau belati yang ia pegang di tangan kanan nya dan ia tutupi dengan lengan bajunya yang panjang. Tae hee pun menyalurkan semua amarah nya pada sosok tersebut tanpa ampun namun sosok tersebut masih bisa bernafas walau pun di tusuk beberapa kali oleh Tae hee.
" Kau yang membunuh kakak ku !! "
Sosok itu hanya diam tanpa kata di dalam setiap makian Tae hee, ia mengeluarkan air mata darah sambil menatap ke arah kuburan Taekyung. Tae hee sama sekali tidak memberikan nya untuk berbicara sedikit pun, ia terus berteriak dan menyalahkan atas semua yang terjadi pada Taekyung.
" kau yang membunuh nya Tae hee, kau lah yang membunuh Taekyung kaka ku.. "
Tae hee pun terdiam dengan raut wajah yang masih sangat terlihat marah.
" Jika saja kau mendengarkanku, kakak tidak akan terbunuh seperti ini. mengapa kau malah melanjutkan perjalanan mu ke Roma!" bentak sosok tersebut.
Ia pun berdiri seperti tidak merasakan sakit sama sekali, yang merasakan sakit justru Tae hee sendiri. Ekspresi wajah dari sosok itu perlahan berubah, ia yang awal nya terdiam saja mendadak menjadi sangat marah pada Tae hee bahkan ia dengan cepat memegangi kerah baju Tae hee dengan air mata darah nya yang masih ada di wajah nya.
" aku mengatakan semua nya agar kau bisa memikirkan bagaimana kedepan nya, bukan nya malah mengabaikan nya begitu saja!. Seberapa ingin kau membunuhku, kau tidak akan bisa. Kau hanya akan membuat dirimu sendiri yang merasakan sakit, kau tahu apa yang ada di masa depan ? kakak masih hidup dan hidup bahagia dengan terlepas atas semua tekanan Ibu dan ayah yang selama ini menjerat nya, dan kau malah membuat nya terbunuh sekarang! Yang menghancurkan dirimu saat ini adalah hilang nya rasa percaya mu kepada dirimu sendiri, wajar saja kau masih sangat bodoh dan menyebalkan, jika ingin aku bisa saja membunuh mu saat ini juga. Setidak nya aku tidak akan terluka sedikit pun atas tindakan ku padamu, waktu mu sudah habis jadi kembalikan lah waktu yang tersisa kepadaku secepat nya. "
Tae hee pun hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit di bagian tubuh yang tadi ia tusuk kan ke arah sosok tersebut, ia tidak tahu kemana sosok itu pergi dan kapan ia meninggalkan dirinya sendirian di dalam derasnya hujan yang turun. Ia pun merasa sangat begitu menyesal atas semua yang Ia perbuat dengan mengabaikan apa yang telah di katakan oleh sosok tersebut, dirinya tidak bisa menahan tangis nya yang akhirnya kembali pecah di dalam suara hujan. Yoon bin pun datang dan memayungi Tae hee, dirinya tidak mengatakan apa pun pada Tae hee karena ia juga merasa sangat bersalah atas semua yang telah terjadi , jika ia tidak mengubah apa yang sudah seharus nya terjadi mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi pada Tae hee sekarang. Yoon bin pun berusaha untuk menenangkan tangisan Tae hee dan memeluk nya dengan senyaman mungkin agar Tae hee bisa berhenti untuk menangis.
…..
Suasana di dalam rumah keluarga Moon Nampak sangat hening, semua orang tengah berkumpul di ruang makan. Malam ini Tae hee akan bermalam di rumah nya guna dirinya mengobati luka dan rasa bersalah nya pada Taekyung karena telah melibatkan nya dalam permasalahan nya. Sejak tadi ia hanya memakan makanan nya dengan pelan dan sedikit, Ia bahkan tidak mendengar kan apa yang tengah di bahas oleh orang-orang di meja makan, termasuk apa yang di katakan oleh ibunya sendiri.
" Setelah kepergian kakak mu, kini kau yang akan melanjutkan semua tugas nya. Kau yang akan bertanggung jawab atas perusahaan ayah mu dan tuntutan kewajiban mu sebagai anak dari keluarga Moon "
Tae hee pun langsung menghentikan tangan nya yang akan segera melahap makanan nya dan meoleh ke arah sang ibu.
" apa yang kau katakan barusan ? apa kalian tidak memiliki rasa kehilangan sama sekali? Hari ini kalian baru saja kehilangan putra kalian dan kalian masih sempat nya membahas masalah perusahaan di ruangan ini ? "
" ada kala nya kita harus membiarkan yang sudah tiada tidur dengan tenang, kita tidak bisa memberatkan nya dengan urusan dunia seperti ini "
" tapi kalian bisa mengatakan hal ini di lain hari, bukan sekarang "
" hidup itu harus terus berjalan, kau tidak bisa diam di dalam satu titik saja. Lupakan kakak mu dan jalani tugas mu sekarang "
Mendengar hal itu Tae hee pun langsung bangkit dari kursi nya dan melemparkan gelas ke samping, semua orang pun langsung terdiam seketika dan para pelayan pun hanya bisa menundukkan kepala mereka. Surut amarah di wajah Tae hee semakin jelas terlihat, ini adalah pertama kali nya ia melakukan nya di dalam keluarga nya. Ia tidak bisa jika harus terus menerus tunduk pada aturan yang mengikat dirinya begitu keras, ia juga tidak mungkin kembali mengabaikan apa yang di katakan oleh sosok dirinya di masa depan tersebut untuk kedua kali nya, dirinya tidak ingin menyesal kedua kali nya atas apa yang telah ia pilih. Tanpa kata yang terlontar di mulut nya dan amarah yang masih terpampang jelas di wajah nya, Tae hee meninggalkan ruangan makan dan bergegas ke kamar nya.
Ia pun mengambil pisau belati yang ada di laci kamar nya dan membawa nya ke kamar mandi yang ada di dalam kamar nya, dengan sangat cepat ia pun mengiris nadi nya dan menjatuhkan diri nya ke dalam bath up yang penuh dengan air yang terisi dengan penuh. Seketika air yang ada di dalam bath up pun berubah menjadi merah Karena tercampur dengan darah nya yang masih mengalir dengan segar nya, wajah Tae hee pun memucat dan lemas sampai akhirnya ia pun menutup mata nya di dalam bath up.