Aku tidak tau sudah berapa lama menghabiskan waktu didalam kamar ini dengan pikiran dan perasaan kacau. Perasaan takut, marah, capek, lelah semua bercampur. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku hanya pasrah? Tapi apa yang bisa aku lakukan selain pasrah pada nasib ku?
Kreeeekkkkkk
Aku tersadar dari lamunanku saat mendengar suara pintu terbuka.
"Cassy"
Suara itu seketika membuatku membeku. Pemilik suara itu adalah orang paling terakhir yang ingin kutemui saat ini.
Aku hanya duduk bingung apa yang harus aku lakukan. Aku bahkan tidak berani untuk berbalik dan menghadapnya
"CASSY", panggilnya lagi dengan nada memperingatkan
Selang beberapa detik saja saat aku hendak merespon tiba tiba
Brakkk
Suara pintu tertutup dengan sangat keras yang sontak membuat ku berdiri dan berbalik dengan terkejut
"JAWAB KETIKA KU PANGGIL" , kata dexter lagi dengan suara yang lebih tinggi dan tatapan penuh amarah
Urat dilehernya samar samar terlihat dan matanya menunjukkan ia sedang berusaha untuk menahan emosinya.
"ma maaf.. A aak akuu.. ",jawab ku terbata bata karena takut.
Tak bisa kupungkiri awalnya aku tidak setakut ini tetapi berkat ucapan wanita tadi apalagi dexter yang memberikan tatapan seakan ingin membunuh membuatku takut berlipat lipat padanya.
"aaku.. Aakuu tadi se sedang me memikirkan hal lain" , jawab ku mmbela diri
"oh ya?" ,tanya nya dengan nada menyindiri
Aku hanya menjawab dengan anggukan
"lalu kenapa kau terdengar ragu?" tanyanya kini dengan tatapan licik
"aku hanya terkejut" ,kataku sekarang lebih lantang
"aku akan langsung mengeceknya", katanya sambil tibatiba menunduk dan mendekatkan kepalanya sehingga telinganya sangat dekat didepanku dan... Bukan lebih tepatnya didepan dadaku
"apa yang kau lakukan! Dasar mesum!! ,kataku dengan refleks menjauh mundur
"aku hanya ingin membuktikan sendiri kalau kau tidak sedang berbohong", ujar nya kita dengan menyeringai
"jangan mendekat!" , peringatku saat ia mulai berjalan maju kearahku
"hmmmm" , gumamnya sambil mendekat dan aku pun terus menjauh bersamaan dengan langkahnya
Tapi langkah ku terhenti saat ia menarik pinggang ku dengan paksa
"kenapa jika aku mendekat? Semua yang ada disini miliku cassy" , katanya kali ini dengan tatapan mengintimidasi
Dia benar benar sangat dekat, aku berusaha mendorongnya tapi sia sia. Badannya seperti tempok, aku hanya berani menatap dadanya yang kita hanya beberapa senti didepanku dengan tangan sebagai pembatas diantara kita
Diam
Aku tidak berani berkata
"Lihat aku", perintahnya sambil memperkuat cengkramannya dipinggang ku
"aww! Hentikan!!, jawabku berusaha melepaskan diri dari cengkramannya
"Tatap aku" , perintahnya lagi kini dengan nada tinggi
Control freak
Kenapa dia selalu ingin mengontrol segala yang ada disekitarnya. Apalagi temperamen buruknya. Menjadi bos bukan berarti seenaknya kan? Dia bos mafia idiot, diriku yang lain mengingatkan.
"ak aku" , kata ku sambil mendongakkan kepala keatas menatapnya
Tingginya pasti lebih dari 180cm membuatku yang hanya 168cm merasa sangat pendek.
Mata biru itu lagi menatapku dengan tatapan tertarik
Ia kemudian mendekatkan bibirnya dengan cepat tapi tidak secepat tanganku yang langsung menutup mulutku sehingga bibirnya tertahan di permukaan telapak tanganku.
Ia lalu kembali menatap ku tanpa melepaskan bibirnya dari tanganku dan aku bisa merasakan senyuman diujung bibirnya
Tanpa sadar tiba tiba tangannya menyentuh paha belakang dan perlahan naik masuk kedalam kemejaku..
Saat tangannya hendak menyentuh bokongku dengan sigap aku langsung menahannya menggunakan kedua tanganku
"Apa ya " , ia langsung membuatku diam dengan bibirnya.
Melebarkan mata karena terkejut aku berusaha mendorongnya tapi sia sia juga. Tenagaku tidak bisa terlalu lemah
Ciuman ini berbeda dengan yang sebelumnya, perlahan dan tidak kasar tetapi tetapi mendominasi.
Bibirnya menghisap bibirku terus kedalam ciuman yang panjang. Saat aku hanya diam saja, ia langsung meremas bokongku. Tanganku yang masih berada didadanya sontak refleks berusaha melepaskan tangannya. Aku berusaha berbicara tetapi saat membuka bibirku, ia mengambil kesempatan dan menyelipkan lidahnya kedalam mulutku.
Aku tidak pernah berciuman seperti ini sebelumnya.
Lidah dan bibirnya terus melakukan tugas mereka dengan sangat baik, kuakui ia sangat ahli dalam bidang ini. Tentu keahlian ini ia dapatkan dari ntah sudah berapa banyak pengalaman.
Tunggu... Ia sudah punya pacar. Aku memang tidak membalas ciumannya tetapi aku tidak lagi memberontak..
Karena kesal dengan diriku dan dia yang mengambil kesempatan aku langsung menginjak kakinya dengan sekuat tenaga.
Ntah kenapa perasaan takut yang tadi menguasaiku telah kulupakan
Ia terdiam dan melepaskan bibirnya saat aku menginjak kakinya untuk kedua kali..
Tidak ada tanda tanda ia kesakitan.
"seperti batu" pikirku dalam hati
"kau tau apa yang barusan kau lakukan?" , tanyanya
Apa ini? Itu yang harusnya aku tanyakan
"kau, kau tau apa yang barusan kau lakukan juga?" ,tanyaku dengan nada memberontak
"kenapa? Jangan munafik, kau juga menikmatinya" , jawabnya dengan senyuman penuh kemenagan
Kuakui tadi aku terbawa arus dan..... Menikmatinya sedikit. Tapi apa daya aku yang gak pernah dicium seperti itu.
It feels so right but wrong at the same time
"a ap apa?" ,tanya ku tidak ingin mengakuinya tapi juga tidak bisa menyangkal
"akui saja, every women did" , katanya kini dengan senyum sombong
"brengsek!"
"kau kira aku akan jatuh hati padamu setelah semua yang kau lakukan? Terutama terhadap keluarga ku?" , tanyaku kini dengan nada yang sedikit tinggi
Ia tidak berkata apa apa.
Hanya menatapku tajam dengan urat urat dilehernya yang kini samar samar terlihat. Ia terlihat sangat marah. Tapi aku juga tidak peduli ,aku juga sangat marah saat teringat kembali tentang apa yang telah ia perbuat terlebih dengan pemikirannya yang arogan dan sikap bipolarnya.
"dan juga, kau sudah punya pacar jadi tolong jangan ganggu aku . Aku akan melakukan tugasku sesuai perjanjian" ,kataku kini menatap langsung matanya
Wajahnya berubah menjadi serius.
"DO NOT TELL ME WHAT TO DO!", katanya kini dengan tatapan seakan ingin membunuh
Aku tersentak saat mendengar teriakan dan amarahnya.
Dia benar benar bipolar. Dan sekarang aku bergetar takut..
"lihat dirimu" , katanya sambil menunjukku
"kau kira kau ini bunga paling special diantara taman bunga? Aku pasti sudah memperlakukan mu terlalu baik !"
"KNOW YOUR FUCKING PLACE!!!!" , ucapnya yang membuatku langsung tersadar dan terdiam seribu bahasa
Harga diriku seperti diinjak injak,tapi aku tidak bisa melakukan apa apa...
"Satu hal yang kujanjikan.Saat keluar dari tempat ini ,kau akan jauh dari polos seperti sekarang. I'll break you into pieces, not now but step by step." , ujarnya dengan senyuman sinis sebelum beranjak keluar dan membanting pintu.
Kakiku tidak kuat lagi, aku langsung jatuh kelantai.
Aku tidak tau apa yang kurasakan. Lelah, takut, merasa terhina, marah, semuanya.
Brengsek!
Harga diriku benar benar terluka. Ucapannya seperti jarum yang menusuk.
Aku ingin pulang..