webnovel

The Prince Of The East Sea (Bahasa INDONESIA)

18+ (Dark Content) Liburan Tasia dan teman-temannya berakhir di luar dugaan. Tasia yang adalah gadis penakut, tidak pernah menyangka pertemuan dan niat baiknya terhadap seorang anak kecil di tepi pantai saat malam hari akan membawa hidupnya ke dalam kekacauan. Karena ternyata, anak manis itu adalah jelmaan pangeran siluman ular yang mendiami kerajaan goib di laut timur. .... Tasia menatap Hadyan yang tersenyum ramah padanya. Lalu air mata mulai menggenangi matanya lagi "Aku ingin pulang. Aku tidak mau berada di sini. Maafkan aku jika aku berbuat kurang ajar sampai kalian menangkapku, tolong lepaskan aku! Ku mohon!" Hadyan memijat keningnya sendiri "Kau tidak salah, Tasia. Aku membawamu ke sini, karena aku telah memilihmu untuk menjadi permaisuriku di kerajaan ini." "Apa? Permaisuri?" Ulang Tasia. Hadyan mengangguk "Ya, aku telah memilihmu sebagai permaisuriku. Jadi, mulai sekarang kau akan tinggal di sini bersamaku." Tasia menggeleng cepat "Gak mau! Aku tidak mengenalmu! Lagipula aku punya rumah dan nenek juga teman-temanku menunggu di sana. Aku tidak mau menjadi permaisuri mu. Aku mau pulang!" *** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu *** Note tambahan : - Cerita ini terinspirasi dari tokoh, tempat, dan cerita mitos yang banyak beredar di Indonesia. Lalu digabungkan dan mengalami modifikasi sesuai imajinasi author. - Isi, nama, tokoh, dan lokasi dalam cerita ini tidak ada hubungannya dengan cerita rakyat/lokasi yang sesungguhnya.

Lydia_Siu · Fantasia
Classificações insuficientes
255 Chs

94. Dipaksa Berkorban

Entah sudah berapa lama Tasia memecahkan batu dan mondar mandir membawa gerobak bagai pekerja proyek. Anehnya, selelah apapun tubuh Tasia melakukan pekerjaan itu, ia tetap bisa melakukannya meski rasanya tulang-tulangnya akan terlepas semua. Ia tidak merasa akan pingsan sama sekali. Kesadarannya utuh sepenuhnya.

Ia merasa sangat lapar dan haus, namun masih sanggup berdiri dan bekerja.

Tidak terasa, langit mulai menjadi kemarehan, tanda matahari sudah mulai muncul yang menandakan pagi akan datang. Sebuah bel dengan bunyi dengung yang memekakkan telinga menjadi pertanda bahwa pekerjaan hari ini sudah selesai.

Para penjaga mengarahkan semua tawanan untuk berbaris keluar dari lokasi kerja dengan memecut-mecut tidak jelas. Tasia sangat geram melihat betapa jahatnya kumpulan makhluk tersebut. Bukan wajah dan rupanya saja yang seperti monster, namun perbuatan dan pikiran mereka juga sama seperti monster!

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com