"Mau tambah lagi?" Hadyan sudah bersiap menyendokkan bubur ikan lagi ke dalam mangkuk Tasia.
Tasia menggeleng "Aku sudah kenyang. Trimakasih, Hadyan."
"Baiklah kalau begitu." Katanya dengan meletakkan gelas berisi air putih yang sudah dituangkan pelayan ke samping mangkuk Tasia. "Minumlah. Setelah ini, Tabib akan memeriksa kandunganmu."
Dewi Sri memperhatikan pasangan itu dengan perasaan hangat. Rasanya ia ingin tersenyum sendiri menyaksikan keharmonisan kedua insan yang sedang menunggu kelahiran buah hati mereka itu. Ia juga merasa bangga pada Hadyan yang bisa mengurus Tasia dengan baik.
"Apakah kau mengidam bubur ikan, Permaisuri?"
Tasia mengangguk "Sepertinya begitu. Aku juga terkadang suka makan daging kelinci. Sepertinya anak-anakku yang menyukainya."
"Wah.. Lucu sekali. Itu benar, Permaisuri. Anak-anak ular memang sangat menyukai ikan. Sama seperti siluman ular wanita yang lainnya, mereka akan senang makan ikan selama mengandung." Ceritanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com