Hadyan melirik Tasia sekilas, gadis itu mematung seakan baru saja menelan sebongkah racun.
"Hahaha.. Tenang saja, mereka masih muda. Masih banyak waktu untuk memiliki keturunan." Sela Raja Marda.
"Anda benar, yang mulia. Mungkin permaisuri kita masih ingin menikmati masa mudanya bersama Raja Hadyan." Angguk Aswini dengan mengusap punggung Tasia.
Diam-diam Tasia melirik Hadyan, pria itu nampak mengeras rahangnya. Sepertinya ia kesal atas pertanyaan yang datang dari keluarganya yang terdengar seperti desakan tersebut. Tasia jadi merasa bersalah dan tidak enak hati pada suaminya.
Setelah makan malam, Hadyan jadi tidak banyak bicara. Meskipun memang biasanya ia adalah laki-laki yang pendiam. Namun Tasia dapat merasakan aura berbeda dari sang raja. Tasia tidak tau harus berbuat apa, ia tidak berani bertanya apapun pada Hadyan. Baru kali ini ia melihat sang raja memperlihatkan kondisi hati yang buruk terhadapnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com