"Aku lebih memilih kau memukuliku sepuasmu, daripada harus merasakan kau mendiamiku seperti tadi. Semua tindakanmu membuatku takut, Anastasia. Aku tau kau tidak pernah berniat menakutiku, namun itulah yang sesungguhnya aku rasakan." Jujur Hadyan.
"Tapi sekarang kau sudah tau, kan? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." Tasia mengecup pundak suaminya.
"Aku percaya pada cintamu." bisik Hadyan.
***
Tasia sudah bisa makan seperti biasa. Tenggorokannya sudah tidak sakit lagi dan ia bisa makan berdua dengan Hadyan di meja makan. Gadis itu terlihat sangat senang, karena setelah sekian lama akhirnya ia bisa merasakan makanana enak kembali.
"Tanganmu masih sakit? Aku akan menyuapimu, jika masih." Ia meraih tangan kanan Tasia dan memerhatikan pergelangannya yang masih agak bengkak.
"Sudah tidak terlalu sakit. Tenang saja.. Aku bisa. Bahkan dengan tangan lebih parah dari ini, aku masih bisa memalu batu dan besi waktu itu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com