webnovel

CAPTER 4

Selepas kejadian itu Enzo memulai kehidupan sehari hari seperti biasanya, meskipun terlihat biasa biasa aja nyatanya Enzo masi memikirkan cita cita nya sejak kecil yaitu menjadi kesatria sihir yang hebat dan ingin memajukan desa desa yang memiliki nasib sama dengan desa Enzo.

Faktanya desa Enzo tidaklah sebaik apa yang kita kira sebelumnya yang mayoritas penduduk sebagai petani dan pekebun, desa Enzo merupakan desa kecil yang terletak di paling ujung kerajaan Nusantara.

Sehingga membuat aksi tindakan kriminal cukup tinggi di tambah lagi para monster/iblis yang sering muncul di sebabkan faktor penjagaan yang cukup lemah.

Para polisi dan kesatria sihir yang berjaga di desa tak sebanyak seperti desa desa atau kota pada umumnya. Hal itu kemungkinan karena kondisi letak geografis yang sangt amat jauh dari pusat kota membuat penjagaan kurang begitu ketat. Di tambah lagi terkadang kerajaan hanya memprioritaskan siapa yang membayar pajak lebih besar.

Oleh sebab itu Enzo ingin menjadi seorang kesatria sihir yang hebat lalu merubah peraturan peraturan itu. Namun di sisi lain ia juga harus menjaga desa bersama teman teman nya dan harus melupakan mimpi besar nya menjadi Kesatria sihir yang hebat.

"Menjadi kesatria sihir yang hebat? Sepetinya itu hanyalah mimpi" gumam Enzo dalam hatinya.

Meskipun Enzo nampak baik baik saja akan tetapi Ibunya tahu bahwa di dalam hati Enzo yang terdalam ia sangt ingin menjadi seorang kesatria sihir. Alhasil sang ibu memutuskan untuk memintah Enzo menggapai mimpi hebat nya itu.

"Aku tahu bahwa ini adalah pilihan yang sulit bagimu nak tapi di sisi lain ada impian dan tanggung jawab besar yang menunggumu, jadi ibu memintah padamu agar jika kelak engkau menjadi kesatria yang hebat jangan pernah lupa bahwa kau berasal dari orang orang sperti kami. Pergilah dan raih mimpi besar mu!" ucap ibu Enzo dengan penuh kasi sayang.

"Maaf Bu aku akan tetap tinggal di sini dan menjaga kalian semua bersama teman teman yang lain" jawab Enzo.

"Aku tahu perasaanmu tapi aku memohon padamu, kau berbeda dari anak anak yang lain sejak bayi kau selalu memberikan hal hal yang menakjubkan. Jadi untuk yang kesekian kali nya aku memohon agar engkau mewujudkan cita cita besar mu yaitu menjadi kesatria sihir yang hebat. Hanya engkau yang bisa merubah nasib dari desa ini serta desa desa sejenisnya"

"Tapi jika aku pergi bagaimana dengan ibu dan para penduduk desa?"

"Kamu itu kuat kamu harus selalu menjaga dan melindungi orang orang, Kami bisa menjaga diri kami sendiri, pergilah nak"

Singkat cerita setelah di yakinkan oleh ibu nya, Enzo kemudian membulatkan tekad untuk menjadi seorang kesatria sihir dan akan segera pergi menuju ke ibukota.

"Baiklah Bu jika aku sudah menjadi kesatria sihir yang hebat, aku akan merubah semua aturan aturan sehingga desa desa yang memiliki nasib seperti desa kita akan mendapat layanan yang sama" ucap Enzo dengan tatapan penuh akan keyakinan.

Esok nya ketika membuka pintu untuk pergi ke ibukota, alangkah terkejutnya Enzo mendapati seluruh penduduk desa sudah menunggu ia di halaman rumah nya. Mereka berada di sana untuk mengucapkan salam perpisahan pada Enzo.

"Kalian semua? Apa yang sedang kalian lakukan" Kejut Enzo.

"Kami semua ingin mengucapkan salam perpisahan terakhir buat kamu Enzo"

"Kalian semua?" sambil terharu Enzo terkejut melihat semua orang yang merayakan salam perpisahan padanya.

Terlihat kepala desa dan para teman teman Enzo yang sangat antusias menyemangati Enzo dalam menggapai mimpi besarnya. Hal itu membuat Enzo terharu dan sebelum pergi Enzo memintah pada teman teman nya untuk selalu menjaga desa selama ia pergi.

"Kau adalah anak yang baik Enzo semoga kau bisa mewujudkan mimpimu" ucap para masyarakat.

"Semuanya beri semangat buat nak enzo semoga ia bisa membanggakan desa kita" teriak kepalah desa setempat.

"Yeaaaaah"

Enzo lantas memanggil Riu dan memerintahkan kepada semua rekan rekanya bahwa mulai sekarang yang akan memimpin kelompok daun hijau dalam melindungi desa Hame adalah Riu.

"Baik kapten kami akan selalu menjaga desa dengan raga dan semangat kami" jawab para pasukan daun hijau dengan air mata yang keluar.

"Woooy jangan menangis begitu! Aku jadi tidak enak" ucap Enzo.

Pasukan daun hijau adalah pasukan yang berisikan Enzo dan anak anak desa Hame. Pasukan ini di buat oleh para pemuda untuk menjaga desa Hame dari serangan para monster dan penjahat.

"Apakah kapten akan meninggalkan kita semua?" ucap Qaisya bocah perempuan berumur 5 tahun dengan polos.

"Tidak Qais chan aku akan pergi sementara dan akan segera kembali kok, Qais chan harus janji tumbuh menjadi lebih kuat lagi ya sampai aku kembali" jawab Enzo sambil tersenyum memegangi dan mengelus kepalah Riu chan.

Itu adalah hari di mana semua warga desa bergembira dan menangis bersama rasa kekeluargaan mengobati semuanya sungguh itu adalah hari yang indah. Apakah Enzo berhasil menggapai mimpinya?

Berbekal uang 2 juta hasil penjualan kerbau nya, perjalanan Enzo untuk menjadi yang terkuat akhirnya di mulai. Acara pembukaan akademi kesatria sihir akan di laksanakan 1 bulan lagi.

Untuk sampai di ibukota di butuhkan waktu 3 minggu apabila berjalan kaki dan kisaran 1 Minggu jika naik kendaraan. Karna Keterbatasan fasilitas yang dimiliki Enzo memutuskan untuk berjalan kaki.

"Semuanyaaaaaaaaa aku pergi dulu, jaga diri kalian sampai aku kembali" ucap Enzo sambil melambaikan tangannya.

"Hati hati enzoooooooooo jaga diri baik baik" jawab para penduduk

Enzo Akhirnya pergi meninggalkan desa dan bergegas menuju ke ibukota untuk menjadi kesatria sihir yang hebat. Enzo teringat akan pesan ibunya bahwa ia harus merahasiakan bakat yang ia miliki sebab nanti takutnya semua orang tidak ada yang mau berteman dengan Enzo, hal itulah yang selalu di takutkan ibu Enzo.

Ibu Enzo sangat menyayangi Enzo melebihi siapapun, Enzo selalu menetaskan air mata nya setiap teringat akan ibunya, kini ia sudah tidak bisa lagi berada di samping ibunya sebab ia harus pergi ke ibukota dan menjadi kesatria sihir yang hebat.

"Kesatria sihir aku datang!!!"