webnovel

The Mystery Sea [Legendary]

valleriezzhang · Fantasia
Classificações insuficientes
3 Chs

1.

Open Arms. Open the life.

Legend of the mystery sea, Athlantis.

Aku, Oh Luhan. Istri sah dari seorang Oh Sehun. Kita menikah karena adanya cinta yang berbuah dikedua hati dalam kita. 2 tahun yang lalu kami lewatkan dengan berbagai cara. Pahit, manis, asam, dan pedas.

Jika menyatu akan menjadi ujian untuk kita, tantangan untuk kita. Menguji seberapa besar cinta di antara kita. Namun, setelah ia telah memiliki diriku seutuhnya, telah mengambil perawananku, telah menjatuhkanku kedalam hatinya. Ia menjadi tidak menggangap aku ada. Selalu membawa wanita luar dan melakukan hubungan intim di hadapanku, membuatku panas setiap saat. Aku tidak tau kenapa Sehun bisa seperti ini.

Ia seperti tidak mencintaiku lagi, bahkan melihatku saja tidak. Sakit? Sakit! Bahkan sangat! Sangat sakit! Tidak ada istri yang ingin suaminya selingkuh apalagi secara terang terangan. Aku tidak tahan lagi, cobaan itu perlahan membuatku panas dan menyerah.

Jika memang Sehun tidak mencintaiku, kenapa ia mau melamarku? Kenapa ia selalu bersikap manis kepadaku? Kenapa ia selalu mengombalku? Selalu menemaniku saat sakit, saat aku membutuhkannya. Selalu menjadi sandaranku selain Ayahandaku , menjadi bantal gulingku yang siap sedia menyerap seluruh omongan ocehan curhatan dan air mata asamku? Kenapa itu semua ia lakukan jika ia tidak mencintaiku? Atau bahkan membenciku dan terus mengabaikanku.

Di tanggal 20 bulan 5, yang jika di artikan 520, adalah wu er ling (五二零)yang di artinya wo ai ni, akumencintaimu di dalam bahsa mandarin. Hari dimana aku dan Sehun melaksanakan upacara pernikahan dengan senyuman manis dan kebahagiaan yang mendalam dan harmonis. Tepat di hari ini, namun jam yang telah menunjukan pukul 21.56wks.

Sehun belum pulang. Aku berharap ia tidak melupkan hari ini. Hari dimana kita melakukan upacara pernikahan tahun lalu. Bahkan tadi pagi saat ia ingin berngakat ke kantor, ia disibukan oleh ponselnya ynag terus keluar notifikasi sms, dan itu mengakibatkan aku susah membuka mulut mengajaknya berbicara sebab jika menggangu konsentrasi orang itu tidaklah sopan. Jam telah menunjukan pukul 23.14 namun Sehun tetap belum memberikan kabar kabar suara akan pulang. Lama perlahan mataku memberat dan aku ketiduran di ruang tengah yang sebelumnya tempat dimana aku meninggu suamiku.

Terik matahari menyeringai mataku, perlahan aku membuka mataku. Mengedip ngedipkannya beberapa kali untuk menyesuaikancahaya yang berlomba lomba memasui mataku. Aku mengamati sekitar, tunggu dulu! Ini bukan ruang tengah! Ini kamarku degan Sehun, tapi Seun dimana? Aku mengalihkan pandnaganku di meja rias dekatku, disana telah tersedia susu yang masih hangat, aku tebak Seun pasti menyiapkannya sebelum ia perg ke kantor beberapa menit yang lalu.

Di bawah gelas susu tersebut terdapat secartik kertas, namun tulisannya panjang. Aku membacanya�

Luhan, setelah bangun minumlah susu yang telah aku siapkan ini. Jangan lupa memakan sarapanmu yang telah aku siapkan dimeja makan, jangan tunggu aku pulang lagi lain kali. Karena, aku akan terus sibuk belakangan ini. Maaf jika tidak bisa memberikanmu hadiah di hari anniver kita, Lu.

Sehun.

Aku menitikan air mataku. Mana panggilan sayang yang biasanya ia gunakan untuk memanggilku. Mana janji nya yang selalu mengingat hari hari penting kita, bahkan dia tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku satu bulan yang lalu. Bahkan sms yang akau kirimkan berisi 'selamat ulang tahun sehunie' ia tidak membacanya taupun membalasnya. Ia berubah, berubah total. Aku mulai jengah dengan hal ini. Apakah ia sedang menguji cintaku kepadanya sampai terus mendiamiku seperti ini? Apa salahku? Apa aku pernah membuatnya kecewa? Tapi kenapa? Tidak bisa dibiarkan menurutku, dengan cepat aku meneguk susu yang ia buat untuk ku dan bersiap siap ke kantornya.

Disinilah kau sekarang. Didepan gedung perusahaannya ynag tinggi dan megah ini. Aku memasuki pintu utama dan berjalan menuju lift yang tidak jauh dari meja resepsionis.

" Ada yang bisa kami bantu nona?" Tanya resepsionis itu. Aku menringit heran, apa seisi kantor ini tidak tau apa statusku disini?

" Ahh aku inginmenemui Sehun" jawabku.

" Apakah anda telah membuat janji?" tanyanya lagi, membuat keruta di keingku semakin mendalam.

"Aku tidak perlu membuat janji, aku hanya mau membawakan suamiku makan siangnya. Apa kau tidak tau kau siapa?" tanyaku dengan nada lembut. Yeoja itu terperanjat kaget setelah mendengar perkataanku.

" Maaf nyonya Oh , saya tidak tahu. Ahh, anda boleh menemui direktur " ucapnya ramah. Dan kau hanya mengganguk dan memberikan senyuman manisku. Aku menaiki lift dan beberapa detik-menit kemudian aku telah sampai di tujuan, lantai 9.

Aku menjalani sepanjang koridor dan menemukan pintu ruang kerja Sehun tidak tertutup rapat. Maka aku memutuskan menyelipkan kepalaku melihat kondisi didalam dulu. Tapi,,,

Deg#

Bagaikan tersambar petir, Sehun sedang melakukan hubungan inti dengan seorang yeoja, yang aku ketahui sebagai seketarisnya.