Martin lihat Lyra sibuk mengetik kata-kata yang menjelma menjadi kalimat di atas keyboard laptop. Tangan mungil Lyra seperti menari-nari di atas keyboard.
Martin yakin, dengan kesibukan perempuan itu, Lyra pastilah tidak dengar ucapan Martin.
"Kau tidak kerja?"
Martin kaget, ia tidak tahu apa yang ada dalam otak Lyra. Ternyata orang itu masih fokus pada eksistensinya. Buktinya Lyra berucap tidak ngelantur kemana-mana.
Martin memposisikan tangan di dada angkuh. Ia menatap lurus Lyra. Menyebarkan aura intimidasi yang sangat besar.
"Nanti. Masih ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Mengenai apa? Aku sibuk, tapi kalau kamu masih ingin bicara, aku bisa membersamai kamu. Biar begini-begini aku bisa membagi fokus perhatian."
Martin menatap lurus Lyra. Entah kenapa ia semakin bertambah kesal pada sikap perempuan itu. Sikap sok sibuk Lyra menyebalkan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com