Hembusan angin malam yang terasa menusuk tulang telah membuat Kiara Larasati menggigil kedinginan. Dia pun terlihat mendekap kedua tangan ke depan dada untuk memberi sedikit kehangatan. Sayangnya, hal itu tak banyak membantu. Udara malam masih saja menunjukkan sisi keliarannya.
Berulang kali Kiara tampak membuang nafas kasar demi menepis rasa dingin yang semakin menusuk tulang hingga tubuhnya bergetar hebat. "Huh, dingin sekali malam ini," Ucapnya dengan bibir bergetar.
Sedetik kemudian dia pun merasakan rasa hangat yang melingkupi kulit telanjang. Tersentak? Tentu saja! Sehingga dia pun langsung menolehkan wajahnya. Seketika itu juga bermanjakan ketampanan bak Dewa Yunani yang menghujaninya dengan tatapan penuh kelembutan.
"Biarkan seperti ini, Nona Kia." Ketika Kiara hendak melepaskan jaket tersebut.
"Tetapi bagaimana dengan Anda, Sir? Udara malam ini sangat dingin. Anda bisa sakit."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com