Calvino terkekeh kecil. "Tatapan mu yang seperti itu membuatku semakin rindu, baby."
Tidak hanya kau yang rindu, aku juga rindu, bahkan sangat rindu. Batin Kiara.
"Lebih baik istirahat. Besok kita mengobrol lagi. Aku tutup dulu ya teleponnya." Calvino langsung menyahut. "Jangan, baby! Aku masih rindu."
--
"Tapi, kau harus istirahat."
"Please, sebentar lagi saja, baby. Biarkan aku memanjakan mata ku dengan keindahan wajah mu yang bersinar bak Rembulan."
"Dasar raja gombal. Sudah sakit masih saja pintar merayu."
Tidak suka mendengarnya mengiringi Calvino mendesah lelah. "Dengarkan aku, baby. Aku ini bukan raja gombal. Calvino mu ini tidak pintar merayu. Tetapi yang ku katakan sesuai dengan kenyataan. Kecantikan mu ini sejajar dengan indahnya sinar Rembulan."
Tak ayal kalimat yang baru saja terlontar dari bibir kokoh mengiringi semburat merah di pipi.
"Dan ada apa dengan pipi mu itu, huh?" Godanya.
"Ish, sayang kebiasaan deh. Udah ah aku tutup teleponnya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com