Sosok yang tak lain adalah putri Xinjiang itu begitu terkejut saat pemuda berjubah hitam membaca sebuah kalimat yang tidak bisa dia mengerti.
Swoosh
Kemudian muncul asap hitam yang lalu menarik keduanya ke dalam. Seketika mereka berdua menghilang dari sana tanpa meninggalkan jejak apapun.
....
Matahari bersinar teramat terang saat itu. Di padang rumput yang luas, muncul gumpalan asap hitam yang semakin lama semakin banyak. Kemudian tiba-tiba muncul dua sosok dari sana bersamaan dengan asap hitam yang menghilang.
"Apa ini? Kemana kau membawaku?" sosok gadis itu melompat ke belakang dan menatap pemuda di hadapannya dengan waspada.
Sosok yang adalah Putri Xinjiang itu tentu saja tidak bisa berbuat banyak dalam keadaan seperti ini, dia sadar kalau dia mungkin tidak akan selamat dalam situasi ini.
"Tidak perlu marah putri, saya hanya ingin membantumu mempercepat kematianmu." pemuda itu menarik pedang dari sarungnya yang ia dapat entah darimana.
"Siapa kau?" tentu saja Putri Xinjiang terkejut mendengarnya, belum genap satu hari dia berada di sana tapi sudah ada yang mengirim pembunuh.
"Anda tak perlu tahu!!"
Swoosh
Setelah mengatakan itu pembunuh bayaran tadi menghilang, hal ini membuat Putri Xinjiang mengernyitkan dahi. Dia masih belum begitu mengerti tentang Kultivasi yang berada di dunia ini.
Jadi tak ada yang bisa Putri Xinjiang lakukan selain menajamkan seluruh Indra untuk itu, meski sebenarnya dia masih merasa lemas.
Srett
Slashh
Tanpa di duga Pembunuh tadi muncul dan mengayunkan pedangnya pada lengan kanan atas Putri Xinjiang. Serangan tiba-tiba itu tentu saja membuat Putri Xinjiang tidak bisa mengelak ataupun menghindar.
Alhasil sebuah luka goresan panjang dan dalam terlihat di lengan kanan atasnya, darah mulai merembes keluar dari hanfu yang robek parah.
"Sshh" Putri Xinjiang meringis saat merasakan sakit dan perih yang teramat di lengannya. Tangan kirinya bergerak menyentuh luka itu.
Menyadari situasinya yang semakin sulit, Putri Xinjiang melompat dan berlari cepat meninggalkan Padang rumput itu. Berusaha berlari secepat mungkin untuk pergi dari sana, dia sadar tidak akan menang.
"Anda tidak akan bisa lari Putri!!!" suara pembunuh itu terdengar namun bahkan Putri Xinjiang tidak tahu keberadaan pembunuh itu.
Dunianya saat ini begitu berbeda dan aneh, Putri Xinjiang yang baru berada di sana tentu saja tidak bisa terbiasa secepat itu. Dia masih perlu beradaptasi, tapi orang-orang itu begitu tidak sabar untuk membunuhnya.
Memikirkan hal ini tanpa sadar Putri Xinjiang mengeraskan rahangnya, hingga giginya bergemeletuk. Alisnya menukik tajam dengan langkah semakin cepat.
Dia sadar kalau dia telah mati di dunianya, dan dia tidak ingin langsung mati di sini yang bahkan belum dia kuasai. Bagaimana mungkin seseorang sepertinya menyerah dan mati dengan begitu mudah.
"Lihat saja, aku akan mengingat ini dan membalasnya. Siapapun kau yang telah mengirim pembunuh itu, aku pasti akan membunuhmu!!" gumam Putri Xinjiang seraya mendesis penuh dendam.
Putri Xinjiang menoleh ke belakang sebentar untuk memastikan keberadaan Pembunuh tadi. Saat tidak menemukan apapun, dia melambatkan langkahnya lalu mengedarkan pandangan.
Dia merasa kalau pembunuh itu sudah tertinggal cukup jauh, kemampuan larinya memang tidak diragukan. Namun dia tetap waspada karena sadar dunianya sudah berbeda. Mungkin saja orang-orang bisa berlari dengan kecepatan yang melebihi manusia normal.
Swoosh
Baru saja selesai memikirkannya, Pembunuh itu muncul dan menghunuskan pedangnya. Kecepatan itu membuat Putri Xinjiang lagi-lagi tidak dapat menghindar.
Jlebb
"Akh!" Pedang tersebut telak menusuk ulu hati Putri Xinjiang, Sang Putri memekik merasakan sakit yang teramat sakit.
"Aku kagum dengan kecepatanmu, Istirahatlah yang tenang di Syurga." ucap Pembunuh itu seraya menyeringai, lalu dia menarik pedangnya tanpa kata pelan sedikitpun.
Brukh
Tepat setelah itu Putri Xinjiang ambruk dan jatuh tersungkur di tanah dengan darah yang membasahi tubuhnya. Luka di perut itu benar-benar parah.
"B*debah kau, Uhuk!" umpat Putri Xinjiang seraya terbatuk karena sakit yang dirasakannya.
"Simpan tenagamu untuk menghadapi malaikat Putri, jangan kau sia-siakan untuk mengumpat! "Pembunuh itu mengangkat sebelah sudut bibirnya kemudian berbalik, dia yakin putri Xinjiang tidak akan selamat karena merasakan aura kehidupan Putri Xinjiang yang semakin memudar.
Swoosh
Kemudian dalam sekejap mata pembunuh itu menghilang begitu saja, bahkan Putri Xinjiang baru satu kali berkedip.
"Ini tidak boleh terjadi..." lirih Putri Xinjiang seraya mencoba bangkit dengan tangan yang menutupi luka di perutnya agar darah tidak keluar lebih banyak.
Dia melangkah dengan tertatih-tatih menahan sakit, berjalan dan sadar kalau dia mulai memasuki area hutan. Ini membuatku merasa benar-benar tidak beruntung.
Tak lama melangkah Putri Xinjiang mendengar suara gemericik air. Dia yakin kalau tak jauh dari sini ada sungai atau bahkan air terjun, dia melangkah mengikuti suara itu karena dia harus menutup luka di perut dan tangannya dulu sebelum dia mati kehabisan darah.
Berjalan dengan menahan sakit memang membuat perjalanan terasa lebih lama dan sulit. Namun kekuatan Putri Xinjiang patut diapresiasi karena dia berhasil menuju sungai tanpa perlu waktu yang lama.
Sesuai dugaannya ada air terjun di ujung sungai itu, namun dia memilih abai sejenak dan mendekat ke sungai yang ternyata memiliki banyak batu. Air terjun di ujung juga hanya air terjun kecil yang penuh bebatuan.
Putri Xinjiang duduk berlutut lalu meraih air untuk membasuh lukanya, mengambil bawahan hanfu dan menggigitnya hingga robek. Kemudian dia melilitkan kain itu ke perutnya, mengikat kain itu dengan kencang hingga sedikit sesak. Namun yang terpenting dia tidak kehabisan darah.
Kemudian dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari pohon yang memiliki buah untuk di makan. Tapi dia tidak menemukan itu di sekitarnya, tetapi ada di seberang sungai.
"Ck! Kenapa aku sungguh si*l hari ini?" gumamnya pelan kemudian berjalan mendekati batu yang cukup besar di sana.
Putri Xinjiang tidak memiliki pilihan lain selain menyebrang, dia membutuhkan makanan untuk memulihkan tenaganya.
Dia melangkah dengan hati-hati melompati bebatuan besar di sungai yang alirannya cukup deras itu. Berusaha agar tidak terpeleset di bebatuan yang tentunya licin itu.
Sreett
Byuurrrr
Namun dia kehilangan keseimbangan pada batu keempat yang ternyata berada di atas batu lain, sehingga rubuh ketika di pihak olehnya.
Alhasil Putri Xinjiang tercebur ke sungai yang penuh batu, lalu terseret arus yang deras itu menuju ujung sungai di mana terdapat air terjun.
Meski bukan air terjun besar, tapi mungkin saja dia tidak selamat ketika tubuhnya menghantam bebatuan di bawah sana. Luka dari perut Putri Xinjiang yang masih mengeluarkan darah juga membuat air berwarna merah di beberapa tempat.
Putri Xinjiang masih berusaha meraih apapun yang berada di sekitarnya untuk berpegangan, namun arus yang deras terus menyeretnya tanpa ampun.
Perlahan tubuh Putri Xinjiang lemas karena terus membentur beberapa batu sejak tadi. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit, dadanya sesak karena kemasukan air. Putri Xinjiang merasa hidupnya diambang batas.
Dan tepat saat Putri Xinjiang menutup matanya, dia terjun bebas di air terjun. Dia kembali menghantam batu dengan begitu keras. Dan saat itulah Putri Xinjiang kehilangan kesadarannya.
TBC
Bogor 12 Juni 2022
Lira Nur