webnovel

The Left Behind

Menceritakan tentang kisah perjalanan Kim Taehyung yang mencari keberadaan sang eomma hingga mengantarkannya ke ibukota Seoul dimana ia harus bertahan hidup sendirian tanpa ada seorangpun yang ia kenal. Akankah Taehyung berhasil menemukan sang eomma? Sanggup pulakah ia untuk bertahan?

Nocita_Maria · Celebridades
Classificações insuficientes
31 Chs

Ch.29: The Lost Brother

Hi ... saya update. 🤭

Thx buat 16k views dan votenya.

Enjoyed.....

🍁🍁🍁

🍁🍁

🍁

"Kookie, kau yakin mau ikut Hyung kerja? Kau sedang sakit Kookie. Tinggal di rumah saja temani Eomma, ne?" bujuk Namjoon pada Adik bontotnya yang pagi ini ngotot mau ikut dengannya ke sekolah.

"Nggak mau. Kookie pokoknya mau ikut Hyung kerja. Titik." Kembali Jung Kook menegaskan poinnya.

"Eomma, apa benar tidak apa-apa?" tanya Namjoon pada Hye Jin yang sejak tadi memperhatikan ia dan Jung Kook.

"Adikmu keras kepala sayang. Mian ... sepertinya kau bawa saja. Tak apa," sahut Hye Jin.

"Yeeeyyyy, kau dengar itu Hyung? Eomma bahkan sudah mengijinkan aku," senang Jung Kook sembari mengejek sang kakak.

"Ckk ... baiklah-baiklah, Hyung akan ajak dirimu!" kata Namjoon yang akhirnya mengalah.

"Tapi dengan satu syarat!" lanjutnya.

"Ehhh, kenapa harus ada syaratnya?" protes Jung Kook.

"Mau ikut tidak?" balas Namjoon.

Sementara Hye Jin hanya memperhatikan interaksi ke duanya dengan mengulum senyum.

"Ish, dasar. Okay, ayo katakan apa syaratnya?" ujar Jung Kook, pasrah.

"Gampang. Nanti saat Hyung mengajar, Kookie harus menunggu Hyung di ruang kesehatan saja sekalian biar kau istirahat di sana ditemani Seokjin hyung. Deal?" tawar Namjoon.

"Yah Hyung ... Kookiekan mau lihat-lihat sekolah Hyung!! Masa Kookie ikut Hyung cuma numpang istirahat saja?" protes Jung Kook.

"Sayang, Kookie kan lagi sakit Nak!" tegur Hye Jin.

"Eomma...." rengek Kookie.

"Ya ampun. Hyung hari ini kan cuma ada 2 kelas yang harus diajar Kookie," ujar Namjoon.

"Eh, beneran?" tanya Jung Kook yang kembali antusias.

"Iya. Makanya nanti di jam pertama sama jam kedua, Kookie istirahat saja dulu. Nanti setelah Hyung selesai mengajar baru Hyung akan bawa Kookie melihat-lihat sekolahnya. Bagaimana, Hyung baik bukan??" ujar Namjoon lagi.

"Yeayyy ... asyik. Kookie setuju kalau begitu," sahut Jung Kook yang akhirnya mau menuruti sang Kakak.

"Cha, ini untuk bekalmu siang nanti Kookie. Eomma sudah memasakkannya khusus agar Kookie cepat sembuh. Jangan jajan sembarangan dulu eum?" kata Hye Jin sembari memberikan bekal yang ia maksud pada Anaknya yang menerima dengan senang hati.

"Dan Namjoonie, ini bekal bagianmu!" ujarnya pula, sembari memberikan bekal yang lain pada Namjoon yang seketika tersenyum lebar karenanya.

"Terimakasih Eomma. Pasti akan kuhabiskan," janji Namjoon pada sang Eomma.

"Kalau begitu, kami pergi dulu ya Eomma. Sampai nanti," pamit Namjoon setelahnya.

"Eomma, Kookie pergi. Dadaa...." pamit Jung Kook pula, setelah sebelumnya tak lupa mengecup pipi sang Eomma dengan sayang.

.

.

.

.

.

Di tempat lainnya, tepatnya di kediaman Bang Si hyuk, anak-anak yang diasuhnya pun juga tengah bersiap-siap untuk berangkat.

Jika kemarin adalah Mark yang mengantar, maka hari ini adalah giliran Jackson.

Pemuda tampan yang berstatus sebagai kakak kedua itu, kini tengah menunggu adik-adiknya untuk turun dan masuk ke dalam mobil yang sudah ia panaskan sebelumnya.

Sementara itu di dalam, Taehyung, Daniel, Young Jae, Joshua dan Bam Bam, tengah berpamitan pada Bang Si Hyuk, Mark, juga Woohyun.

"Ahjussi, hyungie ... kami ber-5 berangkat ke sekolah dulu ya? Sampai nanti...." pamit ke-5nya pada 3 orang yang mengantar kepergian mereka.

"Ya, sampai nanti anak-anak!" balas Bang Shi Yuk sembari tersenyum melihat anak-anak asuhnya yang tampak begitu bersemangat.

"Belajar yang rajin," pesan Woohyun.

"Jangan sampai bolos juga," ujar Mark tak ketinggalan.

"Ye ... kami akan melakukannya," jawab ke-5nya dengan kompak. Lantas segera berlalu dari sana.

Di luar.

"Kalian semua sudah siap berangkat??" tanya Jackson ketika semuanya sudah masuk ke dalam mobil.

"Ya Hyung. Kalo aku siap!" sahut Daniel.

"Aku juga Hyung," ikut Taehyung.

"Hyung yang ngebut ya?" ini Young Jae yang bicara.

"Jangan Hyung, pelan-pelan saja. Yang penting selamat!" pinta Joshua.

"Iya Hyung, aku setuju dengan Joshua Hyung. Pelan-pelan saja," ujar Bam Bam yang sependapat.

"Yakk, kalian berdua ini kenapa begitu penakut?" protes Youngjae lantaran idenya tidak disetujui.

"Aku masih mau hidup ya Jae. Enak saja kau minta mengebut," sahut Joshua dengan sinis.

"Lho, memangnya apa hubungannya dengan kau masih mau hidup? Jika kita mengebut bukankah akan lebih cepat sampai?" ujar Young Jae mengumukakan pendapatnya.

"Tidak terimakasih. Aku masih sayang nyawaku. Lihat, kita ini juga banyak. Kalau cuma kau saja ya sudah tidak apa-apa," sahut Joshua lagi.

"Hadeuh, kenapa kalian berdua jadi bertengkar?" komentar Daniel yang bingung.

"Sudah Jae, Josh. Jangan ribut lagi!" lerai Taehyung yang kebetulan berada di tengah keduanya.

"Lho Jackson Hyung, kok Hyung malah bengong? Ayo berangkat!" senggol Bam Bam pada Jackson di sampingnya.

"Eh!! Oh iya ya," kaget Jackson.

"Kajja ... let's go!!" seru Jackson kemudian, lantas segera menancap gas mobil yang ia kemudi.

"Ngebut Hyung!" masih sempat Youngjae berseru, dan seketika saja mendapat tatapan sinis Joshua padanya.

.

.

.

.

.

Di parkiran sekolah khusus tempat guru memarkirkan mobil mereka, Namjoon baru saja tiba dan kini tengah membukakan pitu untuk Jung Kook yang kembali kumat manjanya.

"Nah, ayo turun Kookie!" instruksi Namjoon pada sang Adik.

"Kaki Kookie lemes Hyungie. Gendong?" pinta Jung Kook sembari merentangkan kedua tangan pada Kakaknya yang menggeleng samar.

"Ckk ... dasar Kelinci manja!" desis Namjoon pada sang Adik, namun dengan ia yang masih tetap membalikkan badan agar Jung Kook bisa naik ke atas punggungya.

"Hyung, adik Hyung itu cuma Kookie. Wajar dong kalau Kookie mau manja-manja sama Hyung!" protes Jungkook tak terima, namun dengan tangan yang tetap melingkari bahu tegap sang Kakak.

"Ya ya, kau memang Adiknya Hyung satu-satunya. Coba jika ada dua yang sepertimu, bisa encok setiap hari Hyung dibuat oleh kalian!" sahut Namjoon, dan membuat Jung Kook tertawa.

"Ide bagus. Kalau begitu nanti akan Kookie minta sama appa dan eomma untuk memberikan kita adik. Hyungie mau?" goda Jung Kook.

"Tidak terimakasih. Kau saja terus merepotkan Hyung, Kookie. Tapi jika misalkan itu lebih tua darimu, mungkin bisa Hyung pertimbangkan!" ujar Namjoon.

"Ckk, itu namanya anak adopsi Hyung! Kan jika mau dari rahim eomma, mustahil dia akan lebih tua dariku. Dasar Hyung pabbo!" ejek Jung Kook.

"Yakk, mau Hyung turunkan?" ancam Namjoon.

"Hehe, jangan dong Hyungie. Kookie kan sayang Namjoon Hyung," cepat cepat Jung Kook memberi alasan agar sang Kakak tak menurunkannya.

"Hehhhh ... dasar penjilat!" ledek Namjoon.

Slurp!!

Suara jilatan yang tiba-tiba terdengar dan pelakunya tak lain adalah Jung Kook yang tau tau sudah menjilati pipi kiri sang Kakak begitu Namjoon selesai bicara.

"Aduh Kookie, kok jilat-jilat wajah Hyung sih?" protes Namjoon seketika.

"Lho, kan bukannya Hyung sendiri yang bilang Kookie penjilat! Ya Kookie jilat dong," sahut Jung Kook dengan raut wajah tak bersalah sama sekali.

"Astaga, bukan begitu juga kan....!" desah Namjoon frustasi.

"Sudah Hyungie, ayo cepat jalan. Hyungie ini banyak bicara daripada bekerja," omel anak itu kemudian. Sementara Namjoon yang menjadi korban, akhirnya ia pun hanya bisa pasrah dan melanjutkan langkahnya.

"Ayo ayo, yang cepat jalannya kuda Namjoonie!!" seru Jung Kook sembari mengoyang-goyangkan tubuhnya yang membuat Namjoon limbung.

"Aduh aduh, jangan banyak bergerak Kookie. Nanti kau jatuh Hyung tidak tanggung jawab lho!" peringat Namjoon yang seketika membuat sang Adik berhenti menggoyangkan tubuh bongsornya.

"Hehe ... mian Hyungie!" kekeh Jung Kook setelahnya.

Sementara itu di depan gerbang, Taehyung dan yang lainnya telah tiba di sekolah mereka. Bertemu dengan Jimin yang kebetulan juga baru turun dari mobil sang kakak, lantas mereka pun akhirnya memutuskan untuk jalan bersama.

Melewati gerbang sekolah sembari sesekali tersenyum di antara satu sama lain, sontak saja merekapun jadi pusat perhatian para siswi yang berpapasan dengan ke-6nya.

"Astaga ... apa aku sudah berada disurga!" heboh para siswi begitu Taehyung dan yang lainnya melewati mereka.

"Nanti kau harus makan siang dengan kita Jim. Akan kutunjukkan padamu nanti menu-menu luar biasa yang ada di kantin kita," terdengar suara Young Jae yang tengah melakukan promosi pada Jimin yang dirangkulnya.

"Apa menunya enak?" tanya Jimin penasaran.

"Tentu saja. Kau bisa tanyakan Taehyung kalau kau tak percaya!" ujar Young Jae.

"Iya kan Tae?" liriknya pada Taehyung.

"Iya Jim. Menunya benar-benar sangat enak," sahut Taehyung.

"Tuh kan benar. Apa kubilang!" ujar Young Jae yang puas.

"Baiklah, akan kucoba nanti!" setuju Jimin.

"Kyaaaa, mereka tampan sekali!" terdengar pekikan heboh para siswa lagi.

"Sst Joshua Hyung, apa kita baru saja mendapat sorakan dari para Siswi?" tanya Bam Bam yang sedari tadi penasaran pada Joshua di sebelahnya.

"Entahlah. Tapi coba saja kau lihat Daniel Hyungmu, Bam!" tunjuk Joshua.

Menolehkan pada siempu yang dimaksud, benar saja Daniel tampak tengah sibuk mengedip-ngedipkan matanya pada siswi-siswi yang mereka lewati.

"Astaga anak itu!" desis Joshua melihat kelakuan narsis sang sahabat.

.

.

.

.

.

Siang harinya saat bel istirahat menandakan sesi pelajaran jam kedua telah berakhir, sontak saja hal itupun disambut dengan antusias oleh semua murid, tak terkecuali kelas Taehyung yang begitu memberi salam seketika langsung berebutan untuk pergi keluar kelas.

Berjalan sembari berangkulan menuju pintu keluar, Taehyung dan Jimin seketikapun disambut oleh Joshua dan yang lainnya yang sudah menunggu.

"Eh kalian, cepat sekali sudah ada di sini?" kaget Taehyung yang melihat presensi sahabat-sahabatnya. Begitupula dengan Jimin yang ada di sisinya.

"Tadi Kwon songsaenim yang mengajar Kimia cepat keluar, lantaran ia harus pergi mengurus sesuatu. Jadi begitulah ... kami pun jadi keluar lebih awal," terang Daniel mewakili teman-temannya.

"Aa, begitu!" angguk angguk Taehyung yang seketika mengerti.

"Oh ya, langsung ke kantin atau bagaimana?" ujar Jimin yang bertanya kali ini.

"Langsung ke kantin saja!" sahut Young Jae yang menjawab.

"Bam Bam bagaimana?" tanya Taehyung, ketika akhirnya dia menyadari yang paling bungsu di antara mereka belum menampakkan diri.

"Aku sudah mengirimkan pesan padanya untuk langsung mencari kita nanti di kantin. Jangan khawatir," sahut Joshua.

"Baiklah, kalau begitu ayo semuanya kita cepat pergi!" seru Daniel bersemangat.

Di kantin.

"Hyungdeul di sini!" terdengar seruan seseorang begitu ke-5nya memasuki area kantin.

"Oh, Bambam sepertinya sudah mengambil meja untuk kita!" tunjuk Young Jae pada teman-temannya.

"Wahhh, ternyata anak itu cekatan juga!" kekeh Daniel dan disetujui oleh yang lain.

Berjalan dengan perlahan sembari sesekali menghindar dari banyaknya siswa-siswi yang berlalu lalang, begitu tiba ke-5 namja itupun segera mendudukkan diri di meja yang tadi telah Bam Bam amankan untuk mereka.

"Bam, kau sudah memesan makanan apa belum?" tanya Joshua membuka mulut.

"Tentu saja belum Hyung. Akukan menunggu kalian," sahut Bam Bam sembari menunjukkan cengirannya.

"Baiklah, kalau begitu biar aku dan Jimin saja yang memesan makanan!" seru Young Jae menawarkan diri.

"Eh!" kata Jimin kaget

"Lho, bukannya tadi pagi kau bilang kau penasaran?" senggol Young Jae pada Jimin di sisinya.

"Ah iya, kau benar!" kekeh Jimin, tersipu.

"Tapi jika kalian berdua saja kurasa tak bisa. Ada banyak yang harus kalian pegang nanti. Aku akan ikut kalian!" interupsi Daniel.

"Oh iya-iya, kau benar juga Niel!" kekeh Young Jae.

Setelahnya, Taehyung dan yang lainnya pun segera menyebutkan pesanan mereka.

"Aku mau nasi ayam dan air mineral," mulai Joshua.

"Aku pesan Bibimpap dan jus jeruk," pinta Taehyung.

"Bammie mau burger dan soft drink Hyung," giliran Bam Bam menyebutkan.

"Baiklah, kami akan segera memesankannya untuk kalian. Tunggu di sini," kata Young Jae mewakili Jimin dan juga Daniel, lantas segera bergegas meninggalkan meja mereka.

Di tempat lain tepatnya di ruang kesehatan, Namjoon yang baru saja masuk seketikapun mengalihkan perhatian Jung Kook dan Seokjin yang tengah mengobrol.

"Oh Hyungie, kau sudah selesai?" tanya Jung Kook antusias, begitu melihat kehadiran sang Kakak.

"Hmm. Kelas Hyung baru saja selesai Kookie," sahut Namjoon.

"Hai Joon?" sapa Seokjin pula, begitu Namjoon mendudukkan dirinya di samping Jung Kook di atas brankar yang tersedia di ruang kesehatan.

"Hai Seokjin!" balas Namjoon.

"Bagaimana keadaan adikku Jin-ah, apa demamnya sudah turun?" tanya Namjoon setelahnya.

"Hmm. Sudah sejak 2 jam yang lalu Namjoon-ah. Kau bisa coba cek sendiri!" sahut Seokjin, sekaligus memberikan instruksi.

Mengikuti apa yang dikatakan Seokjin, sontak Namjoon pun segera menyapukan tangannya pada dahi Jung Kook yang ada di sisinya.

"Aaa, kau benar!" ujar Namjoon setelahnya.

"Hehe, Kookie hebatkan Hyung?" ujar Jung Kook pada sang Kakak.

"Mm. Hyung jadi lega," tanggap Namjoon.

"Oh ya, ini sudah waktunya makan siang. Kajja kita makan?" ajak Namjoon setelahnya.

Mulai membuka kotak bekal masing-masing yang telah disiapkan dari rumah, ketiganya pun seketika terkesima melihat makanan buatan ibu mereka.

"Wahh ... banyak sekali yang eomma masak!" kagum Jung Kook yang tengah terpukau, lantaran tempat bekalnya penuh dengan makanan seperti potongan daging, sayur, sosis serta kimchi.

"Woow, eomma memang benar-benar mengetahui apa yang kusuka!" Ujar Namjoon pula, lantaran miliknya adalah sup ikan serta sayuran.

"Taraa ... masakan eommaku juga tak kalah hebat," pamer Seokjin.

"Eh, ini apa?" tanya Seokjin penasaran, saat melihat masih ada satu kotak bekal lainnya yang belum terbuka.

"Oh itu! itu kimbap tambahan yang eomma buat untuk aku dan Jung Kook," terang Namjoon.

"Aku mau!!" seru Seokjin bersemangat.

"Sebentar-sebentar, biar kubuka dulu!" pinta Namjoon dengan tangannya yang perlahan membuka tutup bekal yang dimaksud.

"Taraaa!" ujarnya kemudian.

"Wahhhh ... tak kusangka makan siang kita akan jadi terasa mewah begini," riang Seokjin.

"Aku minta ya?" pintanya kemudian.

Sementara Namjoon dan Jung Kook hanya menganggukkan kepala mereka sebagai jawaban.

"Gomawo," ucap Seokjin begitu ia telah menyumpitkan satu gimbap untuk ia gigit.

Setelahnya, ke-3 orang itupun makan dengan khusyuk.

Kembali ke rombongan Taehyung, Youngjae, Daniel, dan Jimin yang tadi memesan makananpun sudah kembali ke meja mereka dengan tangan yang masing-masing penuh membawa nampan.

"Pesanan kalian datang!!" heboh Young Jae, seraya meletakkan 2 nampan yang ia bawa di atas meja beserta 1 botol air mineral serta 1 soft drink.

"Wahh punya Bammie. Asyikkk!" riang Bam Bam yang melihat.

"Tae, ini pesananmu!" ujar Jimin yang membawa milik Taehyung dan menyerahkannya pada siempu.

"Mian merepotkan. Gomawo Chim?" tutur Taehyung.

"Cheonma," sahut Jimin, sembari iapun meletakkan miliknya di atas meja.

"Milikmu Josh!" giliran Daniel yang menyerahkan pesanan Joshua.

"Thanks Niel?" ujar Joshua, dan diangguki oleh siempunya.

"Wah, kau ternyata pesan Jjangmyeon Niel?" tanya Taehyung antusias, begitu Daniel meletakkan nampannya.

"Ya. Aku lagi berselera untuk makan ini!" sahut Daniel.

"Hmm, sepertinya besok aku harus pesan itu!" gumam Taehyung.

Kembali pada Young Jae.

"Baiklah semuanya, karena sekarang masing-masing sudah ada makanan, ayo mari kita makan!!" seru namja tersebut, dan diangguki oleh teman-temannya.

.

.

.

.

.

15 menit kemudian setelah mereka semua selesai, Taehyung dan yang lainnya pun segera kembali ke kelas masing-masing.

Fokus dengan guru Dong yang tengah mengajar Fisika di depan sana, Taehyung yang duduk di samping Jongin tiba-tiba memilik hasrat untuk buang air kecil.

Aduh, kenapa harus sekarang? Tadi kan istirahat cukup lama? batin Taehyung yang merasa enggan untuk pergi ke toilet, terlebih kali ini guru Dong tengah menjelaskan materi yang cukup pelik.

Ah kutahan sebentar. Tunggu hingga pak Dong selesai menjelaskan saja! putus Taehyung, dan berusaha untuk kembali fokus dengan penjelasan Pak Dong di depan kelas.

20 menit kemudian.

"Pak Dong?" panggil Taehyung yang sudah tak tahan lagi dan kini tengah mengacungkan tangannya.

"Ya Kim Taehyung, kau mau menjawab soalnya?" tanya Pak Dong dengan wajah bersinar. Lantaran tadi dia memang sempat menuliskan beberapa soal di papan tulis, dan tengah menunggu murid-muridnya untuk maju menjawab soal-soal tersebut.

"Wah Tae, kau serius? Ternyata otakmu cukup encer juga ya," senggol Jongin pula yang duduk di sebelahnya.

"Anu, maaf bukan Pak!" sahut Taehyung kemudian, dan sontak membuat Pak Dong juga teman sekelasnya kaget.

"Lho, kalau begitu kenapa kau mengangkat tangan Kim Taehyung?" tanya Pak Dong kemudian.

"Anu ... saya mau permisi ke toilet, Pak! Hehe," jawab Taehyung sembari terkekeh.

Sementara itu, teman sekelasnya juga langsung refleks nenertawakannya.

"Ya ampun, Ssaem pikir kamu mau menjawab tadi!"

Menggeleng-gelengkan kepalanya atas jawaban Taehyung, setelahnya Pak Dong dengan dagunya pun memberikan isyarat menyuruh Taehyung untuk keluar.

"Terima kasih Pak. Permisi...." pamit Taehyung yang buru-buru beranjak dari kursinya menuju pintu kelas.

Sementara itu, Jimin yang ada di sisi lain ikut pula memperhatikan tingkah laku sahabatnya tersebut.

Dasar, ada-ada saja! batin Pria imut tersebut.

Sementara itu di toilet, seorang anak kecil baru saja selesai melakukan hajatnya.

Tengah berdiri di depan wastafel untuk cuci tangan, ia sedikit dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba langsung lari terbirit-birit untuk masuk ke dalam salah satu bilik yang tak di pakai, lantas segera menguncinya kemudian.

"Astaga, buat orang kaget saja! Apa dia sudah tidak tahan lagi?" desis Jung Kook yang tak suka. Sementara itu, iapun telah menyelesaikan acara cuci tangannya dan kini tengah proses mengeringkan.

"Kookie, sudah selesai?" panggil seseorang tiba-tiba dari pintu masuk.

"Eoh Hyung, baru saja!" jawab yang ditanya, lantas segera menghampiri sang Kakak.

Sementara itu pria yang baru saja berada masuk ke bilik kamar mandi tadi, tak ayal iapun ikut mendengarkan percakapan tersebut. Lantaran hanya ada dia dan seseorang yang baru dipanggil tadi, Taehyung pun jadi bisa mendengarkannya dengan sangat jelas.

"Haha ... Kookie, seperti kue saja!" tawa pria itu yang tak lain adalah Taehyung.

"Eoh tunggu sebentar, Kookie!!" ulang Taehyung sendiri, dan seketika membolakkan matanya kaget.

TBC

Hayolo, kenapa tu si Tae kaget? wkwk

Tunggu next chapnya ya? 😉

Oh ya, a vote and comment given by you would be appreciated by me so much.

Thx for reading....😉

See you next chap after 17k views and many votes. 👋

29/12/20