webnovel

Keluarga Xi : Persyaratan

Mobil berhenti depan lobi rumah mewah. Reina mendesah dalam hatinya, betapa tak mudah berurusan dengan keluarga kaya terlihat dari deretan pelayan yang lagi-lagi dilihatnya.

"Apa kamu baik-baik saja? kemungkinan menginap akan ada, lain kali saja bagaimana?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya belum terbiasa di sambut seperti itu"

Venom melihat arah yang ditunjuk Reina, mau tak mau membuat senyum muncul di wajahnya yang tegang, ternyata perkara sambutan.

"Biasakan. Tiga bulan ke depan, kamu akan sering melihat itu"

"Hah? bukankah itu berlebihan?"

"Buat ibuku, tidak ada kata berlebihan selama kamu punya uang untuk digunakan"

Kalimat tersebut menutup mulut Reina untuk bicara lebih. Mereka berdua keluar dari mobil, melangkah melewati deretan pelayan dengan tangan mengengam.

"Kalian sudah datang"

Sebuah pernyataan yang disampaikan dengan dingin, sontak Reina memperhatikan. Venom terus berjalan ke arahnya seraya tersenyum kaku.

"Ibu ini Reina dan ini ibuku, Mae Xi"

"Halo ibu"

"Jangan panggil aku ibu, kamu belum masuk keluarga ini dengan benar"

"Ibu Mae, jangan beri kesulitan pada istriku, bisakah damai?"

"Sejak kapan ibu beri kesulitan? kamu menikah tanpa persetujuan keluarga, kami tak usik. Bukankah ini perlu dikoreksi?"

Venom tersenyum kecut mendengar kalimat Mae, ia tahu telah salah menyalahi aturannya. Reina berkeringat dingin di bawah pandangan Mae yang intens.

"Ah, anak sudah besar tak bisa menahan kritik dari orang tua. Apakah ibumu ini tak ada harganya sampai dilupakan?"

"Tidak begitu ibu"

"Kamu ditunggu di ruang besar oleh nenek"

"Wanita tua?"

"Venom Xi jaga bicaramu"

"Reina ikut?"

"Tinggalkan dia disini. Kamu jangan pelit berbagi"

"Apakah ibu akan menekankan hubungan ibu mertua dan menantu?"

"Keluarga Xi mempunyai aturan dan istrimu harus tahu itu"

Venom ragu untuk melangkah tapi, Reina berikan senyum padanya. Perlahan-lahan nafas yang ditahan segera diturunkan.

"Aku pergi dulu. Kalau ibuku berbicara tidak adil padamu, kamu harus beritahu padaku"

"Aku tidak apa-apa"

Mae melihat jelas hubungan baik keduanya. Kalau begitu, bagaimana rumor diluar terdengar sangat tidak berharga untuk di dengar atau sengaja ada orang yang memiliki kepentingan pikirnya.

"Duduk!"

Reina tersenyum sebelum duduk di dekatnya, secangkir teh herbal di berikan oleh pelayan demikian juga untuk Mae.

"Siapa namamu?"

"Reina Zhong"

"Keluarga Zhong mana?"

"Kami hanya keluarga kecil. Jauh dari keluarga Zhong yang ada di kota tengah"

"Ah, keluarga Zhong pinggiran ternyata. Mengapa kamu masuk penjara?"

Reina tertegun, berfikir kata penjara tidak akan dimungkinkan dikatakan tetapi belum ada lima menit sudah ditanyakan, ini tidak mudah pikirnya.

"Aku diminta keluarga untuk menikah dengan tuan Jose tapi aku juga tidak terlalu mengerti mengapa mereka memasukan aku ke dalam penjara"

"Begitu?"

"Ya"

"Konyol! kesalahan sendiri tak tahu tapi kamu menerima pernikahan dengan Venom segera kertas perceraian di tangan. Apa kamu ingin panjat sosial?"

"Aku-- "

"Keluarga Xi mempunyai aturan kuat dan bertahan ratusan tahun. Jika kamu ingin panjat sosial, aku sarankan keluar dari pernikahan ini secepatnya"

"Tapi aku tidak...."

"Cukup! aku bisa berbuat lebih dari ini. Venom bisa mengamuk padaku hanya masalah sepele seperti ini dan aku tidak mau itu terjadi"

Reina tertunduk, jarinya mengelus pelan cangkir di hadapannya. Risau tanpa bisa bicara pasti. Ini memang kesalahan dirinya yang tidak bertanya jelas masalah penjara malah larut dalam perhatian Venom.

Mae menyesap isi cangkir dengan jengkel. Bertahun-tahun menjadi orang penting dalam keluarga, putra kesayangannya membuat ulah di luaran, orang bodoh juga bisa melihatnya.

Suasana ruang makan terasa tidak menyenangkan, para pelayan sangat berhati-hati dalam bergerak.

"Buat dirimu berguna jika ingin tetap dalam pernikahan"

"Maksud ibu?"

"Layani dengan baik Venom dan melahirkan seorang putra untuknya sebagai ahli waris keluarga Xi"

"Bagaimana kalau seorang putri?"

"Keluarga Xi tidak pernah menerima keturunan wanita. Kalau ada, harus dibuang"

"...."

"Waktu yang diperlukan 9 bulan 10hari dan ini belum ada bulan pertama selesai. Satu tahun dari sekarang, ibu pikir cukup membuatnya"

"Aku-- "

"Besok sore ibu atur dengan dokter keluarga. Kamu tidak boleh kemana-mana, masalah Venom, biar ibu urus"

"Tapi Bu...."

"Tidak ada anak laki-laki tidak ada status di rumah ini. Kalau kamu tidak sanggup, ibu bisa carikan pengganti kamu untuk melayani Venom. Kamu hanya perlu diam saja dan terima anaknya"

"...."

"Kamu mengerti!"

"Baik Bu"

Reina mengganguk pasrah. Mae melihat arahnya dengan perasaan tidak senang, bagaimana bisa putra bodohnya memilih wanita tanpa di saring dulu sehingga bersih dari kotoran pikirnya semakin marah.

"Siapkan makanan utama dan lainnya. Dimana tuan besar?"

Salah satu pelayan datang, "Beliau ada di ruang kerja Nyonya" jawabnya.

"Reina, kamu disini menunggu Venom datang"

Mae bangkit berdiri lalu pergi tinggalkan Reina yang masih syok dengan perkataan terkait Venom.

Cangkir berisi teh herbal terasa pahit di mulut sama seperti hatinya. Siapa yang menipu disini dan panjat sosial. Reina semakin tidak nyaman dan nyakin untuk tetap tinggal di samping Venom.

Terdengar suara tawa renyah berasal dari lantai atas, Reina menoleh ke arahnya. Terlihat Mae dan seorang pria yang berwajah mirip Venom dengan perbedaan yang tipis.

"Mengapa dia ada disini?"

"Venom bersama nenek"

"Bocah tengil itu datang tanpa memandang wajahku! dimana dia"

"Ruang besar"

"Usir wanita itu"

"Jangan lakukan itu, kamu tahu betul putramu bisa bertindak diluar dugaan"

"Selama dia tidak menghasilkan keturunan keluarga Xi, satu ujung kuku dilarang masuk ke rumah ini, Mae Xi!"

"Tenanglah, marah-marah tidak baik untuk kesehatan. Aku akan meminta pelayan mengusir keluar atau di ruang tamu. Kita makan malam sekarang?"

"Antar makan malam ke kamar, benar-benar membuat hilang selera"

"Jangan begitu. Aku akan minta pelayan siapkan makanan ke kamar"

Mae membiarkan ayah Venom pergi lebih dulu sebelum turun dan menghampiri Reina yang mulai berdiri kaku.

"Pelayan, bawa nona ini ke teras ruang tamu untuk menunggu Venom dan siapkan makanan tuan besar di kamarnya"

Tanpa kata-kata, Reina mengikuti arahan pelayan tersebut. Mae hanya mendesah sedikit tipis melihat wajah bingung dan takut dari Reina.

Teringat dulu, perlakuan keluarga Xi yang melebihi ekspektasi. Sikapnya terhadap Reina sudah dianggap paling halus. Jika mengikuti tradisi maka Reina dipastikan masuk ke dalam rumah sakit untuk membuang kotoran dari penjara.

Reina terus mengikuti sampai teras yang dimaksudkan, pelayan tinggalkan dirinya sendirian.

Sepanjang hidupnya, Reina tidak pernah mengalami banyak masalah namun kini, dalam hitungan waktu saja, masalah berdatangan seperti lalat hijau yang mengerubungi makanan busuk. Sangat tidak mudah.

Teras ruang tamu terdapat sofa gantung yang nyaman untuk diduduki. Reina mendekati dan duduk disana, sedikit berayun ke kanan dan kiri melepaskan ketegangan yang dirasakan. Perlahan-lahan mata terasa berat, akhirnya jatuh tertidur.