webnovel

The Paint

buat kalian yang suka sama bta terutama magnae line, kamu pasti suka cerita ini...

--Happy Reading--

Gangnam 13.25 KST

Gangnam merupakan salah satu distrik terbesar di Seoul, Korea Selatan. Gangnam sendiri secara luas dikenal karena kekayaannya sangat terkonsentrasi dan standar hidup yang tinggi. Indikator yang sangat signifikan adalah kawasan perumahan yang sangat mahal. Namun, diantara perumahan-perumahan mewah nan mahal di gangnam ada satu rumah yang sangat murah bahkan setara dengan perumahan kecil di sebuah desa. Mengapa demikian? Karena rumah tersebut dikabarkan berhantu, setiap penghuni yang menempati rumah tersebut selalu melihat penampakan bermata merah serta selalu banyak kelelawar yang berterbangan di rumah itu.

Siang terik menerangi kota megah gangnam, namun hal itu tak membuat aktivitas di kota itu terhenti, seperti sebuah keluarga keccil yang tengah pindahan hari ini, mobil yang di tumpanginya berhenti di sebuah rumah besar yang terlihat mewah, dengan halaman rumah yang berlantakan. Keluarga kecil itu keluar dari mobil untuk menilik rumah baru yang akan mereka tempati. Kim Daehyun, Shin Min-Ah, Kim Seok Jin dan Kim Hyurin. Mereka keluarga kecil yang bahagia.

"Ayah, bukankah rumah ini yang dikabarkan berhantu?" tanya Seokjin atau yang biasa disapa Jin ini memastikan.

"hyung, kau takut yaaaaa" goda sang adik, Kim Hyurin. Hyurin sebenarnya seorang gadis namun ia lebih sering memanggil Jin dengan sebutan hyung di bandingkan dengankan dengan sebutan oppa.

"te..tentu saja tidak"elak Seokjin.

"sudah-sudah, bawa saja barang kalian ke kamar baru kalian di lantai 2" titah sang ibu, Shin Min Ah.

"Baik bu" sahut Hyurin dan Jin kompak. Keduanya mengambil koper mereka di dalam mobil. Seperti yang dikatakan Seokjin tadi, rumah yang akan menjadi rumah baru keluarga kim ini berhantu. Gossip itu sudah menyebar luas di kota tersebut tak ada yang mau membeli rumah itu. Walaupun rumah itu besar tetap saja tidak ada yang berminat. Karena tidak terjual pemilik rumah mau tidak mau menjual rumah bersar itu dengan harga miring, dengan harga yang murah keluarga daehyunlah yang berminat untuk membeli rumah ini. Rumah mewah yang harganya sama dengan perumahan kecil di desa, peluang itu sayang untuk di lewatkan, dan keluarga kim daehyun sangat tertarik akan hal itu.

"hyung.... aaaaa aku hantu di rumah ini" ujar Hyurin menakut-nakuti, lalu ia berlari memasuki kamarnya sebelum mendapat omelan dari kaka laki-lakinya itu.

"HEI! Panggil aku oppa" protes Seokjin yang masih terdengar Hyurin. Hyurin tidak menyahut karena ia telah mengunci pintu kamarnya.

"Jin oppa, ada-ada saja. Mana ada hantu di dunia ini" ujar Hyurin terkekeh. Ia tau Seokjin bukanlah pria penakut tapi Hyurin tau betul jika oppanya itu mempercayai adanya hantu. Hyurin pun mengemasi barang-barang yang ada di kopernya. Barang yang harus ia kemasi hanya baju dan buku-buku pelajarannya saja. Hyurin mengemasi barang-barang itu sambil mendengarkan music dari MP3nya.

Tak butuh waktu lama untuk mengemasi barang-barang yang ada di kopernya. Karena seluruh isi rumah ini telah di kemasi beberapa hari lalu sebelum rumah ini siap untuk di huni. Jadi Hyurin hanya perlu memasukan baju-baju dan mengemasi buku pelajarannya saja.

"selesai" gumam Hyurin, dia memerhatikan kamar barunya yang terlihat rapi, sampai ia melihat sebuah lukisan di pajang di dinding kamar barunya. Lukisan itu bukanlah miliknya. "lukisan yang indah" komentar Hyurin seraya tersenyum melihat lukisan desa pada jaman jeoseon dulu. Namun senyum itu menghilang saat ia melihat sesuatu di lukisan tersebut "ah, kenapa ada gambar rubah dan serigala, akan lebih bagus jika kedua hewan itu tidak ada. Ckckck Pelukis itu payah sekali, seharusnya tidak perlu gambar dua hewan buas itu -serigala dan rubah- dan menjadikan lukisan ini terkesan damai" komentar Hyurin.

"Hyurin-a, jika sudah selesai keluarlah dan bantu ibu membereskan ruang tamu" teriak Seokjin dari depan pintu kamar Hyurin. Mendengar itu Hyurin pun keluar dari kamarnya.

"Ayo hyung" ujar Hyurin girang seraya merangkul lengan kekar oppanya itu. Hyurin dan Seokjin memang sangat akur walau sering bertengkar karena hal sepele.

Namun tanpa Hyurin maupun Jin sadari kedua hewan yang di lukisan yang Hyurin lihat tadi bergerak, serigala dan rubah di lukiasan itu terlihat saling memandang lalu menangguk.

***********************

Di kelas Hyurin tengah memerhatikan guru yang sedang menjelaskan materi, Hyurin dengan serius memerhatikan sang guru, Hyurin memang murid yang pandai di sekolahnya, ia selalu menduduki peringkat 1 di kelasnya dan peringkat 3 besar di angkatannya. Hal itu membuat Hyurin cukup populer di sekolahnya, selain pintar wajah cantiknya pun cukup menarik untuk kaum adam. Gadis cantik, berani, madiri serta pandai siapa yang tak menyukainya.

"cukup sampai disini pelajaran kita hari ini" ujar sang guru setelah dirasa semua murid di kelas itu mengerti dengan penjelasannya tadi.

"Ne, ssaem" sahut semua murid, tak lama kemudian pun bel tanda istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar untuk mengisi perut mereka.

"Ayo, kantin menyiapkan menu baru hari ini" ajak Minho, sahabat Hyurin semenjak mereka mereka berumur 5 tahun. Minho dan Hyurin sudah ibaratkan anak kembar, Hyurin dengan kecatikannya sedangkan Minho dengan ketampanannya. Kemana-mana mereka selalu berdua, dimana ada Hyurin pasti ada Minho begitu pula sebaliknya.

"hmm" Hyurin dan Minho pun pergi ke kantin sekolah untuk mengisi perut mereka.

"bagaimana dengan eunji?" Tanya Hyurin mulai membahas pacar Minho.

"end" jawab Minho enteng, berbeda dengan Hyurin yang memilih untuk single dan focus pada pelajaran, Minho malah terkenal dengan sifat playboynya.

"rekor terbarumu Jung Minho" sahut Hyurin enteng, Hyurin sudah biasa mendengar Minho putus dengan pacarnya, entah pacar keberapa saat ini. Mantan Minho sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Dan ini rekor tercepat Minho putus dengan pacarnya, kurang dari 24 jam. Bayangkan saja Minho menyatakan perasaan gadis itu kemarin malam dan sekarang sudah putus! Parah bukan?

"hm, begitulah. Bukankah aku keren" ujar Minho membanggakan diri, Hyurin yang melihat itu langsung menjitak kepala sahabatnya itu.

"aawww,, Ya! Kenapa?" protes Minho

"jangan seperti itu, kau akan kena karmanya suatu saat nanti" nasehat Hyurin "kita masih seorang pelajar, fokuslah sedikit pada pelajaran. Sebentar lagi ujian kenaikan kelas kita harus lebih focus pada pelajaran" sambung Hyurin. Walau Minho terbilang murid yang cepat tanggap namun jika tidak di asah percuma saja.

"aku bosan dengan kalimat itu" komentar Minho. Hyurin kembali melayangkan jitakannya, namun kali ini Minho tidak protes, Minho menatap Hyurin dengan tatapan kesal. Mereka pun sampai di kantin, keduanya mengantri mengambil makanan dan duduk di bangku yang masih kosong.

"Hyurin-a, sesuatu yang aneh terjadi dirumahmu?" Tanya Minho dengan nada yang serius.

"Tidak ada, sepertinya rumor rumah itu berhantu hanya sekedar isapan jempol para warga saja, aku tidak merasakan apapun" ujar Hyurin santai, sudah 3 hari Hyurin tinggal di rumah itu namun ia tak merasakan hal aneh kecuali saat ia tidur hawa menjadi begitu dingin dan terdengar lolongan serigala namun Hyurin tidak mengindahkan hal tersebut dan menganggapnya angin lalu.

"benarkah? Benar-benar tidak terjadi sesuatu?" Minho memastikan.

"tentu, kau kira aku berbohong begitu?" ujar Hyurin "tapi mengapa kau begitu tertarik?" Tanya Hyurin heran, sahabatnya itu begitu tertarik dengan rumah barunya, semenjak Hyurin menempati rumah barunya Minho selalu bertanya 'apakah ada sesuatu yang aneh atau tidak?' dan hal itu membuat Hyurin curiga akan sesuatu. Hyurin tau betul Minho bukanlah pria yang berani pada hal-hal berbau hantu ataupun sejenisnya, ia hanya berani menjadi playboy cap kaleng saja.

"jika aku katakan.... Kau nanti..."

"katakan!" potong Hyurin.

"hm... jadi sebelum rumah itu kau huni... aku... aku melihat seseorang dengan mata merah di salah satu ruangan di lantai 2" jelas Minho ragu.

"benarkah?" respon Hyurin kelewat santai.

"aku juga melihatnya tadi malam... awalnya aku ingin berkunjung tapi tak jadi karena melihat hal itu" cerita Minho lagi.

"hanya itu?" Hyurin benar-benar santai menanggapi hal ini.

"kau tidak takut?" selidik Minho.

"kau tau aku tidak pernah percaya pada hal semacam itu, jadi untuk apa aku takut" ujar Hyurin.

"aku lupa kau bukahlah seorang gadis"

"ne, Minho hyung" canda Hyurin, Mereka pun makan sambil sesekali mengobrol ringan.

***********************

"aku pulang" ujar Hyurin, namun tak ada sahutan. Tentu saja rumah sebesar ini, bagaimana bisa terdengar. Hyurin memutuskan mengunjungi dapur siapa tau ibunya sedang memasak. Tapi ia tak menemukan siapapun di sana. Hyurin menghampiri lemari es untuk melegakan tenggorokannya dengan air dingin, namun ia menemukan sebuah memo yang di tempel dengan magnet di depan lemari esnya.

'Hyurin-a, Ibu ada janji dengan teman ibu, hangatkan saja makanan si kulkas jika kau lapar' isi memo tersebut.

"hufh... sendiri lagi" gumam Hyurin, ia pun meminum beberapa teguk air yang ia ambil dari lemari es. Hyurin melihat jam, jarum jam menunjukkan pukul 03.00 sore "berarti Sebentar lagi Jin hyung pulang" Hyurin lebih memilih memasuki kamarnya, setidaknya ia bisa tiduran sambil chatting dengan teman-temannya.

CEKLEK

Baru beberapa langkah Hyurin memasuki kamarnya, Hyurin mendengar suara pintu yang terkunci, padahal Hyurin sama sekali tidak mengunci pintunya. Hyurin kembali berjalan kearah pintu kamarnya. Hyurin mencoba membuka pintunya, dan benar saja pintu kamarnya terkunci.

"Bagaimana bisa" pekik Hyurin tak percaya. Kunci kamarnya pun ia taruh di meja belajarnya. Jadi bagaimana pintu kamarnya bisa terkunci dengan sendirinya? Aneh bukan. Apa benar rumahnya berhantu? Tapi hantu mana yang menakut-nakuti siang-siang begini?!

Hyurin terus berusaha membuka pintu tersebut. Saat Hyurin hendak mengambil kunci di meja belajarnya langkahnya tertahan, Hyurin melangkah mundur. Ia sungguh terkejut dengan apa yang di lihatnya. Lukisan yang menggantung di kamarnya kini bergerak-gerak, angin berhembus kencang dari lukisan itu. Bukan, Angin ini bukan dari luar rumah sebab Hyurin melihat jendela kamarnya yang tertutup. Angin itu menerbangkan barang-barang ringan di kamarnya.

"I..I..Ibu" Hyurin mulai ketakutan ketika lukisan itu bukan lagi mengeluarkan angin namun mengeluarkan kelelawar, bukan hanya satu atau 2 saja tapi ribuan. Kelelawar itu berkeliling di tengah kamar Hyurin, suara kelelawar itu sungguh memekakkan telinga. Ketakutannya semakin menjadi ketika kelelawar itu menariknya kedalam pusaran yang di buat kelelawar itu. Saking ketakutannya Hyurin sampai menangis tubuhnya pun bergemetar hebat, Wajah pucat pasi di hiasi keringat dingin yang mengucur dari pelipisnya, ia ingin berteriak minta tolong namun suaranya tertahannya.

"op..ppp..pa" suaranya bahkan terdengar sangat lemah, tubuhnya seperti di ikat terasa sangat sulit di gerakan Hyurin juga merasa ngilu di sekujur tubuhnya. Nafasnya mulai memberat, dadanya terasa amat sakit. Sungguh itu sangat ingin keluar dari kumpulan kelelawar ini. Namun tenaganya sudah tak bersisa, seakan-akan kelelawar-kelelawar ini yang menghisap habis energinya.

"to....long...." ujar Hyurin susah payah. Hyurin pun tak sadarkan diri.

*****************

Di dalam sebuah hutan dengan pohon yang menjulang tinggi, seorang gadis sedang tertidur dengan bersandar pada batang pohon yang kokoh. Gadis itu masih menggunakan seragam sekolahnya, lengkap dengan ransel di punggungnya. Gadis itu, Kim Hyurin.

Hyurin mulai mencoba membuka matanya, walaupun terasa berat namun ia bisa membuka matanya. "shh...." Ringis Hyurin seraya memegangi dadanya yang terasa sesak. Hyurin mencoba tenang dan mengatur nafasnya.

"dimana ini??" gumam Hyurin masih mengatur pernafasannya. Hyurin berdiri setelah dirasa sesak di dadanya berkurang. Ia mengamati sekitarnya, Hyurin menyadari dirinya tengah berada di tengah hutan, namun yang menjadi pertanyaannya 'bagaimana aku bisa ada disini?'. Hyurin pun ingat kejadian di kamarnya saat, pintu yang terkunci secara tiba-tiba, hembusan angin dan ribuan kelelawar itu.

"apa kelelawar itu yang membawaku kesini?" gumam Hyurin. "tidak, itu tidak mungkin. Sama sekali tidak masuk akal" Hyurin mematahkan pemikirannya sendiri. Segera Hyurin membuka tasnya dan mengambil handphone di dalam tasnya. "tak ada sinyal" komentar Hyurin.

Hyurin terus berjalan di tengah hutan itu dengan harapan menemukan jalan keluar dan tak berjumpa dengan binatang buas. "apa ini hanya mimpi?" gumam Hyurin, sedari tadi Hyurin masih bingung mengapa ia berada di tengah-tengah hutan seperti ini. "Tapi mimpi ini benar-benar terasa nyata" gumamnya lagi. "santai Hyurin-a, sebentar lagi hyung pasti akan membangunkanmu" gumam Hyurin berusaha mencoba untuk santai di situasi seperti ini.

Srak Srak

Hyurin yang awalnya santai mendadak takut mendengar suara itu, Hyurin memasang posisi kuda-kudanya. Waspada pada semak-semak yang bisa saja terdapat binatang yang bersembunyi di sana. Semak-semak itu pun kembali tenang, Merasa sedikit lebih aman Hyurin hendak berlari sesegera mungkin namun saat hendak berlari seseorang menahan Hyurin dengan sebuah pedang di tangannya yang mengarah ke leher Hyurin. Hyurin membulatkan matanya karena terkejut.

"Siapa kau?!" ujar orang itu.

Hyurin masih dalam keterkejutannya "a..aku" Hyurin berjalan mundur namun orang itu malah menggoreskan pedangnya di leher Hyurin "sshh..." ringis Hyurin merasa perih, mata Hyurin semakin melebar akan hal itu "i..ini.. bukan mimpi" gumamnya tanpa suara.

"siapa kau?!" tanya orang itu.

"a..aku...hyu...rin" hanya itu jawaban yang dapat Hyurin pikirkan.

"kau mata-mata bukan"curiga orang itu.

"Bu.bu..bukan" jawab Hyurin ketakutan. Bahkan Hyurin tidak menyadari air matanya yang telah mengalir, ia benar-benar ketakutan saat ini. 'apa aku akan mati disini?' batin Hyurin.

"Tidak berguna" orang itu mengangkat pedangnya, Hyurin tau disini dia akan berakhir, Hyurin memejamkan matanya rapat-rapat. Hyurin hanya bisa pasrah 'aku harap ini hanyalah sebuah mimpi'batin Hyurin.

TANG

Hyurin tak merasakan apapun, ia memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Hyurin mundur beberapa langkah, ia melihat seseorang menyelamatkannya. Menahan tebasan pedang yang hendak memutuskan kepala dari tubuhnya. Kaki Hyurin benar-benar lemas sekarang, ia terduduk karena kakinya sudah tidak bisa menopang berat tubuhnya lagi.

"kenapa kau menghalangiku Jeon Jungkook" sinis orang tadi.

"kau sudah di peringatkan berkali-kali hyung, jangan membunuh sembarangan orang dan tahan emosimu" sahut pria bernama Jungkook.

"Kau baik-baik saja?" tanya seseorang pada Hyurin, Hyurin menatap orang itu lalu mengelengkan kepalanya, tanda ia dalam keadaan yang buruk. Orang itu membopong tubuh lemas Hyurin keluar dari hutan lebat itu.

"kau membawaku kemana?" tanya Hyurin pelan.

"keluar dari hutan ini" sahut pria itu ramah.

"ka..kau tidak akan membunuhku bukan?" Hyurin menatap wajah pria itu serius, takut-takut pria ini punya maksud tertentu.

"tentu saja tidak, aku hanya ingin membawamu ketempat yang aman" jawab pria itu, Hyurin mencoba mencari kebohongan di wajah pria yang membopongnya itu namun yang Hyurin tangkap hanya ketulusan dari pria tampan itu.

"syukurlah" gumam Hyurin, perlahan kesadaranya mulai hilang. Di tambah darah yang terus mengalir dari lehernya.

********************

Hyurin membuka kedua matanya, ia meringis merasakan perih pada bagian lehernya. Hyurin melihat keadaan sekitarnya, sebuah ruangan cukup luas, seperti sebuah kamar pada jaman kerajaan dulu, sebuah kamar megah yang sering di gambarkan pada film barbie saat ia kecil. Hyurin bangun dari tidurnya seraya memegangi lehernya yang di lilit oleh kain. Hyurin membuka pintu kamar itu, baru saja ia hendak keluar seseorang yang ia takuti berada di hadapannya, membuat Hyurin berjalan beberapa langkah ke belakang. Namun orang yang di takuti Hyurin itu terus mendekati Hyurin.

"si..siapa k..kau?" tanya Hyurin panik. Orang itu mencengkram kedua bahu Hyurin kuat-kuat membuat Hyurin kesakitan, Hyurin mencoba melepas cengkraman itu, namun semakin Hyurin memberontak semakin kuat cengkramannya.

"Le..lepaskan aku" lirih Hyurin, dan lagi ia tak menyadari sejak kapan air matanya turun. Orang itu malah memamerkan smirknya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Hyurin.

"kau tak akan pernah kulepaskan" ujar orang itu penuh penekanan membuat Hyurin ketakutan, sangat ketakutan.

"Taehyung-a, Hentikan!" bentak seseorang di belakang orang yang di panggil Taehyung tadi.

"jangan menggangguku Park Jimin" ujar Taehyung penuh penekanan.

"hyung, kau bisa di hukum jika terus seperti ini" sambung Jungkook yang tepat berada di sebelah Jimin.

"ahkkk..." Taehyung mendorong tubuh Hyurin membuat punggung Hyurin menabrak dinding yang berada di belakangnya. Membuat Hyurin kembali tak sadarkan diri.

"KIM TAE HYUNG" murka Jimin melihat hal itu.

"Kenapa? Kau menyukainya bukan" ujar Taehyung sinis

"Kau terlalu kasar hyung?" bahkan Jungkook yang biasanya diam pun ikut marah.

"mengapa kalian begitu memperdulikannya huh?"

"kenapa katamu? Karna dialah menyelamat kerajaan kita!" murka Jimin.

"Jimin hyung benar, berhentilah bersikap egois dan lupakan wanita jalang itu" tambah Jungkook tajam.

BUGH

Taehyung memukul Jungkook dengan sangat kuat hingga membuat sudut bibir Jungkook mengeluarkan darah, namun tak lama kemudian luka kecil di sudut bibirnya itu kembali seperti semula "JAGA MULUTMU ITU JEON JUNGKOOK" murka Taehyung, Jimin semakin murka melihat itu.

BUGH!

Jimin memukul Taehyung tak kalah kuat "sadarlah bodoh! Kau bisa menghancurkan semuanya"emosi Jimin benar-benar sudah di ambang batas "jika kau lengah sedikit saja semua bisa musnah! Kan kau mencoba membunuh penyelamat kerajaanmu?! Otakmu ditaruh dimana hah"

BUGH!

Taehyung membalas pukulan Jimin "aku bisa walau tanpa gadis sialan itu, jangan terlalu berharap pada sesuatu yang belum tentu terjadi bodoh!" ujar Taehyung. selagi Jimin dan Taehyung bertengkar Jungkook membaringkan Hyurin di kamar sebelah. Bisa gawat jika Hyurin terus di biarkan dalam keadaan seperti ini, Jika kedua saudaranya lepas kendali itu bisa saja membunuh Hyurin.

"bagaimana kau bisa mempercayai gadis selemah itu huh? Bahkan Yeonseo lebih kuat darinya" sambung Taehyung

"kau merakukan kekuatan ayah? " ujar Jimin sinis "lagi pula kau sudah meminum darah gadis itu, berarti kau sudah terikat dengannya" ujar Jimin seraya meninggalkan Taehyung yang masih di liputi emosi. Jimin tak ingin lepas kendali dan menghancurkan kamar itu dengan kekutannya. Jimin menghampiri Hyurin di kamar sebelah, disana ada Jungkook yang menjaganya.

"bagaimana keadaannya?" tanya Jimin santai, Jimin emang ahli mengendalikan perasaannya, Jimin yang tadi meletup-letup kembali berubah menjadi Jimin yang hangat.

"Buruk hyung, aku rasa dia sangat shock akan kejadian ini" sahut Jungkook. Jimin melihat keadaan Hyurin dan benar apa yang di katakan Jungkook, tubuh gadis itu sedikit gemetar dan keringat menghiasi seluruh tubuhnya. "suhu tubuhnya pun panas hyung, di tambah ia hanya memakai baju tipis dan pendek itu" tambah Jungkook.

"untuk sementara kita kembalikan dia ketempat asalnya" ujar Jimin "jika ia dalam keadaan yang lemah seperti ini akan lebih mudah musuh menyerangnya, lagi pula kita tidak tau bagaimana mengobati manusia yang sedang sakit" lanjut Jimin.

"Hm... kekuatanku pun akan membawa efek samping untuk tubuhnya, lebih baik kita hilangkan dulu keterkejutannya lalu menarik kembali setelah ia lebih baik" ujar Jungkook, Jimin mengangguk setuju "tapi hanya Taehyung hyung yang bisa mengembalikannya ketempat asalnya" Sambungnya

"panggilkan dia" titah Jimin, Jungkook pun menurut. Tak butuh waktu lama untuk Jungkook membawa Taehyung ke tempat Hyurin.

"kembalikan dia ketempat asalnya" seru Jimin

"Tidak mau! Apa peduliku" tolak Taehyung.

"hyung, kembalikan dia, atau nyawanya berada dalam masalah" sahut Jungkook.

"dengan satu syarat" ujar Taehyung menatap kedua saudaranya itu. Jimin dan Jungkook menunggu lanjutan dari kata Taehyung.

"jangan pernah lagi kalian menghasut ayah untuk menikahkanku dengan gadis lemah ini" syarat Taehyung.

"baiklah" jawab Jimin santai, Jimin tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena Taehyung sudah meminum darah Hyurin secara otomatis Taehyung terikat dengan Hyurin.

Taehyung memegang janji Jimin, ia tau jika Jimin bukanlah pria pengecut yang akan melanggar janjinya. Taehyung pun mendekat ke arah Hyurin, membaca sebuah matra sehingga seluruh tubuh Hyurin mengeluarkan cahaya berwarna biru terang.

"aahkk... sa..sakit..." lirih Hyurin. Ya, transfer tempat ini memang membuat tubuh yang di pindahkan merasakan sakit dan sesak di dadanya. Tak berapa lama pun tubuh Hyurin sudah tidak ada di hadapan ketiga pria tampan itu lagi.

***************************

Seorang pemuda memarkirkan sepeda motornya di halaman rumahnya. "Aku pulang" ujarnya riang seraya memasuki rumahnya. Namun sepertinya penghuni rumahnya tak berada di tempatnya. Pemuda itu ke dapur untuk melegakan tenggorokannya. Sambil menggiring bola basket pemuda itu berjalan menuju kamarnya untuk mengistirahatkan diri setelah aktifitasnya di kampus.

"tumben sekali Hyurin belum pulang" gumamnya sambil terus mendrible bola basket di tanganya. Yaps, Pemuda itu adalah Seokjin yang tak lain adalah kaka kandung Hyurin.

BRUKKKKK

Seokjin terkejut saat mendengar seperti ada sesuatu yang terjatuh dari kamar adiknya. Bergegas Seokjin memasuki kamar adiknya, pintu yang awalnya terkunci, sekarang sudah tak dikunci lagi.

Seokjin sungguh terkejut melihat sang adik terbaring di lantai dengan wajah yang pucat dan tubuh yang gemetar "Hyurin-a" teriak Seokjin panik

--TBC-