webnovel

THE GIANT IS MINE

youshouldbe22 · LGBT+
Classificações insuficientes
15 Chs

Selir Untuk King

Sementara itu dikerajaan Fikseidon, tepatnya di kasur kamar King Gideon, Nampak King Gideon sedang asyik bercumbu dengan seorang Pria dan wanita muda, King Gideon asyik menghujamkan alat kejantanannya pada liang peranakan milik wanita muda berambut pirang dengan kulit putih, wanita itu sangat cantik sekali, seperti penduduk Femigo, sedangkan Pria muda mencium bibir King Gideon dengan lahap.

Batang kejantanan King Gideon terus keluar masuk menembus Liang Kewanitaan milik si wanita muda, Kejantanan yang besar, berurat, terhujam penuh membuat si wanita mengerang sambil meremas gundukan besar yang ada di dadanya.

"aaaach, aku... aku ti..daak ku..aat laa..gii King, oochhhh" Wanita muda memekik, suara erangannya menggema ke seisi ruangan kamar King Gideon yang sangat luas.

Batang Kejantanan King bertubrukan dengan Liang kewanitaan si wanita muda, sesuatu yang hangat keluar dari liang si wanita, tapi King tak menghentikan hujamannya, sehingga kecipakkan batang kejantanan king yang bertemu air sari si wanita semakin menimbulkan bunyi kebecekan yang mengunggah birahi.

"kiiing, stop, a..ku..ti..dak..sangggg...gup lagi" Ujar si wanita terbata bata, tubuhnya lemah tak berdaya, ia bahkan tak mampu lagi bergerak.

Si pria muda yang asyik menjilat dada bidang King Gideon yang berbulu segera mengambil posisi disamping Wanita muda yang telah tak bertenaga.

"menyingkirlah kau Claudia, biarkan aku yang memuaskan yang mulia" Ujar si Pria sesumbar dengan senyum angkuh tersungging di bibirnya.

Wanita muda yang dipanggil Claudia menyingkir setelah King Gideon mencabut batang kejantanannya, Claudia turun dari kasur yang luas itu, Ia merebahkan tubuhnya yang masih telanjang, Ia duduk di kursi panjang yang tak jauh dari kasur percintaan mereka, di samping kursi panjang itu ada kasur ukuran kecil, dimana diatas kasur ukuran kecil sudah ada 2 pria dan 3 wanita lain yang tertidur lemah, mereka sudah tumbang, ternyata Claudia adalah orang keenam yang tumbang karena batang kejantanan King Gideon yang tak menyemburkan cairan kenikmatannya, Claudia menutup matanya, ia sudah 3 kali menyemprotkan air sari dari liangnya, namun King tak kunjung berhenti.

"aach yang mulia, aku siap, hujamkan penismu kedalam bokongku, masukkan seutuhnya, aku akan membuatmu menghamiliku yang mulia" Ujar Pria muda yang sudah bersiap di bawah King Gideon, ia melebarkan pahanya, liang sempit bak lingkaran cincin menyemburat dari belahan bokongnya.

King Gideon tak membutuhkan waktu lama, semua area kejantanan King telah basah seutuhnya, bekas cairan air sari dari liang kewanitaan Claudia.

King tidak mengambil ancang ancang, Ia Juga tak memberikan aba aba atau pengarahan, dengan sekali hentakan Batangnya masuk keseluruhan kedalam liang peranakan si pria muda.

"ough... yang mulia saki...t" Teriak si pria, claudia yang mendengarnya tersenyum senang.

"rasakan kesombonganmu David" Ujar Claudia didalam hati menahan tawa.

Pria yang disebut Claudia dengan nama David mendesah kencang, tangannya mencengkram Sprei hingga kasur yang berantakan semakin berantakan.

"Kau suka David? inilah yang kau dapatkan jika bersedia menjadi Selirku" Ucap King Gideon

"ouchhhh yang mulia, lebih cepat, secepat yang kau bisa, hentakkan yang mulia, hentakkan" David bukannya minta dihentikan, ia malah semakin minta dihentakkan.

King Gideon kembali memacu tubuhnya, badannya semakin kencang maju mundur seirama dengan tubuh David yang ikut maju mundur, david menahan kedua pahanya agar tetap terbuka lebar untuk King Gideon masuki.

Bulir bulir peluh David mulai membasahi wajahnya, bola matanya memutar keatas, hingga bagian hitamnya nyaris hilang karena hentakkan King Gideon yang berasa menembus hingga ke perutnya.

"am..puuunn yaaa...ngg ..muu..liiiaaa, a..ku..aachh achhh... aa..ku ti..dak sangg...gupp achhhhhh" Ujar David, Ia merasakan bokongnya panas,

Air mata David meleleh keluar secara spontan dari kelopak matanya, Ia tak menyangka kalah dari King Gideon, tangannya melambai lambai, ia ingin menggapai tubuh King, King yang menyadari itu segera merebahkan tubuhnya menempel ke David, David segera memeluk tubuh King yang perkasa, gesekkan perut king membuat batang kejantanan David berdenyut.

"ouchhh ya..ngggg mmmm...mmmulia...Akkhh akku.

akkuuu akhh Akkuu keluar, aaachhhh" Teriak David lebih keras, pekikannya membuat King menutup kedua telinga.

Liang peranakan David kembang kempis menghimpit Batang Kejantanan King Gideon, King Gideon masih saja dengan gagah bergerak maju mundur, namun melihat David yang tidak ada perlawan dan terkulai, King menghentikan gerakannya.

"Selir sialan, tidak ada yang mampu memuaskanku" Umpatnya pelan.

King Gideon mengangkat tubuh David, Ia membuang tubuh David tepat di tumpukkan 5 tubuh yang terbaring lemah di kasur yang lebih kecil daripada kasur utama tempat mereka bercinta.

Dengan tubuh yang gagah telanjang, King Gideon berjalan menghampiri pintu kamarnya yang sangat tinggi dan besar.

" Rudolffff !! " Teriaknya setelah membuka pintu kamarnya

"Hamba yang Mulia" Ujar seorang pria berlari menuju ke pintu kamar, ia segera membungkukkan tubuhnya.

"Apa kau tidak bisa mencarikan aku yang bisa memuaskanku, kau lihat didalam sana, sudah 7 selir yang kugauli, Aku butuh yang punya tenaga lebih kuat, yang bisa menyamai gairahku" Bentak King kepada Rudolf

"Maafkan hamba yang mulia, Hamba ada selir baru untuk yang mulia"

"siapa dia, aku tidak mau jika perempuan, perempuan perempuan itu terlalu lemah, mana mampu menyaingi gairahku" Ujar King Gideon berkacak Pinggang, batang kejantanannya masih tampak berdiri mengacung dibawah perutnya.

"ampun yang mulia, dia laki laki, dari wilayah Erei, Umurnya masih 15 tahun, dia tampan, menggemaskan, Aku yakin Yang Mulia pasti menyukainya, namanya Eleanor, penduduk mengenalnya dengan nama Ellie" Ujar Rudolf menjelaskan, badannya masih menunduk.

"menarik, daun muda ya, sepertinya menggemaskan jika bercinta dengan pria muda yang masih malu malu, cepat lamar dia untukku, hari ini juga adakan pesta pernikahan, tidak perlu meriah, cukup disaksikan beberapa orang saja, Aku sudah tidak sabar menikmati tubuh daun muda itu" Ujar King Gideon berbalik ingin kembali kekamarnya, namun langkahnya terhenti, Ia menyeringai menoleh ke belakang, matanya seperti mengscann tubuh Rudolf dari atas hingga kebawah.

"Jika Kau gagal mendapatkannya, maka tubuhmu taruhannya Rudolf" Ancam King Gideon

"aaa..eee.. ba...baaik yyyya...nng mu..lia" Rudolf terbata bata, Ia bergidik ngeri membayangkan Batang Kejantanan King yang ia lihat,

Rudolf tidak bisa membayangkan jika batang itu keluar masuk bokongnya, Ia tak pernah bermimpi untuk bercinta dengan pria, apa jadinya istri Rudolf jika dia bercinta dengan King Gideon, Rudolf tidak mau hal itu sampai terjadi, bagaimanapun caranya Ia harus mendapatkan Ellie, lagipula ia mendengar kabar bahwa kakaknya yang selalu melindungi Ellie selama ini sudah merelakan diri untuk dijadikan tumbal adat, Rudolf bernafas lega, sebentar lagi dia akan dengan mudah meminta Ellie menjadi selir King Gideon.

"Jika Aku menemukan selir yang mampu memuaskanku, maka kalian kalian yang lemah ini dengan terpaksa akan Aku kembalikan ke wilayah kalian" Ujar King dengan nada yang cukup keras, namun para selirnya tak ada yang mendengar, mereka malah sudah tertidur karena kelelahan.

* * * * * *

Kembali ke Borka River dimana Edgar dan Olivier memadu kasih, mereka masih terlihat asyik memagut bibir, bertukar ludah satu sama lain, sedangkan kedua tangan Edgar sibuk memberi pijatan di batang kejantanan Olivier, bahkan dengan kedua tangan Edgarpun tak mampu mencengkram batang milik Olivier, namun Olivier sangat menikmati pijatan Edgar.

Edgar melepas pagutan bibirnya di bibir Olivier, Bibir Edgar beralih menciumi alat kejantanan Olivier, Edgar menjilat ujung kejantanan Olivier yang telah dialiri precum, Edgar berusaha melumat dengan mulutnya, tapi Edgar tidak bisa, mulutnya seperti akan robek, alat kejantanan Olivier terlalu besar untuknya, Edgar hanya mampu memasukkan kepalanya saja di dalam mulut Edgar, sedangkan tangan edgar masih memijit dengan gerakkan ketas dan kebawah, Olivier mendesah kenikmatan.

"ooch, aachh" Desahan Olivier menggelegar, menyebabkan burung burung terbang dari pohon yang tumbuh ditepi sungai.

Olivier mengangkat tubuh Edgar keatas batu yang sejajar dengan tubuhnya, Batang Edgar sudah mengeras, membesar tapi tak ada apa apanya dibanding milik Olivier, Edgar patut berbangga hati, untuk ukuran pria dengan tinggi normal sepertinya, Edgar memiliki batang kejantanan dengan diameter 10cm, dan panjang 20CM, tapi  dibandingkan Olivier, Olivier memiliki diameter 20Cm dengan panjang 35CM, wajar saja karena tubuhnya tubuh raksasa.

Olivier yang memandang batang kejantanan Edgar segera melahapnya, Edgar mendesah menahan nikmat, Olivier menggerakkan kepalanya naik turun, batang kejantanan Edgar dengan mudah ia masukkan kedalam mulutnya secara keseluruhan, tak seperti Edgar yang hanya menjilat milik Olivier dibagian kepala saja.

"ouchhhhh achhhh, ohhh olly, what are you doing achhh" Edgar mendesah tak tahan

Lama Olivier bergerilya di kejantanan Edgar, Edgar merasakan sesuatu yang terkuras didalam batangnya, lidah Olivier menari nari membasahi batang milik Edgar semakin membuat Edgar tak tahan.

"ouchhhhhhh Olly I cum, ooooooch" Pekik Edgar, Ia menembakkan cairan putih dari dalam alat kejantanannya, tumpah kedalam mulut Olivier.

Olivier meludahkan cairan yang masih ia tampung di mulut, ia lumurkan di batang kejantanannya, Olivier membalik tubuh Edgar, Edgar berada dalam posisi menunggingi Olivier diatas batu, bokongnya tepat berada didepan alat kejantanan milik Olivier.

"Achh Olly, tunggu, apa ini bisa, aku tidak yakin, penismu seukuran lenganku" Teriak Edgar, tangannya bertopang pada batu.

Olivier tak menjawab, ia memasukkan jari tengahnya kedalam liang cincin bokong Edgar yang menyemburat, seolah menantang Olivier untuk menjelajahi bagian itu.

"aaachhh noooo, itu penismu? sakit Olly, sakit" Teriak Edgar

"Ini Jariku" Jawab Olivier

"Ouch syukurlah" Edgar menghela nafas lega

"eh..eh tunggu, jari saja begini, apalagi yang dibawahmu, noooo, aku tidak siap mati ditusuk, aku lebih baik mati dipenggal" teriak edgar lagi.

"aach ouchh tapi ini nikmat, kenapa jadi semakin nikmat, aach" Racau Edgar, setelah jari tengah Olivier menerobos pelan pelan keluar masuk kedalam liang milik edgar.

"ouch Olly, bisa kau tambahi satu jari lagi" Edgar menutup mulutnya, Edgar bodoh makinya sendiri didalam hati, bisa bisanya dia meminta satu jari lagi, bukannya baru saja berteriak minta dihentikan, ah tapi ini nikmat, ini enak, perasaan Edgar bercampur aduk.

Olly menambahkan jari telunjuknya, Edgar kembali merintih, dadanya semakin membusung, putingnya mengeras, seperti bertambah besar, ah ternyata perasaan Edgar saja, tapi puting Edgar gatal, ia ingin dipelintir, tanpa ragu tangan Edgar sudah memelintir putingnya sendiri.

"ouchh...apakah aku bisa mengeluarkan susu Olly, aku kehausan acchh" racau Edgar, Olly tersenyum lebar menahan tawa mendengar racauan Edgar.

"Olly, tidakkah kau mau mencoba dengan yang dibawah perutmu, aku bosan bermain dengan jarimu" Edgar kembali menutup mulutnya, lagi lagi ia memaki dirinya yang bodoh, terlihat seperti pria murahan, berani beraninya menantang, mau mati ditusuk.

"ini sebuah permintaan yang wajib aku kabulkan" Jawab Olivier

Sebelum mengabulkannya, Olivier merenggangkan paha Edgar semakin lebar, lalu ia menjilat bagian itu, semuanya berhasil tersapu dengan sekali jilatan oleh Edgar.

"aah.. aahhh, apa itu Olly, kenapa rasanya basah, lembut dan aaaah enaakk" Edgar tidak bisa diam, dia terus meracau, namun Olivier sangat bahagia mendengarnya, ia merasa lucu dengan racauan Edgar.

"Ini lidahku Ed"

"ouchh iya teruskan lidahmu, tapi jangan santap aku, dagingku tidak enak, aku tidak pernah makan makanan enak, kau jilat saja, jangan digigit" Racau Edgar lagi, ada ada saja Edgar, tapi memang ini pengalaman baru bagi Edgar.

Setelah puas memberikan sapuan lidahnya, Olivier menuntun Alat kejantanannya, pelan pelan ia masuk menerobos cincin goa bagian belakang Edgar.

"ouchhhhhh apakah itu sudah masuk?" Tanya Edgar

"belum, ini baru menempel" Jawab Olivier

"oh baiklah, maaf aku terlalu antusias, seharusnya aku tidak mendesah tadi, itu salahku" Ujar Edgar.

Pelan pelan Olivier kembali menerobos pintu liang Goa Edgar, pelan pelan Goa Edgar membuka lebar, menerima hujaman Olivier, dan Bleshhhhpp , kejantanan Olivier masuk hampir setengah.

"aaaaaachhhhh cukup, cukup sampai disitu, jangan dipaksakan Olly, cukup, kau mau membuat ususku keluar"

Olivier mendiamkan Batangnya didalam tubuh Edgar, bahkan setengahpun tidak, tapi Edgar sudah berteriak, jadi Olivier tidak memaksakannya lagi.

"ouchhh, apakah sudah berhasil masuk semua?" Tanya Edgar lagi

"kenapa tidak menoleh dan kau lihat sendiri" Ujar Olivier

benar juga, Edgar lalu perlahan memutar kepalanya, ia tertegun melihat batang kejantanan Olivier yang masuk hampir setengah.

"ah cuma setengah, aku pikir semuanya" Ujar Edgar

"kau mau semuanya?" Olivier menawarkan

"tidak tidak tidak !!, aku hanya bercanda, kenapa disaat seperti ini bahkan kau tidak bisa diajak bercanda"

"lalu kenapa diam saja, coba gerakkan sedikit" perintah Edgar

"Kau cerewet sekali" celetuk Olivier,

Olivier menggerakkan tubuhnya maju mundur, Olivier melakukannya dengan pelan, ia tak mau menyakiti Edgar, Edgar mendesah, ia merasakan tubuhnya seperti melayang, nikmat sekali rasanya.

"aach aachhh achhh apakah...aku sudah mati?" Tanya Edgar terbata bata

"Aku tidak mungkin menyetubuhi orang mati aach aachh" Jawab Olivier

"Lalu..aachh..lalu kenapa...achhh...rasanya seperti disurga" Ujar Edgar, Olivier malah tersipu malu mendengarnya, pipinya memerah, ternyata raksasa juga bisa malu malu kucing.

"bisa sedikit lebih cepat Olly, tapi jangan ditambah, cukup setengah seperti ini yang masuk"

"baiklah cerewet" Ujar Olivier

Olivier menggerakkan tubuhnya maju mundur semakin beritme, ia menggerakkan cukup kencang, sehingga Edgar semakin mendesah menahan nikmat.

"ouchhh Olivier, ouchh Olly, jika ini rasanya kematian, aku rela mati olehmu" Racau Edgar

Kata kata yang keluar dari mulut Edgar membuat wajah Olivier makin memerah, ia tersipu malu, ia menyukainya, ia merasakan hatinya nyaman saat dipuji Edgar, sedangkan Olivier tak meracau apa apa, ia hanya mendesah aach dan ooch saja.

"ouchhh Olly achhh, kau pasti sangat tampan dibelakangku, ah benar kau tampan sekali achhh" Racau Edgar lagi, bahkan ia menoleh kebelakang melihat Olivier sedang bergerak maju mundur menikmati liang goanya.

"berhenti memujiku Eddy, kau...kauu aaahhh, kau..membuatku..ceppp..at ..ejakulasi aaah"

"kau tampan sekali Olly achhhh" Eddy tak mengindahkan larangan Olly

"aaahhhh aku mau keluar eddy" teriak Olivier

"jangan disana!!, aku bisa terpental karena tembakan spermamu!!" Pekik Edgar

Olivier mengeluarkan Batang kejantanannya, Cairan kejantanan Olivier keluar dengan deras membasahi punggung Edgar, tidak hanya punggung tapi itu seluruh badan, hingga mengalir di bokongnya.

"aghh..." Desah Olivier

"rasanya aku tersiram air terjun" Celetuk Edgar masih sempat sempatnya bercanda.

Olivier mengangkat tubuh Edgar, Edgar memeluk leher Olivier, mereka berpandangan lalu tersenyum, dengan sigap Olivier merendahkan tubuhnya hingga tenggelam setinggi dada di Borka River, Ia memandikan Edgar dengan penuh rasa sayang.

"Menurut penduduk diwilayah erei, jika dua orang sudah bergumul seperti yang kita lakukan tadi, itu artinya mereka berpacaran, apakah kita...ah tentu saja mana mungkin kita--"

"apa yang dikatakan penduduk Erei sama seperti yang dikatakan penduduk muscula, aku pikir kita juga begitu" Ujar Olivier memotong ucapan Edgar.

"maksudmu?"

"mungkin saja, tak ada salahnya bukan, jika aku menginginkanmu untuk menjadi kekasihku" Ucap Olivier dengan mantap.

Edgar tersenyum, ia mendekap Olivier dengan erat, dia merasa beruntung menjadi Ficer, walaupun sebentar lagi Ia akan mati, namun setidaknya Ia merasakan kebahagiaan walaupun sesaat.

* * * * * * *

EREI

"Ellie, Ibu mohon, kau harus makan" Ujar Ibu paruh baya, Ia ibu Ellie dan juga Edgar.

Sudah 2 hari semenjak kepergian Edgar, Ellie hanya duduk menatap langit, Ia berharap Edgar tidak kenapa kenapa, Ellie membayangkan tubuh Kakak yang ia sayangi itu telah dicincang habis habisan oleh Pria yang berbadan Raksasa yang kemarin membawanya.

"Kenapa Kak Eddy menyerahkan dirinya, Aku merindukan Kak Eddy" lirihnya meneteskan Air mata, Edgar satu satunya orang yang menjadi pelindungnya selama ini, itulah mengapa Ellie tidak bisa hidup tanpa Edgar,

Padahal Ellie tidak tahu, jika Eddy sedang bersenang senang dengan Raksasa itu, tapi biarlah jangan diganggu dahulu, biarkan Eddy menikmati Batang kejantanan Olivier.

"Ellie, kau tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan kakakmu, kau harus makan, kau harus berlatih, kau harus menjadi kuat, agar kau bisa mempertahankan Wilayah dan juga meneruskan perjuangan Eddy" Ujar Ibunya menyemangati.

Ellie tampak manggut-manggut, apa yang dikatakan ibunya benar, Ellie memang harus berlatih menjadi lebih kuat.

Tapi tampaknya Ellie tidak diijinkan berlatih hari itu, karena orang suruhan King dipimpin oleh Rudolf datang menghampiri rumahnya, Rudolf berasal dari Erei, Ia cukup mengenal keluarga Ellie dengan baik.

"selamat pagi Bibi Elvira, Aku meminta maaf, maksud dan tujuanku kesini adalah menyampaikan pesan dari yang mulia" seperti biasa Rudolf membungkukkan badannya, Rudolf seperti sangat menghormati Ibu Ellie yang bernama Elvira.

"apa pesan dari yang mulia, tidak biasanya yang mulia menitipkan pesan untuk wilayah Erei, Aku pikir Yang mulia telah melupakan wilayah Erei" Jawab Elvira menyindir.

"yang mulia meminta anda untuk menyetujui lamarannya"

"lamaran!! Lamaran apa Rudolf?" Tanya Elvira kebingungan.

"lamaran ini ditujukan kepada Ellie, anak laki laki anda, bibi Elv" Ujar Rudolf

"tidak mungkin, ini tidak mungkin, kenapa harus anakku, dia masih terlalu muda, aku mohon Rudolf jangan anakku, Aku mohon"

"kita tidak bisa menolak keinginan Yang mulia, bibi, dengan berat hati aku meminta maaf, ini aku lakukan demi wilayah kita"

"mengorbankan Anakku, kau bilang ini demi wilayah kita" Elvira terisak, Ia tak menyangka dalam beberapa hari ini dia kehilangan 2 anak yang dicintainya.

"dengan menjadi Selir, maka Ellie bisa saja terhindar dari Tumbal Adat, bukankah itu lebih baik bibi?"

Rudolf memang pintar dalam berdiskusi dan bernegosiasi, itulah sebabnya dia menjadi penasehat kerajaan, otomatis dengan begini, Ibu Elvira tidak mempunyai alasan untuk menolak, Elvira hanya menangis, ia tak tahu harus berbuat apa, seandainya ada Eddy, sudah pasti Eddy akan membantu mereka.

"sudahlah Ibu, biarkan saja, Ellie akan ikut Paman Rudolf, apa yang dikatakan paman benar, kita masih bisa bertemu jika ibu mengunjungi Fikseidon, Ellie berjanji, Ellie tidak akan kenapa kenapa" Ellie menghampiri ibunya, Ellie memeluk erat tubuh ibunya yang sudah renta, Ellie terlihat tegar, Ia sama sekali tak menangis.

"Ellie akan membuktikan pada Kak Eddy, jika Ellie juga bisa menjadi kuat seperti kakak" Ucapnya lagi, membuat tangis Elvira semakin kencang.

"terima kasih Ellie, paman sangat berterima kasih, kau menyelamatkan nyawa paman" Ujar Rudolf, ia sangat lega, permintaan yang mulia berjalan dengan mudah, dengan begini Rudolf tidak harus menyerahkan keperjakaannya untuk digagahi oleh King Gideon.

Rudolf dan pengawal kerajaan lainnya membawa Ellie menuju Istana, Ellie dengan tegar menaiki kereta kencana yang sudah disiapkan, diikuti Rudolf, kereta kencana yang di tumpangi Ellie dan Rudolf melaju meninggalkan Erei, diikuti oleh pengawal kerajaan yang menunggangi kuda dibelakangnya, sedangkan Elvira masih menangisi kepahitan hidupnya yang terpisah dengan kedua anak yang sangat ia sayangi.