webnovel

The Forgotten Princess.

Bijaklah memilih bacaan, terdapat beberapa adegan kekerasan dan dewasa dalam novel ini. “Suka atau tidak suka kau akan tetap menjadi wanitaku, Gina,”ucap Massimo dingin tak terbantah. “Semuanya sudah tertulis dalam perjanjian yang dibuat kakekmu dan kakekku.” “Aku bukan bagian dari keluarga Sanders lagi, jadi aku tidak berkewajiban memenuhi perjanjian itu.” Gina menjawab lantang tanpa rasa takut. Massimo tertawa lebar. “Jadi kau menolakku?” “Tentu saja!” “Baik, kalau begitu akan kubuat satu-satunya orang yang kau cintai hidup dalam keadaan menyedihkan. Akan kubuat dia berharap kematian lebih baik dari hidupnya saat ini,”ancam Massimo sungguh-sungguh. sinopsis: Gina yang terlahir dari wanita yang tak diakui keberadaannya oleh keluarga sang ayah terpaksa harus mencari ayahnya ke Barcelona atas amanat sang ibu yang meninggal karena kanker. Hidup bersama ibu dan saudara-saudara tirinya ternyata tak membuat hidup Gina menjadi lebih baik, sang ibu tiri yang mengincar harta ayahnya menghalalkan segala cara untuk membuat putra kesayangannya Diego Alvarez menjadi ahli waris keluarga Sanders. Sementara itu Gina harus terjebak dalam sebuah perjanjian gila yang dibuat kakeknya puluhan tahun yang lalu untuk menjadi wanita seorang ahli waris dari penguasa Barcelona Massimo del Cano yang tak menginginkan pernikahan, Gina menjadi pengganti adik tirinya atas perbuatan sang ibu tiri yang menjebaknya. Hubungan yang Massimo inginkan tak lebih dari hubungan Tuan dan budak, mampukah Gina bertahan dalam hubungan itu? Hubungan mengerikan dari seorang pria yang ternyata menjadi cinta pertamanya.

nafadila · Urbano
Classificações insuficientes
618 Chs

Gina yang malang

Saat Gina sedang menikmati pizza diatas ranjang sambil bersantai tiba-tiba terdengar bunyi ketukan di pintu kamarnya, awalnya Gina tak menyadari hal itu sampai akhirnya ia mengecilkan suara cara televisi yang sedang menampilkan film Disney Moana kesukaannya. Sudah tak terhitung banyaknya Gina menonton film itu, namun tetap saja ia menontonnya lagi dan lagi tanpa memiliki rasa bosan.

Karena tak mau membuat orang yang mengetuk pintu di depan kamarnya menunggu terlalu lama, Gina akhirnya bergegas turun dari ranjang dan berjalan dengan cepat menuju pintu untuk mencari tahu siapa yang datang.

Gina mengedipkan kedua matanya begitu melihat sosok yang sejak tadi mengetuk pintu kamarnya. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Georgina Sanders?"

"Aku Georgina G..."

Ucapan Gina terhenti karena tiba-tiba pria asing yang masih berdiri didepan kamarnya itu tiba-tiba memeluknya erat.

"Hei kenapa anda…"

"Maaf Gina, maafkan kami. Kami terlambat untuk menjemput kalian berdua, maafkan kami yang sudah membiarkan kau dan ibumu menderita selama ini. Maafkan ayahmu dan uncle, Gina."

Gina langsung mendorong tubuh pria asing tiba-tiba memeluknya dengan kuat sehingga membuatnya bisa terbebas dari pelukan pria itu.

"Ada hubungan apa kau dengan Julian Sanders?!"hardik Gina dengan keras.

"Dia ayahmu, Gina. Kau tak pantas untuk bicara seperti itu,"ucap Patrick Davidson sahabat Julian pelan.

Gina melipat kedua tangannya didada. "Laki-laki itu hanya menyumbangkan spermanya pada ibuku dan hal itu bisa dilakukan oleh semua laki-laki di dunia ini, jadi tak ada yang spesial dengannya bagiku."

"Gina jaga bicaramu, Julian adalah ayahmu. Dia dan ibumu saling mencintai, mereka adalah …"

"What, saling mencintai?! Oh so sweet sekali. Andai saja itu benar aku pasti sudah melompat kegirangan, tapi aku tahu itu tidak benar. Kalau laki-laki yang kau sebut sebagai ayahku itu benar-benar mencintai ibuku seharusnya dia ada disaat kami mengalami kesulitan, seharusnya dia ada di saat aku bertumbuh dewasa. Nyatanya tidak bukan?! Bahkan ketika ibuku sakit keras dia juga tak tahu sampai akhirnya ibuku meninggal dunia, jadi lebih baik anda jangan bicara omong kosong seperti itu. Aku bukan anak kecil yang bisa di bohongi dengan kata-kata murahan seperti itu!"sahut Gina ketus memotong perkataan Patrick.

Patrick terdiam, ia tak bisa bicara apa-apa karena apa yang dikatakan Gina benar. Rasanya akan sulit baginya untuk membawa Gina kembali ke kediaman keluarga Sanders seperti yang diminta oleh Barbara Sanders.

"Kalau tujuan anda ketempatku adalah untuk membahas hal itu maka lebih baik anda pulang saja, karena aku tidak mau berhubungan dengan mereka,"ucap Gina pelan mengusir Patrick pergi.

"Uncle belum selesai bicara Gina."

"Maaf tapi ini sudah malam dan aku sangat lelah sekali setelah seharian berada dijalanan untuk mencari pekerjaan, sekarang lebih baik anda pulang karena aku ingin tidur."

Patrick membeliak. "Mencari perkerjaan? Bukankah kau baru lulus sekolah, Gina?"

Gina terkekeh. "Iya aku baru lulus, memangnya kenapa kalau aku hanya lulusan SMA? Toh masih banyak pekerjaan yang bisa aku lakukan dengan tingkat pendidikanku itu, selama itu pekerjaan yang menghasilkan uang halal tak masalah seperti yang dikatakan ibuku dulu."

Patrick kehilangan keberanian untuk melanjutkan perkataannya lagi, kalimat yang baru diucapkan Gina terasa mengiris dadanya. Rasanya menyakitkan sekali mendengar pengakuan seperti itu dari seorang gadis kecil yang malang seperti Gina, sebagai orang yang sangat mengenal kedua orang tuanya Patrick merasa sangat kasihan kepada Gina yang harus hidup terlunta-lunta seperti saat ini.

Setelah diam cukup lama kemudian mengulurkan sebuah kantong belanja yang sebelumnya dibawakan oleh asistennya, untuk diserahkan pada Gina.

"Aku tak menerima barang apapun dari orang asing,"tolak Gina datar.

Patrick tersenyum. "Ah itu maafkan uncle yang belum sempat memperkenalkan diri, namaku Patrick Davidson. Sahabat ayahmu yang bodoh itu sekaligus saksi pernikahan ayahmu dan ibumu 19 tahun yang lalu di Birmingham."

"Siapapun anda aku tak perduli, seperti yang aku katakan tadi bahwa aku tak mau berhubungan dengan orang-orang yang ada hubungannya dengan Julian Sanders dan satu lagi namaku adalah Georgina Garcia bukan Georgina Sanders. Selamat malam."

Gina langsung menutup pintu kamarnya begitu selesai bicara, mengabaikan Patrick yang masih ingin bicara dengannya.

Patrick tersenyum mendapat penolakan dari Gina, pria itu tak marah. Ia bisa mengerti kenapa Gina semarah itu pada semua orang yang ada gunanya dengan Julian, ayah kandungnya.

"Sepertinya usahamu untuk mendapatkan maaf dari putrimu akan sulit, Julian. Dia benar-benar sangat membenci kalian,"ucap Patrick pelan setelah selesai mengirimkan pesan kepada Barbara Sanders, Patrick melaporkan kondisi mengenaskan Gina yang terlunta-lunta di Barcelona.

Bersambung