Tawa itu terus nyaring di telinga Arzlan. Ingin langsung dirinya membunuh orang-orang di sana, sudah mengepal tangannya yang bersiap untuk memberikan sebuah pukulan maut.
"Uh?" Wanita berjubah menatap amarah di wajah Arzlan dan tangannya yang juga ikut mengepal. "Sebaiknya kau jangan melakukan apa-apa, di sini kau bisa melihat kejadian aneh yang mungkin tidak akan pernah dirimu bayangkan sebelumnya!"
Arzlan menghela napasnya. "Baiklah, akan aku lihat sampai berapa lama penderitaan ini akan berlangsung!"
Ini sedikit jauh lebih buruk dari apa yang dipikirkan oleh Arzlan, setiap hari Sakamoto mengalami serangkaian penderitaan hingga hari kelulusan dari SMA tersebut.
Cukup membuat Arzlan kagum bagaimana Sakamoto yang dilihatnya memiliki sebuah keberanian untuk tetap menghadapi sebuah penderitaan yang terus terjadi.
Setelah upacara kelulusan itu ada yang terjadi di tubuh Sakamoto, dia terduduk diam sembari menatap layar komputernya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com