webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#R18

The Demon CEO Finds Lost Love

SEASON 2 TELAH SELESAI SEASON 3 UNTUK SEMENTARA HIATUS, DEMI PERSIAPAN KONFLIK BARU MENGUSUNG SCI-FI. HIATUS...!!! Maaf jika Season 3 tidak langsung saya garap. jujur mengusung tema Sci-fi yang di padukan dengan romance itu sulit. Apalagi, sebenarnya novel saya basic nya itu adalah kisah cinta ala-ala CEO, yang di gemari para ibu-ibu. sedangkan di season 3 nanti banting setir ke sci-fi demi alur. Jadi, mohon pengertiannya. Tapi karena memang dari season 1 sudah membawa alur menuju ke sana. Maka harus saya lanjutkan juga membawa SCI-FI. INGAT!!! tidak semudah itu membuat cerita, saya bukan kekurangan ide, hanya masih dilema akan lanjut atau di buat sekuel. Karena memang jalan ceritanya genre nya akan sedikit berubah. AKAN DI LANJUTKAN SEASON 3 SETELAH 3 TAHUN YANG AKAN DATANG. TERIMA KASIH . MOHON DOANYA SEMOGA 3 TAHUN YG AKAN DATANG SAYA MASIH BISA MELANJUTKAN CERITA INI KE SEASON 3. Dapatkah seorang atheis berhati dingin jatuh cinta? Temui Ludius Lu! Pria atheis berdarah dingin, penguasa sekaligus CEO yang mendominasi Seluruh Daratan China ini mampu mendapatkan apapun yang ia inginkan, termasuk wanita. Tapi...kenapa dia tak bisa dapatkan hati gadis ini? Ia tidak tahu apa yang salah dengan dirinya? Mengapa ia tidak bisa menaklukkan wanita lemah sepertinya? Hatinya yang beku sekian lamanya begitu mudahnya dicairkan oleh seorang gadis tak berdaya. Gadis yang terlahir dari rahim wanita Indonesia ini, Silvia Zhu, seorang wanita berkeyakinan kuat. Demi mengemban amanah Ayahnya sebelum meninggal, Ia bertekad pergi ke Negara China untuk mencari keluarga Ayahnya berada. Tapi apakah Silvia tahu, bahwa niatannya akan berujung pada sebuah Takdir?? Takdir yang merubah hidup keduanya, menggoncang hati sang penguasa dingin. Akankah Ludius berhasil mendapatkan hati Silvia? Ketika Takdir di hadapkan pada dua kehidupan yang saling berlawanan, apa yang akan terjadi? Sequel dari Novel ini "Ludius, cukup..! mengapa kamu selalu menanggungnya sendiri? Tidakkah itu menyakitkan?" Bisik Silvia, air matanya tiba-tiba saja menetes. Ludius hanya terdiam, mulutnya seakan terkunci untuk berbicara. 'Silvia, kamu tidak tahu betapa kejam dunia ini. Jika aku ingin bertahan, maka aku harus berdiri tegak di depan semua orang. Selama ini aku sudah membuang hati dan perasaanku, yang ku anggap sebagai kelemahan ku. Tapi kamu mampu melihat sisi lemah ku'. Ludius melepas pelukannya, Dia mengusap air mata Silvia dengan lembut. "Jangan menangis, aku tidak pernah mengizinkanmu untuk itu. Kamu tahu.. Kamu adalah wanita pertama yang mampu menebak isi hatiku". "Walau begitu kamu masih tidak mau membaginya denganku?" Perkataan Silvia penuh makna. "Belum waktunya, Jika tiba saatnya aku pasti akan membaginya denganmu". Ludius menarik tangan Silvia menuju hamparan bunga yang memenuhi taman. Mereka duduk di bangku di tengah hamparan bunga.  Angin berhembus menyibakkan rambut Silvia,  "Ludius, Bukankah bunga ini menenangkan hati mu? Disini seakan kita bisa lebih jujur pada hati kita sendiri" ucap Silvia yang masih menikmati kesejukan angin yang berhembus. "Entahlah.. aku hanya merasa sedikit nyaman berada di sini". jawab Ludius yang masih memandang hamparan bunga. // // // // // TAG MAFIA, CEO, SWEET ROMANCE, COLD MAN, PERFECT HUSBAND, ACTION, ARROGANT, SWEET, MISTERY, BOSS, PERFECT PARTNER, KILL, BLOOD, TRAGEDY, Di Volume ke 2 nantinya akan banyak pemain baru, cinta dan aksi serta mengungkap masalah yang masih tertinggal di Volume 1. Bagi pembaca baru saya sarankan membaca Volume 1 terlebih dahulu untuk memahami alur cerita. copyright Embun_nada Hak cipta di lindungi undang-undang, dilarang mengcopy dan sebagainya tanpa sepengetahuan penulis. fb Embun_nada dan Rotul nada instagram Embun nada

embun_nada2 · Urbano
Classificações insuficientes
509 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#R18

49

Shanghai China,

Setelah menempuh perjalanan selama 5 jam lamanya pesawat akhirnya take off di bandara Shanghai China. Selama di perjalanan Ludius lebih banyak menghabiskan waktu dengan Laptopnya karena pekerjaan yang seharusnya Mu Lan kerjakan dia harus mengerjakannya sendiri.

Di bandara Shanghai Ludius beserta Silvia dan Julian turun untuk dari pesawat. Kedatangan mereka di sambut oleh LongShang, WangChu dan beberapa orang organisasi dengan pakaian rapih berjajar untuk mengawal Silvia agar terhindar dari hal yang tidak pernah diinginkan seperti tempo hari. LongShang sudah mempersiapkan beberapa mobil untuk mengantar mereka ke tempat tujuan.

Ludius mendekati LongShang "LongShang siapkan mobil untuk mengantar Tuan Julian ke tempat tinggalnya". Perintah Ludius dengan dingin. Dia seperti masih marah dengan pemberian Asisten Mu Lan itu.

LongShang dan WangChu menyapa Julian ramah "Selamat Sore Tuan Julian, Perkenalkan saya LongShang Asisten Direktur Tuan Lu. Saya  mendengar banyak hal tentang anda dari Tuan Lu. Mari.. Saya telah menyiapkan kendaraan untuk mengantar anda ke tempat tujuan".

"Silvia, apa tidak apa-apa kalau Kakak tidak mengantarmu?" Tanya Julian khawatir menyerahkan tanggung jawab Silvia pada Ludius.

"Jangan khawatirkan Silvia Julian, aku akan menjaganya. Aku juga sudah menyiapkan beberapa orang untuk menjaga Silvia dari hal yang tidak diinginkan. Silahkan kamu kembalilah dahulu, setelah itu kamu boleh datang kerumahku untuk melihat keadaan Silvia. Aku tidak akan melarangmu untuk menemuinya".

"Baiklah,  Silvia jaga dirimu baik-baik. Kakak akan mengantar barang-barang Kakak dahulu. Setelah itu Kakak akan mengunjungimu".

Julian pergi diikuti LongShang yang menjadi wakil Ludius menemani Julian ke tempat tinggalnya.

Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,Please click www.webnovel.com www.webnovel.com for visiting.

"WangChu, perintahkan orang untuk membawa semua barang-barang milikku dan Silvia. Aku akan membawa mobil sendiri. Pengawalmu boleh mengikuti kami dibelakang".

Ludius membawa Silvia masuk kedalam mobil, Terlihat Silvia keheranan melihat Ludius mempunyai bawahan begitu banyak dengan segala fasilitasnya.

"Ludius, apa kamu tidak terlalu berlebihan membawa bawahan begitu banyak untuk mengantar kita, Sebenarnya kamu orang seperti apa sih?" tanya Silvia membuka percakapan di tengah perjalanan mereka.

Mendengar pertanyaan konyol Silvia Ludius justru menahan tawa karenanya. "Coba kamu tebak, menurutmu aku orang seperti apa?" Tanya Ludius balik.

"Ehm.. Entahlah. Sejauh ini menurutku kamu orang yang hangat". Jawab Silvia secara sederhana.

"Hanya itu, Apa aku tidak terlihat tampan dimatamu?" Goda Ludius. Sesekali dia melihat wajah Silvia dengan senyum mautnya.

"Sejak kapan kamu menjadi terlalu percaya diri? Apakah sebelum aku hilang ingatan kamu juga sering menggodaku seperti ini?" Tanyanya kembali, rupanya kata-kata Ludius mampu membuat wajah Silvia merona merah. Silvia sedikit kaget melihat Ludius yang dia lihat selama di Indonesia berbeda dengan dia yang sekarang ada di sampingnya.

"Jangan memasang wajah menggemaskan seperti itu sayang. Apa Kamu sedang menggodaku?" Ledek Ludius kembali.

Silvia memanyunkan bibir melihat sisi Ludius yang lain "Siapa yang sedang menggodamu, Apakah seperti ini caramu merayu wanita? Berarti levelmu masih Terlalu rendah!" ledek Silvia.

"Tergantung, kalau itu kamu maka aku akan memakai level tertinggi untuk menggodamu". Jawab Ludius balik. Dia tersenyum simpul melihat Silvia terdiam.

Tidak terasa mobil telah berhenti didepan Kediaman Ludius yang pernah Silvia tinggali. Ludius memarkirkan mobil didepan pintu masuk dan keluar dari mobil. Didepan mereka sudah ada Bibi Yun dan para pelayan lain yang berjajar menunggu kepulangan mereka. Silvia turun dari mobil dibantu Ludius, pelayan sudah menyiapkan kursi roda untuk Silvia pakai.

"Selamat datang kembali Nona Silvia, Saya Bibi Yun, kepala pelayan dari Kediaman Tuan Lu". Sapa Bi Yun hangat.

"Bibi Yun, apa kita pernah bertemu sebelumnya, Mengapa Bibi seperti sangat mengenalku?" tanya Silvia. Dia merasa sangat asing tiba-tiba berada di tempat yang tidak dia kenal.

"Sayang.. Jangan terlalu difikirkan. Kamu memang pernah tinggal disini sebelumnya. Jadi wajar bila Bibi menyapamu".

Silvia mengerutkan kening "Sejak kapan aku memperbolehkanmu memanggilku Sayang. Namaku Silvia Zhu, bukan sayang! Simpan saja panggilan sayangmu untuk wanitamu!" Kata Silvia jutek.

"Baru 1jam kita sampai di China, dan kamu sudah kembali menjadi Silvia yang cerewet dan jutek. Kalau tahu akan secepat ini seharusnya aku membawamu lebih awal ke China. Agar kamu bisa kembali seperti burung yang suka berkicau kalau dekat denganku" ledeknya.

Suasana hati Ludius sedikit lebih tenang melihat Silvia sudah kembali seperti dirinya yang biasanya. Rasanya Ludius ingin setiap hari mengusili Silvia yang mudah tersinggung ini.

"Apa kamu sedang mengolok-olokku? Memangnya kenapa kalau aku seperti burung yang suka berkicau. Orang seperti kamu memang seharusnya di ceramahi biar penyakit usil dan Kepedeannya berkurang!"

Silvia memalingkan wajah dari Ludius, dia baru tahu orang yang kelihatan pendiam saat di Indonesia, ternyata begitu cerewet dan menyebalkan.

Didalam rumah Ludius menyiapkan kamar baru untuk Silvia. Karena dulunya kamar Silvia berada di Lantai dua, demi keselamatan Silvia Ludius menyiapkan kamar di lantai bawah. Dia membawa Silvia ke kamarnya.

"Ini kamar barumu Sayang, apa kamu suka?" Tanya nya.

Ludius sengaja tidak mengubah penataan tempat dan isi kamarnya dengan kamar yang lama untuk membuat Silvia lebih nyaman.

"Ini kamarku, Benarkah?" Katanya tidak percaya.

Ludius membawa Silvia untuk melihat-lihat isi kamarnya.

"Sayang lihatlah, ini adalah beberapa pakaian dan gaun yang pernah kamu pakai, dan ini Laptop serta beberapa Buku yang kamu tinggal disini". Kata Ludius sembari memperlihatkan beberapa barang milik Silvia.

"Istirahatlah! Jangan memaksakan diri, Panggil pelayan jika kamu membutuhkan sesuatu. Aku akan meminta Bibi Yun membawakan makan malam untukmu". Mengusap kepala Silvia dan pergi dengan senyuman.

Silvia masih melihat seisi ruangan, karena Silvia memakai kursi roda dengan tombol otomatis untuk menjalankannya, Dia bisa melakukan banyak hal sendiri. Saat Silvia sudah didepan pintu kamar mandi, dia mencoba untuk berdiri mengandalkan tangan kanannya sebagai tumpuan.

"Aku harus bisa mengandalkan tubuhku sendiri. Kalau aku tidak mencobanya, sampai kapanpun aku tidak akan bisa". Katanya pada diri sendiri.

Perlahan-lahan Silvia mencoba berdiri dari kursi rodanya, dan berhasil berdiri dengan tangan sebagai tumpuan.

"Sedikit lagi, aku harus bisa!" Katanya menyemangati diri sendiri.

Silvia sedikit memaksa menggerakkan kakinya agar bisa masuk kedalam kamar mandi. Disaat sedang mencoba melangkah, tangan kanan Silvia yang dia gunakan sebagai tumpuan tidak kuat menahan beban tubuhnya hingga membuatnya tergelincir dan jatuh. Seketika Silvia pinsan tanpa ada yang mengetahuinya.