webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urbano
Classificações insuficientes
393 Chs

344

"Bernapaslah, wajahmu sangat konyol, nak." Tommy terkekeh. Dia menyesap anggur merahnya.

Mata Brad berkedip, "aku sangat terkejut, ternyata wanita yang selama ini di maksud Goerge sama dengan wanita yang di benci seluruh orang. Jadi sedari tadi yang kalian bahas juga dia?"

Tommy dan Lily mengangguk, "Goerge mengenalnya lebih lama dari aku dan Rich. Oh, ingat akan sahabatku itu lebih baik kau jangan menunjukkan wajah penuh kagummu untuk Rosse. Wanita itu ibu tirinya, dan dia tidak suka ada yang menatapnya dengan tatapan kagum atau sejenisnya. Kalau kau masih ingin benapas, ingat pesanku ini."Brad menelan kasar ludahnya, "artinya tuan yang semalam itu Osborne? Oh Tuhan, beruntungnya aku bekerja untuknya, dia pasti membayarku mahal."

Tommy terbahak, "tentu, jika kau menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik."

"Pasti." Brad mengangguk mantap.

Obrolan berhenti saat Goerge datang dan membawa berita bahwa dia sudah mendaftarkan Brad di panti dan siap mengantar anak itu lusa.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com