webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urbano
Classificações insuficientes
393 Chs

342

"Nyonya, jangan bergurau. Sekarang saatnya serius. Jika tidak bisa jujur pada orang lain maka jangan bohong padaku."

"Aku tidak punya urusan dengannya, kecuali rasa sakit hatinya karena merasa aku mempermainkannya saat ingin menjodohkan putrinya dan Rich."

"Bukan salahmu jika tuan muda menolak putrinya yang terlihat lembut namun aku tau tidak ada bedanya dengan jalang itu."

"Sepertinya kau sangat membenci Zara, tapi darimana kau tau tentang Bethany, seingatku, kita tidak pernah membahasnya atau aku yang lupa?""Kau yang lupa, kita pernah membahas ini namun aku tidak tau detail sampai wanita itu menelpon pagi tadi."

"Untuk urusan apa? Aku tidak punya kepentingan dengannya."

Marry mengedikan bahu, "dia mengatakan ingin mengundangmu minum teh di rumah peristirahatannya, katanya banyak yang harus kalian luruskan termasuk dia ingin meminta maaf atas kelancangannya padamu selama ini."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com