"Sial!" umpat Bella sambil berkacak pinggang, memandang sandal jepitnya yang terputus talinya. "Kok bisa putus sih? Kenapa juga si sandal memilih putusnya di jalanan juga? Kenapa tidak putus talinya di rumah saja? Haish merepotkan," keluh Bella dengan menghela nafas super panjang.
Awalnya Bella hanya membawa sedikit uang untuk membeli pembalut yang ternyata habis. Stok terakhir yang dimilikinya sudah diberikan pada Kak Lintang dini hari tadi. Dan ternyata dirinya juga datang bulan. Masa iya, pembalut yang sudah diberikan harus diminta balik? Untung saja, di tas kuliahnya masih terselip satu biji pembalut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com