webnovel
#ROMANCE
#R18

The Cupid's Arrow : A Choice of Love

Juara 4 WPC Female Lead #97 Romansa Kantor Cupid adalah seorang dewa cinta dan gairah erotis dalam mitologi klasik Romawi dan dalam mitologi Yunani kuno, yang sering dikenal dengan Dewa Eros. Konon, siapapun yang terkena panah Cupid, maka mereka akan menjadi sepasang kekasih. Cupid membuat banyak orang jatuh cinta, termasuk para dewa yang jatuh cinta kepada yang lainnya, dengan menembakkan anak panah yang dimilikinya. Sebuah pilihan hati. Tidak peduli seberapa lama seseorang bersama, namun jika cinta belum menyapa, maka perasaan berdebar itu tidak akan muncul. Namun jika si cupid telah melepaskan panah asmara nya, siapa yang akan dapat menghindar dan lari dari kejaran cinta yang membara? ***** Dilan, seorang mekanik mesin mobil, harus memilih antara bos wanita pemilik bengkel dimana dirinya bekerja, atau sahabat baiknya yang selalu menemaninya dalam suka dan duka. Memilih diantara ketulusan dan pengkhianatan. Rama, seorang polisi, harus memilih antara wanita ayu yang memiliki kesukaan yang sama dengannya, atau Sinta yang dijodohkan dengannya oleh keluarganya. Sebuah pembunuhan berantai yang membuat semakin pelik urusan hati. Dyra mengalami dilema cinta. Tetap mencintai laki-laki yang sudah menikah atau menerima cinta dari seseorang yang tidak dicintainya. Pilihan mana yang akan diambil? Ikuti kisah mereka dalam : The Cupid's Arrow - A Choice of Love ***** Karya 2miles_dreams : 1. Cinta Angie (Tamat) 2. The Cupid's Arrow : A Choice of Love (On Going) 3. Harem milik suamiku (on going) Jika teman-teman suka dengan karyaku, masukkan dalam rak buku dan terus dukung karyaku dengan memberikan power stone. Review dan kritik saran nya juga ku tunggu. Aku harap karyaku bisa menjadi salah satu novel kesukaan teman-teman. Terima kasih atas dukungannya

2miles_dreams · Urbano
Classificações insuficientes
416 Chs
#ROMANCE
#R18

Bab 348 : Keputusan Ken (2)

Dua jam kemudian.

"Ayo turun," kata Ken sambil membuka sabuk pengamannya.

"Dimana kita?" tanya Barbara yang bingung memandang sekelilingnya. Sejauh mata memandang, Barbara disuguhi warna senja dari matahari yang terbenam di balik bukit. Pemandangan itu terlihat sangat mempesona. "Tadi kamu terus menyetir tanpa henti menuju luar kota, lalu kita tiba di... perbukitan?"

"Turunlah dulu," suruh Ken yang membantu Barbara membuka sabuk pengaman, lalu memanjangkan tangannya untuk mengembalikan letak sabuk itu di sisi dekat pintu.

"Baiklah."

Hawa sejuk langsung menyapa saat pintu mobil terbuka. Berbagai aroma masakan menguar di udara sejuk, berbaur menjadi satu hingga menerbitkan air liur. Nampak warung-warung makan berjejer di sepanjang jalan perbukitan. Beberapa pasangan muda mudi sedang duduk berdempetan sambil menikmati sajian hangat.

"Ayo, kita pergi ke tempat langgananku," ajak Ken sambil menyentuh siku Barbara untuk menyebrang. "Hati-hati langkahmu, disini agak gelap."