Di sekolah.
Darcy mengunyah permen karet saat berjalan menyusuri lorong sekolah menuju ruang bimbingan konseling. Bulan ini sudah ketiga kalinya, Darcy mendapat kesempatan untuk duduk di kursi panas. Meski belum sebanyak bulan kemarin, yang lima kali masuk ke ruangan konseling itu, tetapi Darcy masih memegang rekor terbanyak siswi yang dipanggil miss konseling.
Tok. Tok-tok-tok. Tok-tok.
Miss Nana si perawan tua dengan rambut yang sanggul super ketat, melihat ke arah Darcy yang mengetuk pintu ruangan konseling yang terbuka. Pulpen diarahkan pada Darcy.
"Buang permen karetmu." perintahnya tegas.
Darcy mengangkat bahu, acuh tak acuh. Darcy menggelembungkan permen karet itu satu kali lagi sebelum membuangnya di tisu yang ada di meja Miss Nana. Kemudian Darcy menarik kursi lalu duduk disana.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com