Rama memarkirkan mobilnya di lahan parkir sebuah rumah sakit.
Pagi tadi, sang mami tercinta mengetuk pintu kamar pengantin. Rama yang baru saja meregangkan tubuhnya karena bangun tidur, segera bergegas turun dari ranjang saat mendengar suara jeritan sang mami.
"Ada apa, mi?" desak Rama yang tergopoh-gopoh mendekati maminya yang sedang duduk di sofa bersama Sinta. "Apa mami terluka? Kenapa mami berteriak?"
"Rama, kenapa kamu biarkan kaki Sinta babak belur begini?" tuduh sang mami sambil menudingkan jari telunjuknya ke arah kaki Sinta.
Rama berkacak pinggang dengan pandangan jengkel ke arah mami yang menuduhnya. "Mi, kenapa mami berpikir kaki Sinta yang seperti kena ledakan bom itu adalah kesalahanku?"
"Lalu, jika bukan salahmu, salah siapa?" rongrong maminya dengan mata melotot. "Seharusnya kamu segera membawanya ke dokter. Sinta bisa kehilangan kakinya."
"Ck, tidak usah lebay deh mi. Semua luka itu tidak akan menyebabkan kerusakan apapun, selain rasa sedikit nyeri."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com