webnovel

The Cold Season

Untuk sebagian besar hidupnya, Xiao You Ren merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di setiap malam yang dingin, mengharapkan sebuah tangan melingkar di tubuhnya. Pada setiap orang dia menjeritkan pertolongan. Memohon untuk obat yang dapat menghilangkan rasa sakitnya di musim dingin. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang mampu memberikan hal itu padanya. Hingga dia terlibat sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang menawarkan obat. Alih-alih mendapatkan penawar bagi lukanya, dia justru menerima racun. Yang membuatnya menjadi kebal terhadap rasa sakit, bahkan meminta untuk mendatangkan perasaan itu terus-menerus. Xiao You Ren kian menggila sesaat setelah laki-laki itu menyuntikkannya sedikit rasa ‘diinginkan’. Seumur-umur Xiao You Ren tidak pernah merasakan hal menggelitik permukaan hatinya, hingga membuatnya menjadi sangat egois.

evilesther3 · LGBT+
Classificações insuficientes
262 Chs

We Deal with It 2

Wajah Wang Huanling menggelap, rahangnya mengeras juga mata yang dipenuhi kekesalan. Dia tidak marah, hanya saja merasa lebih kesal. Bukan untuk alasan yang tidak jelas, tapi perihal peneguran yang dilakukan langsung oleh CEO mereka, Wang Xian Wei. Ini adalah sebuah aib bagi prospek kerjanya di masa depan, sebuah cacat yang tidak bisa dengan mudahnya diterima oleh sosok perfeksionis seperti dirinya. Dalam benaknya, satu-satunya orang yang pantas di salahkan adalah Xiao You Ren. Tidak. Laki-laki itu tidak benar-benar bersalah, tapi karena kekacauan pikirannya, dia menjadikan seseorang sebagai kambing hitam.

Wang Huanling kalap dan dibutakan oleh permasalahannya sendiri.

Lagipula dia ditegur bukan karena file yang dititipkan pada orang lain, melainkan juga karena dia pergi tanpa izin dulu. Entah memberitahu pada resepsionis atau penanggung jawab divisinya. Itu suatu tindakan yang tidak baik, tidak menghargai orang-orang di sekelilingnya. Dan karena alasan itu pula, Wang Huanling merasa harga diri dan dedikasinya terhadap perusahaan seperti ditampar berkali-kali. Sungguh tidak bisa ditanggung oleh dirinya sendiri.

Dia keluar dari gedung perkantoran dan berjalan cukup jauh sebelum menaiki bus menuju rumah sakit di kota tersebut. Usai tiba di tempat tujuan, Wang Huanling lebih dulu mencari kedai makanan untuk mengisi perutnya. Bagaimana pun dia harus mempersiapkan lebih banyak tenaga untuk menjaga adiknya malam ini, sebelum kedua orang tua mereka tiba di kota.

Ketika memilah-milah makanan, matanya tak sengaja mendapati sosok tegap yang berdiri mematung. Menatap ke seberang jalan begitu serius. Hal itu membuat Wang Huanling merasa penasaran dan ikut mengalihkan atensi ke arah yang sama. Matanya melebar menemukan pemandangan manis di seberang jalan sana. Di depan gedung apartemen, dua manusia tampak bercakap-cakap dengan akrab dan cukup mesra. Xiao You Ren dan Zhao Yuzi dengan sebuah kandang kucing. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyum, dia memaksakan langkah mendekati laki-laki yang masih terpaku di dekatnya.

Saat ini, yang ada dalam pikiran Wang Huanling hanyalah keuntungan dari situasi tersebut. Entah laki-laki itu adalah kekasih Zhao Yuzi atau bahkan Xiao You Ren, dia tidak peduli. Yang terpenting adalah sebuah alasan untuk membalas kekesalannya kini ada di depan mata.

"Ahemm." Wang Huanling hanya mampu sedikit terbatuk untuk mencairkan pertemuan pertama mereka.

Laki-laki itu melirik sebentar padanya, hanya untuk mengetahui keberadaan orang asing di sekitar. Atensinya pun kembali pada dua entitas di seberang jalan sana yang tengah saling membalas senyum hangat.

"Kamu tertarik pada Zhao Yuzi," Wang Huanling berkata dengan niat memancing ikan besar, tapi tidak ada reaksi berarti dari yang bersangkutan. "Atau Xiao You Ren," lanjutnya. Dan kali ini umpannya dimakan dengan kasar. Laki-laki itu memberikan tatapan dingin sekaligus sebuah peringatan.

"Oke. Xiao You Ren." Bibir Wang Huanling mengkerut, mengalihkan perhatian pada Xiao You Ren. "Aku Wang Huanling, teman kerja Xiao You Ren. Aku bisa membantumu mendapatkan apa yang kamu mau, termasuk Xiao You Ren." Kali ini senyuman miring yang terpatri di wajah Wang Huanling. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi pikirannya sangatlah sederhana. Membantu laki-laki di sebelahnya untuk mendapatkan Xiao You Ren. Kemungkinan besar Xiao You Ren tidak menyukai laki-laki itu atau sudah sering menolakknya, maka dari itu dia tidak berani mendekati Xiao You Ren dan memilih meminum cuka dari jarak jauh.

Untuk pertama kalinya setelah beberapa menit, laki-laki itu menanggapi Wang Huanling, meski dengan tatapan yang penuh selidik. "Bagaimana mungkin?"

Tanpa menoleh Wang Huanling menjawab keraguan tersebut, "Kami satu divisi, duduk di meja yang bersebelahan, dan memiliki hubungan baik. Kamu bisa menanyakannya pada Xiao You Ren."

Laki-laki itu tersenyum remeh, seakan mengejek kebenaran ucapan Wang Huanling. "Lalu apa alasanmu membantuku?"

Tampaknya Wang Huanling mulai menyukai perannya, senyuman miring sangat cocok di wajahnya yang kecil. Dengan tatapan penuh kobaran api dia menjawab pertanyaan laki-laki itu, "Karena aku kasihan melihatmu."

Hal tersebut sukses membuat laki-laki itu berdecak kesal dan mempertanyakan keadaan dirinya yang mungkin tampak jelas begitu mendambakan Xiao You Ren, tapi tidak memiliki kesempatan emas. Sehingga untuk sedikit menutupi rasa malunya, dia menerima kesepakatan dengan Wang Huanling.

"Jadi, siapa namamu?" tanya Wang Huanling blak-blakan.

Laki-laki itu menatap dingin padanya dan dengan suara yang tak kalah dingin dia menjawab, "Liu Xuan."

.

Tidak hentinya Xiao You Ren menampilkan senyuman secerah mentari pada Zhao Yuzi yang datang ke apartemennya untuk menjemput Lie. Setelah memiliki sedikit perbincangan, gadis itu pun memutuskan untuk pergi. Xiao You Ren mengantarkannya sampai menuju mobil Zhao Yuzi dengan Lie dalam gendongannya, sedang Zhao Yuzi membawa sebuah kandang. Percakapan mereka seputar aturan dalam merawat Lie, apa yang biasa kucing itu makan, jadwal mandinya, juga kebiasaan-kebiasaannya.

"Lie sangat penurut, sedikit manja, dan nakal. Lebih baik kamu tidak mengabaikannya atau dia akan berulah dan merepotkanmu," jelas Xiao You Ren. Memang benar lie tidaklah pemberontak seperti kucing jalanan lainnya, tapi dia akan sedikit menyebalkan jika merasa bosan. Lie juga adalah kucing yang cukup pemalas, jadi dia tidak banyak berkeliaran dan menyusahkan untuk dicari.

Zhao Yuzi tersenyum dan merasa cukup senang akan apa yang dikatakan Xiao You Ren. Tampak sekali jika laki-laki itu sangat menyayangi kucingnya. "Baiklah, aku akan menjaga teman kecilmu dengan baik, tidak usah khawatir."

Hati Xiao You Ren merasa tenang, meski tidak menutup kemungkinan mengenai kecemasannya. Sebelumnya lie tidak pernah dititipkan pada orang lain ataupun penitipan hewan, karena Xiao You Ren selalu membawanya jika memiliki urusan yang lama. Terkadang juga lie akan disimpan di apartemen, lalu dititipkan pada pelayan kebersihan yang sudah dia kenal dekat. Akan tetapi, kali inin berbeda, lie dititipkan untuk jangka waktu yang lama. Xiao You Ren memang mengatakn 2 bulan pada Zhao Yuzi, tapi itu untuk sementara sebelum dia memiliki tempat baru untuk lie. Menyerahkan kucing itu pada pemilik baru yang sudah pasti akan menyayanginya.

"Terima kasih, Yuzi."

"Jangan sungkan, You Ren."

Selama ini Xiao You Ren tidak benar-benar menganggap entitas Zhao Yuzi begitun penting, bukan berarti dia mengabaikannya. Hanya saja Xiao You Ren memang memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan dengan wanita. Di masa lalu dia memiliki dua orang wanita yang disayangi, namun tidak ada di antara mereka yang benar-benar tulus. Wanita adalah makhluk yang begitu mudah tersentu, karena alasan itu pulalah Xiao You Ren memutuskan untuk tidak terlalu mempedulikan kehadiran sosok seperti itu di hidupnya. Dia hanya tidak ingin dikasihani.

Awal perkenalannya dengan Zhao Yuzi pun meninggalkan kesan yang sama. Gadis itu hanya mengasihaninya untuk alasan tidak jelas, namun perlaha rasa itu berubah tulus. Xiao You Ren tidak tahu disebut apa perasaan Zhao Yuzi saat ini. Dia hanya tahu jika perasaan nyaman kerap kali muncul ketika mereka dekat. Seperti memiliki seorang kakak perempuan, begitu pikir Xiao You Ren. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana tentang Zhao Yuzi. Gadis itu masih terasa misterius dengan segala kebaikannya.

Lie berpindah tempat, dari gendongan Xiao You Ren kini terbaring dalam kandangnya yang telah masuk mobil milik Zhao Yuzi. Tangan Xiao You Ren melambai mengikuti kepergian mobil Zhao Yuzi dari depan gedung apartemennya. Segera setelah itu dia kembali ke dalam dan memasuki ruangannya untuk memeriksa ponsel.

Sejenak dia merenung, merasa ragu akan sesuatu yang ada dalam pikirannya. Apakah perlu menghubungi Wang Xian Wei dan mengatakan tentang Lie? Atau membiarkan semuanya berjalan sendiri?

Dalam kerunyaman pikirannya mengenai hal itu, dia memikirkan sebuah kemajuan. Jika Xiao You Ren selalu duduk diam menanti layaknya anak baik, dia tidak akan benar-benar mendapatkan apa yang diinginkan. Justru hanya berpasrah diri pada pihak lain dan menanti keputusannya, sesuai harapan atau tidak. Itu akan merugikan jika pihak lain lebih memilih abai. Xiao You Ren tidak ingin hal seperti itu yang terjadi. Sehingga dia memilih meraih kembali ponselnya dan mencari sebuah nomor, mengirim pesan singkat.

[Sir, aku sudah menyingkirkan kucingku.]

Ketika mengetik dan mengirim pesan itu, dia tidak mengharapkan sebuah balasan. Hanya dibaca oleh sosok di seberang sana saja sudah sebuah keberuntungan besar bagi Xiao You Ren. Namun notifikasi pesan masuk tampaknya ingin mampir ke layar awal ponsel itu.

[Baiklah, aku akan ke apartemenmu jika ada waktu.]

Xiao You Ren tidak memiliki keberanian besar untuk mengetikkan balasan yang menggambarkan kebahagiaanya, sehingga dia hanya mampu memberikan 'ya' sebagai respon. Mungkin dimulai dari malam ini, menunggu Wang Xian Wei akan menjadi rutinitas penutup hariannya. Akan tetapi, melihat balasan terakhir dari laki-laki itu, sedikit membuat jantung Xiao You Ren tidak rela.

[Aku harus membagi waktu dengan kekasihku.]

Rasanya seperti ada ribuan jarum yang menghantam kewarasannya. Dia melupakan fakta itu dan terbang begitu jauh dengan fantasinya, meskipun tidak sampai langit ke tujuh, tapi tetap saja Xiao You Ren sudah terlanjur mengikuti permainan yang bahkan belum dimulai. Dia menghela napas untuk sesaat sembari mengetik balasannya.

[Tidak masalah. Kita sudah sepakat untuk itu.]

Di balik layar ponselnya, Wang Xian Wei mengerutkan kening. Beragam pertanyaan muncul dalam benaknya, mengenai pengetahuan Xiao You Ren akan isi kontrak. Saat membubuhkan tanda tangan, Xiao You Ren bahkan tidak repot-repot untuk membacanya. Lalu mengapa dia mengatakan sesuatu mengenai kesepakatan?

Mungkin Xiao You Ren memang mengetahui tentang kehidupan asmaranya dari orang lain dan berpikir jika itu terdapat dalam kontrak, atau sesuatu yang lebih sederhana lagi. Seperti dia memang tidak peduli akan hal itu. Wang Xian Wei pun memutuskan untuk membuat panggilan suara pada laki-laki itu. tak berapa lama suara yang tak asing menyapa gendang telinganya.

"Halo, Sir."

Suara itu terdengar sedikit lebih lembut dari pertama kali mereka saling berbicara secara langsung. Entah hanya perasaan Wang Xian Wei saja atau memang begitu nyatanya.

"You Ren, apa kamu tidak ingin tahu isi dari kontrak kita?" tanya Wang Xian Wei langsung pada intinya. Tidak ingi8n terlibat dalam basa-basi.

Xiao You Ren diam, tak menjawab untuk beberapa waktu. Tampaknya dia ragu. Bukan karena tidak ingin mengetahui isi kontrak tersebut, hanya saja ada rasa takut dalam dirinya dan pikirannya yang terlalu banyak bekerja.

Di sisi lain Wang Xian Wei yang dingin pun memahami kegelisahan dalam diri Xiao You Ren. Meski dia tampak acuh terhadap segala hal, tapi sebenarnya dia adalah sosok pemerhati yang baik. "Katakan apa yang ingin kamu katakan. Jika tetap diam, bukan hanya orang lain tidak akan mengerti keinginanmu, tapi kamu juga tidak dapat mengeluarkan bebanmu."

Kalimat itu cukup menampar sosok seperti Xiao You Ren, yang enggan mengatakan apa isi dalam hati dan pikirannya. Karena keyakinan jika orang lain tidak akan mengerti mereka. Padahal tidak semua dari manusia tidak memahami mereka.

"Aku ingin mengetahuinya, Sir."

"Baiklah, besok akan kuberikan."

Sesaat setelah kalimat itu selesai diucapkan, sambungan telepon pun berakhir. Satu kesimpulan yang didapatkan Wang Xian Wei mengenai Xiao You Ren. Laki-laki itu tidak tahu bagaimana cara menunjukkan dirinya yang sebenarnya.