webnovel

02 : semua orang itu biasa, kecuali penyihir, siluman, monster, dan hantu

Sekolahku, kelasku, temanku, dan Guruku. Mereka semua adalah Manusia biasa. Mereka bukanlah penyihir, siluman, monster atau bahkan hantu. Benar! Mereka hanyalah Manusia biasa sepertiku yang tidak tahu apapun tentang yang namanya sihir.

Aku duduk di kursi paling belakang yang dekat dengan jendela.

Katanya pemeran utama dalam beberapa Anime bergenre tentang sekolah, pastilah duduk di dekat jendela, tapi dalam kenyataan, hal itu tidaklah benar. Mungkin ada beberapa orang di depanku yang memang seorang pemeran utama, tapi itu bukanlah aku, karena aku hanyalah karakter sampingan yang terkadang memang terlihat, tapi lewat saja. Itulah aku, Hiro si pemeran ke sekian.

"Hiro." Seseorang menepuk pundakku.

Dia adalah temanku, mungkin. Namanya, siapa ya?.

"Apa?" Tanyaku. Yah... mungkin dia juga adalah karakter sampingan yang namanya jarang di sebut. Wajar saja jika aku lupa.

Dia memiliki rambut hitam yang panjang dengan wajah polos yang menjengkelkan. Kulitnya coklat, karena dia sering sekali keluar rumah untuk melakukan kesenangan bodoh. Tubuhnya benar-benar seperti atlit bela diri, karena itu aku tidak berani macam-macam dengannya. Anehnya, sampai sekarang dia belum punya pacar.

"Kau lihat berita pagi tadi?" Setelah bertanya, dia langsung duduk di depanku.

Woi! Itu bukan tempatmu.

Aku menggeleng lemah "Tidak! Tadi pagi, setelah sarapan, aku langsung ke sekolah."

"Yah... mau bagaimana lagi," Tiba-tiba wajahnya berubah dari wajah biasa, ke wajah sombong "Biar aku ceritakan."

"Oke, silakan."

"Ada ledakan berwarna hitam di sekitar sekolah kita, tapi pemerintah berkata kalau itu hanyalah pantulan cahaya, tapi aku tidak percaya itu."

"Lalu apa yang kau percayai?" Tanyaku dengan datar, maksudku... dengan biasa, karena aku adalah laki-laki biasa.

"Yang aku percayai ya? Itu adalah ledakan sihir dari komunitas penyihir yang melakukan sebuah eksperimen, tapi ledakan itu ternyata sampai menembus dinding tipis yang memisahkan dunia kita." Matanya berbinar saat mengatakan opini yang mungkin memang benar terjadi.

Aku tersenyum bodoh "Kau ini sudah kelas dua SMK tau. Dan kau masih percaya hal seperti itu? Dewasalah."

"Tch." Dia mengalihkan pandangannya ke arah pintu kelas, dan pandangannya berubah lagi "Lihat dia, Hiro!"

"Siapa?" Tanyaku sambil melihat ke arah pintu kelas yang terbuka "Oh... Dia ya? Kalau tidak salah, namanya Yu... Yuni?"

"Yuki tau!" Bentaknya sambil memukul bahuku.

"Maaf-maaf."

"Setidaknya kau harus mengingat gadis cantik sepopuler dia. Seluruh tubuhnya putih dan mulus, aku yakin itu. Mata cantik berkilau itu. Hidungnya yang sempurna. Bibirnya yang indah. Rambut panjang pirangnya yang terlihat seperti orang luar negeri. Tingginya yang sempurna. Aku yakin berat badannya juga indah. Apalagi tiga ukuran tubuhnya."

Oke! Sudah di jelaskan seperti apa gadis bernama Yuki itu kan? Aku sih tidak terlalu menganggap dia sesempurna itu.

Aku menganggap semua orang itu biasa saja, kecuali dia adalah penyihir, siluman, monster, atau hantu.

Tapi penyihir, siluman, monster, dan hantu mana yang mau bersekolah di sekolah umum? Aku? Aku bukanlah penyihir. Nyuruhuhuhu~.

***

Akhirnya pulang juga, tapi... itu tidak berlaku untukku, karena aku sedang melakukan piket kelas.

"Hiro," Si karakter sampingan itu melempar sekantung penuh sampah padaku "Bawa itu ke atap."

"Kenapa? Kan kita harus membuangnya ke tempat sampah." Tegasku.

"Aku meninggalkan sampah bekas makan siangku di sana."

"Ambil sendiri!"

"Tapi aku meninggalkan catatan disana, yang bertuliskan 'Aku Hiro dari kelas 2-B bertanggung jawab atas sampah ini' begitulah, jadi mohon bantuannya." Dan dia berlari entah kemana.

Kejadian ini pernah terjadi saat kelas satu dulu, dan aku mengabaikannya. Besoknya, aku di hukum membersihkan seluruh sekolah ini seorang diri. Dasar karakter sampingan sialan. Aku akan membalasnya.