Thili berjalan mengitari hutan tanpa arah ia berjalan berhari hari dengan perutnya yang kosong, Thili pun jatuh pingsan karena kelelahan.
Saat dirinya pingsan ada seorang kakek yang menolongnya, kakek itu melihat wajah Thili dan menyadari anak itu sedang kelaparan ia pun membawa Thili ke rumahnya.
Thili membuka matanya, ia menemukan dirinya berada dikamar seseorang yang tidak ia kenali.
Thili mencium bau masakan dan berjalan keluar kamarnya, ia bertemu seorang nenek yang sedang memasak dan seorang kakek yang sedang bersantai disebuah kursi.
kakek itu berkata, "ohhhh ohoho kau sudah bangun, bagaimana keadaanmu? apa aku lapar? tenang saja nenek ini bisa memasak apa saja, ahahahaha."
nenek itu menyahut, "oi! coba katakan sekali lagi kakek tua, akan kubuat kau tidak bisa berbicara lagi!!"
"ahahahaha tolong jangan kau dengarkan perkataan kakek tua itu ya! Nama nenek adalah Yuna aebi tapi kau bisa memanggilku Nenek Yuna saja ya~"
"Nak nama kakek adalah Una Aebi, panggil aku Kakek Una ya! kalau gitu ayo kita makan bersama kamu pasti lapar kan?"
"Hmmm" Thili menganggukan kepalanya dan berjalan ke meja makan.
Kakek Una "Nak jika boleh tahu bisakah kau mengatakan siapa namamu?"
"Thili, namaku Thili"
"Thili ya~ nama yang bagus untuk pemuda sepertimu ahahahaha"
"sudah sudah~ jangan terlalu banyak berbicara dan ayo cepat makan sebelum dingin"
Thili duduk di kursi dan menyantap makanannya. Thili meneteskan air mata menyadari betapa enaknya makanan yang ia makan, ia tidak pernah merasakan kehangatan seperti ini sebelumnya.
Kakek Una dengan tersenyum berkata "Thili darimana kau berasal? kenapa kau berada ditengah hutan sendirian? dimana orang tua/kerabatmu?"
Nenek Yuna "itu benar Thili apa yang dikatakan kakek Una, berada dihutan sendirian itu berbahaya! tolong jangan diulangi lagi dan kembali kekeluargamu ya~"
Thili membalas "keluargaku... mengusirku.... dan juga kakakku, kakakku menyuruh untuk berjalan dihutan tanpa arah, keesokan harinya ia meninggal."
Kakek Una "APA YANG MENIMPAMU NAK!??? kenapa kakakmu bisa meninggal?"
Nenek Yuna "bisa kau ceritakan apa yang menimpa dirimu nak?"
"kakakku mengikat lehernya di pohon, jadi aku meninggalkannya dan kembali berjalan di hutan."
Kakek Una dan Yuna menganggukan kepalanya bersama.
Nenek Yuna "kalau gitu habiskan makananmu dan tambah lagi jika kau belum merasa kenyang ahahahah~"
Kakek Una "ayo habiskan habiskan dan makan yang banyak agar kau bisa tumbuh besar haha"
Mereka menyelesaikan makanan mereka dan nenek Una mulai membersihkan piring piring serta mencucinya.
Kakek Una mengantar Thili kekamarnya dan menyuruhnya untuk tidur.
"Thili kamu tidur duluan ya~ kakek ingin bantu nenek untuk bersih bersih"
"hmmmm... hooooaaaaammmmmm~"
Kakek Una pergi ke tempat Yuna berada dan memulai diskusi tentang Thili.
Nenek Yuna berkata sambil mencuci piring, "anak itu sudah tidur kan?"
"ya.... dia sudah tidur, anak itu sepertinya dibuang oleh orang tuanya dan kakaknya melakukan bunuh diri. Dia adalah anak yang kuat."
Nenek Yuna membalas "kita tidak bisa membiarkan anak itu berada sendirian di tengah hutan seperti ini!"
Kakek Una "jadi apa kau ingin mengasuhnya? aku sih tidak masalah karena aku masih hidup"
Nenek Yuna "aku juga tidak tega melihat anak sekecil itu berjalan sendirian dihutan, beruntung ia tidak bertemu serigala ataupun monster."
Kakek Una "ya itu juga tergantung dia, apakah ia ingin menetap disini atau pergi kesuatu tempat. Dia yang menentukan pilihannya sendiri dan kita tidak bisa memaksa"
Nenek Yuna "ya kau benar, mari tunggu esok hari"
Mereka berdua memutuskan untuk tidur setelah melakukan percakapan.
Pagi haripun tiba, nenek Yuna menyiapkan sarapan sementara kake Una menyiapkan piring serta alat makan.
Thili terbangun dari tidurnya yang nyenyak, ia berjalan melihat matahari lewat jendela dan merasakan betapa hangatnya matahari di pagi hari.
*crack* suara pintu terbuka secara perlahan, seketika Thili menengok kearah pintu dan melihat kakek Una.
"Thili, ayo sarapan"
Thili dengan menganggukan kepalanya dan berkata "hmm, iya kek"
mereka berdua berjalan menuju ke ruang makan, Thili menikmati kehangatan dan kebersaman dengan kakek nenek tersebut.
mereka pergi memancing, berburu, dan memasak bersama.
"....."
"......"
Nenek Yuna berteriak "THILI BANGUN!!!!! KAU HARUS PERGI DARI SINI!!!!!"
Thili dengan wajah kebingungan menjawab "nenek ada apa? apa ya-"
"TIDAK ADA WAKTU UNTUK MENJELASKAN, KAMU HARUS LARI DARI SINI DAN BAWA INI BERSAMAMU!"
Mengikuti arahan nenek Yuna ia pergi dari tempat itu, ia melihat kebelakang dan menyadari bahwa ada sekumpulan serigala yang menyerang, ia pun berlari sekuat tenaga.
Setelah berlari dan terus berlari ia melihat ke belakang dan menyadari bahwa ia telah kehilangan sesuatu yang paling berharga baginya serta tidak akan mendapatkannya lagi.
Thili pergi kearah kota terdekat yang pernah Kakek Una tunjukan sebelumnya.
Bersambung.....