webnovel

Tamu Dari Lembah Neraka.

Kami bertemu dengan dua orang misterius yang muncul setelah raja iblis tumbang. Aura mereka lebih pekat dan mengerikan dari semua orang yang ada di dunia ini.

"KAU! SIAPA KAU SEBENARNYA?!". Koneko langsung marah saat kemunculan dua orang tadi. Tubuhnya mulai memanas dan membuat kami sedikit khawatir.

"Tenanglah, kemarahan akan menjatuhkanmu". K mencoba untuk meredam amarah Koneko.

"Kiyuha, tidak sopan kalau mengabaikan tamu kita. Mereka sudah bersusah payah untuk pergi ke sini". Salah satu dari mereka mengeluarkan kata candaan yang hanya dimengerti oleh rekannya.

"Benar juga, maafkan aku. Aku Kiyuha, aku adalah penjaga dari pintu neraka. Akulah orang yang membawa masuk makhluk dari dunia luar sana ke dalam neraka".

"Aku Kigozen, akulah perwujudan dari neraka itu sendiri. Bahkan hanya dengan nafasku, aku bisa memberikan mimpi buruk kepada dunia ini". Dua orang ini tidak bisa diremehkan, bahkan K sampai memasang kuda-kuda lebih awal.

Selama masih ada Catatan Suci milikku, aku berharap kami bisa lolos dari mereka. Aku bahkan tidak memiliki niat untuk mengalahkan mereka. Karena aku tahu, seberapa mengerikannya mereka berdua dilihat dari aura keberadaannya.

"Mereka tidak boleh diremehkan". K memperingatkan kita semua mengingat dia adalah orang yang bisa merasakan hawa keberadaan orang lebih dari siapapun.

"K, menurutmu, apakah kita bisa mengalahkan setidaknya satu dari mereka?". Miura bertanya kepada K tentang tingkat keberhasilan kami dalam melawan mereka.

"Hampir musta-"

"Kalian suka sekali berbincang ya, maka akan aku panggilkan teman berbincang yang cocok untuk kalian!". Kiyuha menggertak dan terlihat akan menyerang lebih dulu.

"Hell's Gate! Cerberus!". Seekor anjing berkepala tiga muncul setelah sebuah pintu di panggil oleh Kiyuha.

"Bahkan makhluk ini, aku tidak pernah melihatnya. Ada baiknya kita—".

"Teknik Neraka! Napas Lembah Kehancuran!". Kigozen mengeluarkan sebuah asap merah yang menyelimuti Cerberus.

"Asap ini akan merusak apa pun yang bersentuhan dengannya. Tapi jika sang penjaga pintu Cerberus menghisapnya. Maka peliharaan kita ini akan semakin ingin bermain dengan kepala kalian".

"Entah apa yang kita hadapi sekarang, tapi bersiaplah!". Miura memperingatkan kami untuk berjaga-jaga.

Kami sudah melawan Cerberus dengan sekuat tenaga tapi, serangan kami bahkan tidak menggores kulitnya.

"Megalodon! Tsunami!".

"Sihir Bintang! Debu Bintang!". Aku memperkuat serangan Sharky dengan sihirku. Tapi sebanyak apa pun kita mencoba, hewan itu tidak mendapat goresan.

"Manipulasi Elemen! Cambuk Petir!". Koneko tidak melakukan gerakan apa pun setelah membuat cambuk itu. Dia hanya diam dan melihat.

"Resonansi Alam, Longsor!". Cerberus masuk ke dalam tanah yang dibuat oleh K.

"Lubang ini tidak akan bertahan lama, Miura cepatlah!".

"Baik! Kuchiyose No Jutsu! Ou-sama!". Makhluk yang dipanggil Miura memiliki wujud seperti manusia dan membawa pedang di tangan kiri serta sebuah tongkat di tangan kanan.

"Makhluk yang aku panggil adalah sebuah perwujudan dari semua perintah. Setidaknya, perintah yang akan aku berikan pada Cerberus bisa menahan gerakannya". Miura langsung memfokuskan pikirannya dan menunjuk ke arah anjing neraka itu.

"Atas nama Sang Raja! Sang Raja memberikan perintah kepada makhluk rendahan sepertimu untuk diam membatu!". Geraman Cerberus perlahan memudar. Tidak mau membuang waktu, aku langsung menggunakan sihir penyegelan terkuat milikku.

"SIHIR BINTANG! PENJARA GALAKSI!". Lubang yang dibuat oleh K dipenuhi oleh bintang.

"Aku bisa me-". Pandanganku langsung memudar karena aku menggunakan sihir yang membutuhkan banyak energi.

"Al! Darah keluar dari mulutmu!". Apa yang dikatakan oleh Sharky benar. Darah ini adalah konsekuensi dari sihir bintang yang aku gunakan.

"Untung saja sihir itu berhasil. Aku butuh waktu, tolong kalian urus mereka". Sihir yang aku gunakan kepada Cerberus memang tidak membunuhnya, tapi satu masalah bisa hilang karena Cerberus terjebak ruang hampa tak terbatas.

"Inilah saatnya! Pengendalian Elemen! Pedang Petir!".

"Resonansi Alam! Zirah Komodo!".

"Danau Tanpa Batas!". Koneko, K, dan Sharky mengeluarkan teknik mereka masing-masing. Kiyuha dan Kigozen sama sekali tidak melihat ke arah kami.

"Itu saja? Baiklah". Kigozen turun dan bersiap menghadapi kami secara langsung.

"Maju! Lembah Neraka!". Kigozen menciptakan sebuah dimensi dan memindahkan kami ke sebuah tempat yang penuh dengan api.

"Kau membuat kesalahan besar. Kau berani menggunakan api di depan raja lautan? Cukup lucu. Megalodon! Tsunami!". Sharky menyerang Kigozen dari atas dengan ombak raksasanya.

"Ken—APA?!". Air yang diciptakan oleh Sharky langsung menguap saat mengenai tubuh Kigozen.

"Jangankan tempat ini, mustahil kau bisa membasahi tubuhku". Kigozen terlihat sangat santai setelah menerima serangan Sharky. Kami hanya bisa diam dan Sharky mundur dari barisan depan.

Kigozen masih diam saja sambil melipat tangannya. Entah apa yang dia pikirkan tapi kami berlima akan sangat sulit walau menyerangnya secara bersamaan.

"Bahkan air lautan pun tidak bisa mengenai tubuhnya". Saking panasnya api ciptaan Kigozen, air yang mengenai tubuhnya ataupun tempat itu langsung menguap.

"Serangan elemen air tidak mempan. Maka akan aku coba serang secara langsung!". K maju ke barisan depan dengan Miura.

"Kali ini aku tidak akan maju ke depan, Kuchiyose No Jutsu! Kuromaru!". Serigala hitam dengan corak putih dari atas kepala sampai ekor yang dipanggil Miura memiliki aura yang sangat kuat.

"Kau akan menggunakan ini? Resonansi Alam! Lahar!". K menggunakan lahar panas untuk memperkuat serangannya.

"Kuromaru! Spinning Attack!". Miura memberikan perintah kepada Kuromaru untuk menyerang dengan berputar. Melihat serangan yang tepat menuju ke arahnya, Kigozen hanya diam saja dan menangkis serangan itu dengan satu tangan.

"Jangan buat aku tertawa". Ucap Kigozen meremehkan.

"Maka, MUSNAHLAH!". Tanpa suara K sudah berada di atas Kigozen dan memberikan pukulan yang diperkuat dengan api.

"Apa kau bodoh? Elemen dasarku adalah api, kau tid-". Kigozen terkejut setelah mengetahui tangan kanannya terbakar karena serangan K.

"Bagaimana kau bisa melakukan itu?!?!".

"Kigozen, bukan? Aku hanya membakar apimu menggunakan api milikku. Itulah kenapa tanganmu bisa terbakar". K bisa melukai Kigozen, dia adalah yang paling tenang di antara kami.

"Api milikku sangat panas, tapi kenapa api milikmu bisa membakar api milikku?!?!". Kigozen mulai marah karena ia bisa dilukai oleh K seorang diri.

"Mudah saja, aku menggunakan api milikmu sebagai bahan bakar agar api milikku lebih panas". Kigozen langsung terdiam. Baginya, ini adalah pertama kali ia bisa dilukai oleh lawannya.

"DIAM! KALIAN HANYA MANUSIA BIASA! KALIAN BUKAN TANDINGANKU!". Kigozen menjadi sangat panas, sekujur tubuhnya dibakar oleh apinya sendiri.

"Raja Lautan, Sharky".

"Penguasa Daratan, K Dragon".

"Weapon Master, Koneko".

"Sang Pahlawan, Hibiki Miura".

"Dan aku, Penyihir Bintang! Alashter!". Pandanganku masih kabur, tapi aku percaya kami membuat langkah maju di pertarungan ini.

"AKAN KU BUAT MULUT KALIAN MEMINUM LAHARKU! OVERLOAD!!!!". Api kemarahan telah menelan Kigozen dan membuatnya menjadi monster.

"Terima kasih atas tawarannya, dengan senang hati akan kami tolak tawaran itu". Kigozen hanya meraung dan menyemburkan lahar.

Kami sudah siap dengan kemungkinan yang terjadi. Tindakan K yang tenang dapat membuat Kigozen menjadi terluka dan membuat kami percaya bahwa kami bisa menang.

"Saatnya mencoba apa yang aku pelajari di duniaku". Aku mengangkat tangan kananku untuk bersiap melakukan panggilan.

"Atas nama langit, bumi, dan lautan! Aku memintamu untuk datang dan patuh pada perintahku!". Aku memanggil Servant, entitas yang bisa diperintahkan untuk membantu Masternya dalam segala hal, termasuk bertarung. Setelah melakukan panggilan, cahaya emas terpancar dari tangan kananku dan Servant yang aku panggil pun keluar dari sana cahaya itu.

"Listina, mulai sekarang namamu adalah Listina". Servant itu baru membentuk wujudnya setelah aku memberikan nama padanya. Dia berwujud seperti perempuan dengan telinga dan ekor kucing berwarna hitam.

"Aku tidak tahu kau bisa melakukan hal sekeren itu. Ini saatnya! Zirah Air!".

"Mungkin ini saatnya, Rubik Penghancur Dimensi!". Koneko memegang sebuah rubik di tangan kanannya. Aku juga tidak tahu apa yang bisa dilakukannya dengan rubik itu. Raungan Kigozen semakin kuat dan membuat Sharky semakin bersemangat.

"BAIKLAH! GILIRAN KITA! Megalodon! Torpedo!". Karena serangan air tidak bisa melukai Kigozen, Sharky melempar pedang raksasanya tepat ke arah kaki Kigozen. Megalodon hanya berputar sambil membasahi tubuh serta tempat itu. Dalam beberapa saat kami sadar, api milik Kigozen sudah tidak seperti yang sebelumnya.

"Giliranku! Bentuk L! Merah!". Koneko membuat tanda L di rubiknya, entah apa maksud dari tanda L itu, tapi serangan Sharky menjadi lebih berguna.

"Aku ak-". Padahal aku belum menyelesaikan kata-kataku, tapi mataku kabur dan darah keluar lagi dari mulutku.

"Master! Sihir Penyembuhan!". Listina memberikan sihir penyembuhan kepadaku. Walau tubuhku sudah bisa digerakkan seperti biasa, pandanganku menjadi gelap.

"Ini adalah kebutaan dari sihir bintang sebelumnya. K! Bantu mereka!". Aku mengalami kebutaan sebagai ganti dari sihir bintang yang aku gunakan. Sekarang aku hanya bisa bergantung pada mereka.

"Kuchiyose No Jutsu! Kamemaru!". Miura bergerak lebih dulu dengan memanggil seekor kura-kura raksasa berwarna merah.

"Kamemaru memiliki elemen api, setelah melihat apa yang bisa dilakukan dengan api untuk menyerang Kigozen, sepertinya cara ini juga efektif".

"Miura, beritahu aku jika kau ingin menyerang!". Sharky berteriak kepada Miura karena ia tidak ingin menerima serangan dari Miura juga.

"Sharky! Menyingkirlah! Kamemaru! Fire Blast!". Kamemaru menarik napas panjang dan mengeluarkan semburan api tepat ke arah Kigozen. Setelah beberapa saat, tidak terlihat adanya luka pada Kigozen setelah serangan itu. Namun, api yang terdapat di tubuh Kigozen, terlihat sangat lemah.

"Baiklah, sekarang giliranku". K maju perlahan ke arah Kigozen yang sedang melemah.

Kigozen masih lemah setelah serangan yang dikeluarkan Kamemaru. Tapi kami tidak memberikan dia kesempatan untuk bicara sepatah kata pun. Kami terus menyerang secara bergantian. Sekarang giliran K untuk maju. Dia sudah bersiap untuk menghabisi Kigozen.

"Resonansi Alam, Danau Lautan!". K menciptakan sebuah laut tepat di bawah kami. Tapi, serangannya belum selesai. Sebuah Danau kecil muncul tepat di bawah Kigozen berdiri. Kigozen terserap ke dalam air laut dan masuk kembali ke danau yang ada di bawah sana. Hanya beberapa saat saja, terlihat sebuah ledakan dari dalam danau dan air danau itu menjadi warna hijau. Sesaat setelah itu, K keluar dengan membawa tangan kiri Kigozen. Rupanya, cairan hijau itu adalah darah dari bentuk monster Kigozen.

"Kalian.. TIDAK AKAN KU MAAFKAN!!!!". Kigozen berteriak. Tapi dia sudah terlalu lemah untuk bertarung.

"Master, ini giliranmu". Listina memberi tahuku bahwa sekarang adalah giliranku menyerang.

"Tapi aku buta, bagaimana ak-". Tiba-tiba Listina memelukku dari belakang dan menyatu denganku. Saat aku membuka mata, aku bisa melihat dunia ini kembali. Listina langsung keluar dan memberikanku sebuah kacamata.

"Master, kacamata ini bisa melihat semua informasi yang ada di dunia ini. Sekaranglah saatnya Master untuk menyerang". Aku bisa melihat semuanya. Dengan kacamata yang aku gunakan, aku bisa melihat dunia ini dengan lebih baik.

"Baiklah, inilah giliranku! Sihir Bintang! Lubang Hitam!". Lubang hitam yang aku ciptakan menyerap semuanya. Mulai dari dimensi yang diciptakan oleh Kigozen, sampai kekuatan Kigozen. Kigozen sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Dan kami sudah kembali ke dunia sebelumnya. Kami melihat tubuh Kigozen yang tergeletak di tanah dan Kiyuha yang tertawa kecil di belakang tubuh Kigozen.

"Kalian cukup hebat bisa mengalahkan Kigozen. Sepertinya aku harus mencari dunia baru untuk dihancurkan. Baiklah, aku akan melaporkan ini kepada The Catalyst". Kiyuha menghilang sambil membawa tubuh Kigozen melewati portal.

Ini adalah akhir dari pertarungan kami di lembah neraka. Kami kembali ke kota untuk bersiap pergi ke dunia selanjutnya.

"Tunggu, aku akan ikut kalian". Koneko mengajukan diri untuk ikut dalam perjalanan kami.

"Bagaimana dengan dunia ini? Bukankah kau adalah orang yang melindungi dunia ini?".

"Kalian tenanglah, dunia ini juga punya Pahlawan". Miura membalas pertanyaanku.

"Biarkan Koneko ikut dengan kalian, aku bisa menjaga dunia ini". Tambah Miura.

"Baiklah, ayo!". Balas Sharky

"Miura, sampai jumpa lagi, kelak kami akan kembali mengunjungi dunia ini! Katakan pada adikku aku dalam misi panjang dan rawatlah dia! Jika aku mengatakan langsung kepadanya, dia hanya akan menangis". Koneko memberikan perpisahannya pada Miura.

"Baiklah, aku akan mengikuti jejak Kiyuha dengan darah Kigozen. Sampai jumpa pahlawan, aku menunggu cerita me-". Sihir yang baru saja akan aku gunakan rusak karena darah Kigozen. Kami tersedot ke dalam lubang hitam yang entah kemana tujuannya. Sesampainya kami di ujung lubang, aku melihat informasi dunia ini dengan kacamata milikku.

"Apocacity, dimana ini?". Kami keluar tepat di laboratorium yang meledak. Kami merasa seperti baru saja bertarung selama 3 hari. Tenaga kami habis dan tubuh kami dipenuhi luka.

"Sihir Perubahan! Nol! Sihir Perpindahan! Nol!". Sihir yang aku gunakan untuk berpindah dimensi tidak bisa aku gunakan disini. Entah apa yang terjadi, tapi kami terjebak di dunia ini.

"Kita terjebak, kita tidak bisa menggunakan sihir perpindahan!". Aku memberikan rincian apa yang terjadi kepada K, Sharky, dan Koneko.

"Al, itu tidak penting, sekarang lihatlah ke depan". Sekelompok mutan dengan nafsu membunuh sudah siap menyerang kami.

"Baiklah, ini akan menjadi perjalanan panjang, Sihir Bintang!".