webnovel

Part 20

Clayton baru saja menyelesaikan rapatnya sore hari ini. Jam juga sudah menunjukkan pukul 6 sore dan ia berencana untuk melihat keadaan Keiyona di rumah sakit. Sebenarnya Clayton juga tidak ingin melakukannya, tapi ia harus bertanggung jawab karena apa yang terjadi pada gadis itu di sebabkan oleh dirinya.

"Maaf mengganggu waktu anda, pak." kata Wilona yang sudah berada di dalam ruangan kerja Clayton.

"Silahkan." kata Clayton mempersilahkan.

"Saya baru saja mendapat panggilan telepon dari salah seorang yang mungkin teman dari nona Zevanya." kata sekretarisnya itu pada Clayton.

Clayton memilih untuk berdiam diri, menunggu Wilona yang kembali akan berbicara.

"Temannya itu memberitahu saya kalau nona Zevanya pergi ke club dan dalam keadaan mabuk." kata Wilona memberitahu apa yang ia dapatkan.

"Mabuk? Ini masih jam 6." katanya yang merasa aneh dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu.

Wilona menganggukkan kepalanya singkat. "Benar, pak. Saya hanya menyampaikan apa yang harus saya beritahu kepada anda." katanya lagi.

"Baik, terima kasih." kata Clayton yang kemudian sudah segera beranjak pergi dari ruangannya menuju ke parkiran kantor untuk mengambil mobilnya.

Clayton pun langsung mengendarai mobilnya untuk menuju ke salah satu club ibu kota dimana tempat itu sering di kunjungi oleh Zevanya, sehingga ia tidak perlu bingung lagi atau pun menghubungi kekasihnya itu. Namun, sebelum itu Clayton sesegera mungkin menghubungi bawahannya untuk menjemput Keiyona di rumah sakit. Clayton sangat mengetahui tabiat gadis itu yang hampir tidak pernah membawa uang tunai dan juga ponselnya yang tertinggal di dalam mobil Clayton.

"Namanya Keiyona, segera jemput dia sekarang juga." kata Clayton memerintah.

"Baik, pak." jawab bawahannya dan langsung mematikan sambungan telepon mereka.

Setelah menghubungi bawahannya, Clayton pun kembali fokus kepada jalanan yang ada di hadapannya saat ini. Namun, fokusnya kembali terusik akan suara deringan ponsel yang berasal dari handphone Keiyona. Kebetulan Clayton terjebak di lampu lalu lintas yang berwarna merah. Ia pun menghentikan langkahnya dan mengambil ponsel Keiyona yang Clayton simpan di dashboard mobilnya.

Jason?

Clayton mengangkat alisnya sebelah. Ia tidak mengenal nama Jason ini dan tidak tahu siapa pria yang bernama Jason. Kekasihnya Keiyona, kah? Pikir Clayton pula.

Tin!

Tin!

Lamunan Clayton terbuyar ketika suara klakson dari belakang sana memberi isyarat agar Clayton segera melajukan mobilnya karena lampu merah di depannya sudah berubah menjadi warna hijau. Clayton mengabaikan panggilan telepon itu dan kembali menyimpannya di dashboard mobilnya. Ia juga tidak peduli siapa pria itu karena memang Clayton tidak sebegitu dekat dengan Keiyona.

***

Sesampainya Clayton di sebuah club yang cukup besar dan lumayan ramai sore ini, Clayton segera masuk ke dalam sana dan langsung menemukan Zevanya yang sudah dalam keadaan mabuk dengan beberapa temannya disisi wanita itu.

"Dia kenapa?" tanya Clayton pada salah seorang teman Zevanya yang terlihat masih dalam keadaan waras.

"Mabuk."

"Maksud saya, kenapa bisa mabuk?" tanya Clayton lagi.

"Gue enggak tahu. Katanya lagi ada masalah." jawab wanita itu yang kemudian Clayton tidak lagi bertanya.

"Kalau begitu, kami pamit." pamit Clayton, kemudian mengambil alih Zevanya dan memapahnya menuju ke mobilnya.

Daerah club malam yang Clayton datangi saat ini berada di daerah yang lumayan jauh dari keberadaan rumah barunya. Sehingga mungkin akan memakan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di perumahan elite, tempat tinggalnya yang sekarang. Itulah mengapa Clayton memerintahkan bawahannya untuk menjemput Keiyona di rumah sakit karena ia juga tidak mungkin lagi menjemput Keiyona karena waktu yang tidak dapat bekerja sama.

Clayton menghelakan napasnya yang terasa berat. Akhir-akhir ini harinya terasa berat. Entah mengapa rasanya cukup melelahkan, seakan Clayton memiliki dua wanita di hidupnya. Padahal ia hanya memiliki Zevanya dan Clayton menyayangi kekasihnya itu.

Clayton pun mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Zevanya secara lembut. Ia tersenyum tulus melihat kondisi Zevanya yang tertidur pulas. Kebiasaan Zevanya memang seperti ini jika mabuk. Ia tidak akan menyusahkan orang lain, wanita itu hanya akan tertidur sepanjang efek mabuknya dan sekali-kali mengigau. Tidak seperti Keiyona yang suka membuat rusuh. Itulah mengapa Clayton menyukai Zevanya yang seperti itu.

Bisa dimaklumi juga sifat menyebalkan Zevanya terhadap dirinya akhir-akhir ini. Mungkin kekasihnya itu merasa cemburu karena seorang gadis SMA yang tinggal berseberangan dengan rumahnya. Clayton juga tidak tahu mengapa, tapi terkadang ia sangat suka meladeni sikap kekanak-kanakannya Keiyona. Namun, terkadang ia juga tidak menyukainya.

Clayton melirik Zevanya lama, lalu mengecup keningnya sekilas.

"Aku sayang kamu, Vanya."

***

Keiyona sudah menyelesaikan ritual mandinya dan telah memakai setelan piyamanya yang berwarna hitam gelap. Saat ini Keiyona sedang duduk bersantai ria di depan teras rumahnya. Mbok Lasti juga datang menghampirinya dan memberikan segelas cokelat hangat untuk di minum oleh Keiyona.

"Minumnya di dalam aja, non. Di luar dingin." kata Mbok Lasti pada Keiyona, tapi Keiyona sama sekali tidak mendengarkannya.

Ia menunggu kepulangan seseorang dan tidak ingin melewatkannya malam ini. Keiyona akan memarahinya habis-habisan karena telah membuatnya berakhir di rumah sakit dan juga tidak bertanggung jawab karena pria itu tidak menjemputnya.

Clayton Regan Stein.

Pria itu harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Keiyona hari ini. Sehingga ia akan tetap menunggu kepulangan Clayton di depan teras rumahnya.

"Kalau begitu mbok masuk dulu, non." pamit Mbok Lasti.

Keiyona hanya menganggukkan kepalanya dan menyeruput minumannya dengan perlahan. Selagi menunggu ia bersenandung kecil. Tidak lama Keiyona menunggu, ia melihat sebuah mobil mewah milik Clayton melaju dengan pelan memasuki pekarangan pria itu. Keiyona dengan sigap langsung berdiri tegap dan meletakkan cangkirnya di atas meja. Namun, belum sempat Keiyona melangkah menyeberangi jalanan kompleks. Kehadiran Zevanya disana cukup mengejutkan baginya.

Deg.

Keiyona merasakan hatinya tertusuk pisau tajam. Menancap di dalam sana, entah apa artinya itu. Melihat Clayton yang membukakan pintu untuk Zevanya dan memapahnya membuat Keiyona hanya bisa berdiri mematung di depan pagar rumahnya.

Clayton juga tidak sengaja melihat kehadiran Keiyona disana. Kedua mata mereka saling terkunci satu dengan lainnya, hingga Clayton sendiri yang mengabaikan Keiyona dan masuk ke dalam rumahnya bersama dengan Zevanya.

"Regal." panggil Keiyona dengan sangat pelan dan hanya dirinya yang bisa mendengarnya.

Keiyona memukul dadanya yang terasa sakit. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya? Pikir Keiyona karena ia juga tidak mengerti kenapa rasanya sesakit sekarang. Apa mungkin karena Keiyona sudah mulai terbiasa dengan Clayton, sehingga ia tidak rela Clayton berdekatan dengan orang lain.

Keiyona sudah hidup sendiri terlalu lama, bahkan sejak ia masih sangat kecil. Sehingga kehadiran Clayton sudah seperti ia memiliki ikatan saudara layaknya abang beradik dengan Clayton.

Ya, pasti karena itu. Tidak ada alasan lain.

***