webnovel

Buku Misterius Dalam Mimpi

"Jangan fokus pada konsol game saja, baca juga hal-hal lain. Bertanggung jawablah untuk masa depanmu. Lagi pula aku mengajakmu di ulang tahun saudarimu, tapi kau malah bersikap seperti ini," tegur nya.

John lantas terdiam. Dia tidak mengatakan kata apa pun lagi, sebab dirinya tidak ingin memprovokasi siapapun, yang mungkin berakhir dengan perdebatan panjang atau perkelahian jika hal itu tak dapat terselesaikan. Dia sadar bahwa Zein juga bermaksud baik, walau dirinya secara tak langsung sedikit menyombongkan keunggulan dirinya.

"Aku tahu persis apa yang aku ingin lakukan dan juga apa yang aku rencanakan di masa depan. Mari kita tinggalkan rasa kekhawatirkan mengenai diriku di sini," sahut John.

"Terima kasih atas perhatiannya. Ngomong-ngomong aku mendengar dari teman sekelas bahwa dia bahwa dirimu membawa seorang gadis ke Rumah Sakit di pusat kota sebelumnya. Bahkan, membayar tagihan medisnya. Aku penasaran, apakah itu benar?"

Kulit wajah Zein langsung berubah pucat. Dirinya bahkan tertegun mendengar hal tersebut. Dirinya jadi salah tingkah, bahkan bersikap sedikit tegang. Dia berpikir bahwa dia melakukannya secara diam-diam, tetapi dia tidak berharap hal seperti itu bisa sampai ke telinga keluarganya, terutama John Lin. Sepupunya itu bahkan berbicara dengan santai di depan ayahnya.

"Jangan bicara omong kosong!" Zein mengelak, tapi dia terlihat tiba-tiba cemas.

"Lagi pula, itu hanya seorang teman cowok dan bukan seorang gadis. Dia berusia sebayaku dan tidak mungkin aku membawanya ke sana, terutama membayar tagihannya." Begitu mendengar kalimat itu, John tahu bahwa sepupunya itu berbohong.

John ingin mengeksposnya, tapi dia memilih untuk menggelengkan kepalanya, sementara wajah para tetua berubah. Dia mulai mempertanyakan aksi Zein dan kesempurnaan persona yang dimiliki oleh sepupunya. Karena sebenarnya, pasti ada hal tertentu di balik citra sempurnanya.

Potret Zein bersama gadis itu masih teringat jelas di dalam kepalanya. Dia bahkan dapat menyebutkan beberapa detail yang ada. Karena kenyataannya dia tidak mendengarkan hal itu dari orang lain, melainkan dia menyaksikannya secara langsung dengan kedua bolea matanya.

Namun, John tampak tak berminat untuk terlibat pada permasalahan itu. Dia tahu sekarang bahwa sosok figure sempurna di dalam keluarganya juga ternyata cukup berantakan, dirinya lantas bangkit kemudian berjalan keluar dari ruang itu dengan alasan dia ingin mencuci.

Dia tidak membuang waktu, memeriksa materi untuk ujian masuk perguruan tinggi dan belajar tulisan kuno jelas membutuhkan banyak waktu dan energi tersendiri. Beberapa hal tertentu dapat membuat John merasa sangat terpesona.

***

Tak terasa, waktu telah jauh berlalu. Hari demi hari terlewati, minggu silih berganti dan tanpa sadar sekarang satu bulan telah berlalu.

John terus menerus melakukan penelitiannya hampir tanpa jeda, dan akhirnya dia berhasil menerjemahkan halaman-halaman penting yang ada dalam buku itu. Untuk menghemat waktu, halaman utama yang memiliki ilustrasi gambar tak diterjemahkan oleh John dan dia memutuskan untuk menerjemahkan halaman yang berisi sekedar kalimat saja.

Dia tidak melakukannya secara acak, tetapi ia dengan hati-hati menyaringnya sesuai dengan tanda yang ada pada halaman bergambar. Setiap gambar menggambarkan pose. Seorang pria memegang pedang dalam pose. Teks yang terkait di halaman itu pasti membahas hal yang ada dalam gambar.

Setelah melakukan identifikasi yang lama, John menentukan bahwa sisa buku itu sebagian besar adalah narasi. Hanya halaman dengan gambar yang berisi teks penjelasan formal. Ini juga yang menjadi kunci untuk membuatnya tetap fokus menerjemahkan halaman-halaman itu.

"Wow," gumam John pada kemampuannya.

Catatan John dipenuhi dengan berbagai karakter Cina. Dia duduk di mejanya, dahinya bahkan mungkin berurat. Perhatiannya masih terbenam dalam terjemahan tersebut.

Sebanyak lima halaman telah berhasil dia terjemahkan. Semuanya adalah halaman dengan yang berisi narasi, yang tidak banyak penggunaan kata-kata aneh. Kecepatan dia dalam menerjemahkan jauh lebih cepat dari sebelumnya

"Aku menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mengingat, maka jelas tidak akan ada terjadi kebocoran. Tetapi, konten ini..."

John tampak merasa ragu. Grafik yang diterjemahkan cepat olehnya jelas merupakan informasi mengenai teknik ilmu pedang. Dia menatap pola sederhana yang dia salin.

Gambar dengan gaya yang ada, serta konten teks yang menyertainya, mendetailkan mengenai pembunuhan dengan sekali tembak. "Sejak awal, aku tahu bahwa itu bukan rak bunga, tetapi teknik pertarungan yang digunakan dalam pertempuran yang sebenarnya."

Dia kembali merenung. "Ilmu pedang dari buku dalam mimpi… Apakah itu benar pada akhirnya? Jangan tergoda untuk berlatih karena mungkin ini akan menjadi masalah."

Pada pola pertama, seseorang memegang pedang dan menusuk ke depan dengan satu tangan. Ada banyak panah dan catatan teks untuk membuat tubuh menjadi kaku. Kelihatannya sederhana, tetapi intinya ada beberapa detail yang berhasil ditangkap olehnya.

"Yang lebih penting adalah bahwa meskipun orang-orang dalam buku ini tidak berkembang seperti sosok panas dari kehidupan sebelumnya, tapi tetap ada banyak senjata berbahaya. Senjata api tidak memiliki efek atau dampak berbahaya jika tidak digunakan untuk hal-hal yang merugikan pada orang lain."

John mengerutkan keningnya, dia mulai berpikir lagi. "Namun, mungkin ada sesuatu yang istimewa tentang seni pedang dalam mimpi ini. Ada level yang disebutkan dalam buku ini berkali-kali."

Dari terjemahan berikutnya, John juga belajar sedikit tentang jenis hierarki apa yang ditulis oleh penulis buku dalam karangannya. Buku itu sesekali menyebut para pejuang tingkat tinggi yang pernah ditemui Russel di medan perang.

Para petarung berpangkat tinggi, dengan tubuh manusia super kuat, kekuatan dan kecepatan yang menakutkan, mengenakan baju besi besar yang berat, adalah aset di medan perang.

Uraian tentang situasi perang yang ada menumbangkan dugaan sebelumnya milik John. Awalnya dia menduga bahwa medan perang dalam buku itu seharusnya hanya era senjata dingin biasa. Tapi, penampilan prajurit berpangkat tinggi yang berlebihan membuatnya mengerti.

Jika isi buku itu benar, maka para petarung tingkat tinggi di dalamnya juga mungkin benar. Dia bergumam, "Russel menyebutkan bahwa ketika level prajurit mencapai tiga atau lebih, dia perlahan bisa berolahraga dan meningkatkan fisiknya..."

John lantas teringat akan sesuatu. "Jika… jika semua ini benar..." Dia membaca itu sedikit terbata-bata sembari menelan ludah.

Dia melirik teks yang berhasil dia terjemahkan. Kepolosan konten dan kekurangan detail menjadi sesuatu yang tidak bisa dibayangkan olehnya sendiri.

Sebanyak lima gambar yang dia ingat terhubung bersama-sama. Mereka adalah pendekar pedang Russel, salah satu serangan yang paling membuatnya bangga.

"Sederhana, tetapi ini trik yang sangat efektif." Meskipun John belum melihat seni bela diri secara langsung, tetapi dari gambar dan terjemahan yang dia lakukan menunjukkan betapa sengitnya trik ini.

Kelima gambar tersebut adalah gambar bergerak yang dilihat bersama untuk membentuk satu atau beberapa trik khusus. Penjahat dalam gambar, pedang panjang memotong miring dari atas ke bawah, dan begitu diarahkan, hasilnya begitu luar biasa dan mematikan di tempat.

**To Be Continued**