webnovel

Terpaksa Menikah Kontrak

Kembali Update 1 Desember 2021 Cover : Eutchai di Instagram

Nona_ge · Urbano
Classificações insuficientes
294 Chs

Persiapan Pesta (1) ⭐

Novel ini hanya ada di aplikasi WebNovel kalau ada di aplikasi lain berarti dibajak

Saya kasih catatan karena udah banyaknya kasus novel dibajak, dan saya kena, ga dapet royalti

Jadi bagi pembaca belum tahu apa itu aplikasi WebNovel, kalian bisa download aplikasi bertuliskan WebNovel di playstore

Di WebNovel koinnya lebih murah dan ada voucher baca gratis sampai 3 loh

Terima kasih,

Nona_ge

***

Faye juga memasuki halaman rumahnya dan memutar kenop pintu, cemas apakah dikunci atau tidak mengingat Denis kesal padanya, siapa tahu dikunci agar tak diperbolehkan masuk sebelum minta maaf pada Claudia.

Nyatanya tidak dikunci, tangannya membuka pintu mendapati Denis sedang tiduran di sofa sambil menonton televisi sesuai yang ditulis pesan tadi.

"Selamat datang," Denis masih mau menyambut walau nadanya dingin.

Faye tidak menjawab lebih memilih membawa plastik makanan ke tempat Denis berada, meletakkan di atas meja satu per satu barulah duduk di sisi pria itu.

"Bisa kau menyingkir?" tanya Denis dingin, "aku sedang seru-serunya menonton bola."

"Aku membawa makanan untukmu," kata Faye.

Denis tidak tertarik sama sekali, "Aku sudah makan siang, Faye."

Denis sungguh-sungguh memaksanya ingin ke intinya, huh? Dan ketika Denis memanggilnya dengan nama 'Faye' terasa sekali menusuk hatinya sebab telah terbiasa Denis memanggilnya: sayang atau Fay.

Denis benar-benar kesal.

Faye memberanikan membaringkan tubuh di samping Denis, memeluk lembut.

Tubuh Denis menegang seketika, namun tidak menyingkirkan Faye, tetap diam menonton.

Faye memberanikan diri berkata pelan di telinga Denis, "Maafkan aku, iya? Aku mengakui sikapku tadi berlebihan. Maaf."

"Mamamu lebih ingin mendengar itu daripada aku, Faye," kata Denis.

Faye juga tahu mengenai itu, ia menunggu acara kumpul keluarga untuk melakukannya rasanya tidak sopan meminta maaf lewat telepon, "Kau yang aku temui sekarang."

"Hm," Denis bergumam acuh tak acuh, jarinya mulai asyik memainkan helaian rambut Faye.

"Denis." Faye merengek, kini duduk menutupi layar televisi agar mendapat perhatian Denis.

Denis menghela napas merasa terganggu akan sikap Faye, dan bangun dari tidurnya, "Aku sudah makan, jadi aku tidak yakin bisa menghabiskannya. Kenapa kau tidak bilang mau membelikan untukku?"

Faye menggaruk lengannya gugup, "Aku tidak bilang karena itu sebagai permintaan maaf dariku."

"Kau salah kirim kalau begitu, Faye," Denis mengingatkan lagi, meksipun begitu mengambil kotak di dalam plastik yang Faye bawa, "Punyaku yang mana?"

"Semua sama," kata Faye ikutan mengambil satu kotak makanan lalu membukanya, "aku harap kau suka quesadilla."

Denis mengambil makanan memakai sendok plastik yang sudah didapatkan, "Sayur? Aku suka cuma jarang memakannya."

"Itu bagus buatmu. Ada daging juga, aku bawa jus juga," kata Faye tajam mengetahui Denis kurang menjaga kesehatan.

"Baiklah-baiklah," kata Denis mengalah sebelum Faye naik darah, memasukkan makanan ke dalam mulutnya, mengunyah pelan-pelan mencoba merasakan rasanya, "Hm ...."

"Bagaimana?" tanya Faye gugup.

"Enak sekali Faye, Chef di restoranmu tidak mengecewakan," kata Denis lalu mengambil suapan yang lain.

Faye tersenyum miring mendengarnya. Ia tahu Denis tidak berbohong melihat begitu lahap menghabiskan makanan bawaannya.

Mendengar pujian dari seseorang yang menikmati menu dari restorannya langsung menyenangkan juga, membuat Faye bangga sendiri.

"Whoaaa ... perutku penuh sekali seperti orang hamil," kata Denis sambil menepuk perutnya yang hanya berbalut kaus putih oblong.

Faye melirik kotak makan Denis yang sudah bersih tak tersisa termasuk jus juga, "Kau bisa menyisakan buat nanti malam, jadi nikmati ulahmu."

"Enak sekali sih," Denis memuji sekali lagi, "ini juga darimu mana mungkin aku akan menyisakannya."

"Eh?" Faye terkejut mendengar alasan yang terakhir, meletakkan sendok ke dalam kotak untuk melirik Denis yang sedang menatapnya begitu serius.

Mereka saling menatap satu sama lain.

Entah siapa yang mendekatkan diri duluan, tahu-tahu bibir mereka bertemu saling bertaut satu sama lain penuh gairah.

Denis-lah yang mengakhiri ciuman mereka, dibelainya pipi kemerahan manis Faye sambil berkata lembut, "Terima kasih makanannya dan aku memaafkanmu kok, sayang~"

***

Faye baru ingat bahwa Denis masih pengangguran jadi setelah menonton bola, ia menyarankan untuk mulai mencari pekerjaan lewat koran harian pagi langganannya, namun entah kenapa Denis menolak dengan alasan sudah bekerja untuknya. Ia protes dong, menjelaskan bahwa keluarganya terutama ayahnya tidak terlalu menerima orang pengangguran.

Claudia juga begitu sebetulnya, anehnya ibunya tidak memiliki masalah itu mungkin karena belum tahu atau Denis memakai rayuan pada Claudia sewaktu di kafe tadi.

Yang paling Faye cemaskan adalah ayahnya yang begitu ketat mengenainya apalagi Denis menjadi suaminya tanpa meminta restu dahulu pasti semakin murka mengetahui Denis pengangguran.

Denis tetap bersikap santai seakan itu hal yang mudah bagaikan membalikkan telapak tangan, berbalik bilang pada Faye untuk bersiap-siap pergi ke acara keluarga.

Faye yang frustrasi pun menurut akhirnya, pergi mandi membersihkan diri kemudian keluar dari kamar dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia mengambil pengering rambut dan mulai mengeringkan rambut hitam basahnya setelahnya mengoleskan serum ke rambut, lalu mengambil gaun yang sudah siapkan tadi pagi menggantung di dalam lemarinya dan memakainya

Gaun yang dipilihnya tidak terlalu terbuka hanya gaun tanpa lengan berwarna merah apel dengan panjang di atas lutut sedikit.

Faye heran kenapa Claudia menyuruh memakai gaun dan Denis memakai jas.

Claudia hanya bilang acara resmi saja.

"Ugh," Faye mencoba menarik resleting gaunnya yang berada di belakang, merutuki dalam hati seharusnya tidak memilih ini di antara gaun koleksinya. Ia menghela napas teringat alasan kenapa memilih ini karena gaun yang lain begitu ketat, tidak mau mengundang hasrat siapa lagi jika bukan Denis, "Aduh sakit!" erangnya frustrasi merasakan resleting gaun yang dipakai malah mengenai rambutnya hingga macet.

Faye berusaha mencari gunting untuk memotong rambut yang menyumbat resleting gaunnya, di saat itulah Denis masuk ke dalam kamarnya

"Ada apa? Aku mendengar kau berteriak," kata Denis cemas masuk ke dalam.

Faye tidak dapat menemukan gunting atau silet di laci, "Lebih baik aku tarik paksa saja."

"Tarik paksa apa, Fay?" tanya Denis.

Faye memutar bola matanya. Ini suami satu juga panikan sekali, "Kau tidak lihat tanganku memegang apa?"

Denis pun memandang tangan Faye yang lagi memegangi resleting gaun, "Kau mau apa kan punggung seksimu, sayang~?" Ia berjalan mendekati, memegang tangan Faye yang tadi dilihatnya, "Oh," Ia menyadari apa yang Faye maksud setelah menyingkirkan tangan kurus itu.

Faye menghela napasnya, "Rambutku masuk ke dalam makanya aku mau menarik paksanya karena aku tak dapat menemukan gunting."

"Tidak usah, biar aku bantu lepaskan," Denis menawarkan diri, "aku juga takkan membiarkanmu kesakitan, Fay. Sebentar aku ambilkan bangku."

Ucapan Denis diakui Faye hal manis, namun entah kenapa firasatnya mengatakan ini ide yang buruk.

"Aku rasa aku—" Faye tidak dapat menyelesaikan kata-katanya, Denis sudah menarik tubuhnya, membawanya ke dalam pangkuan di atas paha kokoh berbalut celana bahan berwarna hitam, "Kau! Apa-apaan!?"

Posisi ini begitu membuatnya tidak nyaman.

Kenapa juga Denis tidak membebaskan rambutnya di posisi berdiri?

Kenapa di pangkuan begini?

"Aku mencoba membuka," kata Denis pelan,

Faye menggigit bibir bawahnya merasakan napas hangat Denis mengenai lembut punggungnya mengirim sinyal kuat ke jantungnya untuk berdetak lebih cepat.

'Dia mau menggodaku ...?'

Faye menahan napasnya mulai merasakan tangan Denis bergerak menuju resleting gaun yang dikenakannya, memberikan bantuan yang dijanjikan.

Iya, Denis tipe pemaaf, butuh hal yg besar buat dia murka

Alesan dia ke amerika itu contoh kemurkaan dia

Kalian bisa cek novel saya 'Dendam Cinta' sambil nunggu novel ini up

Dukungan seperti komentar, batu daya & review sungguh berarti buat kemajuan novel saya ♥️

Terima kasih banyak ... ♥️♥️♥️

Nona_gecreators' thoughts