webnovel

Perhatian

Kemudian Rangga dan Arin berhenti disebuah tempat makan untuk menikmati sarapan bersama.

"Arin kamu mau makan apa?,"tanya Rangga lembut.

"Aku mau nasi goreng aja Ngga,"sahut Arin sedikit lemas.

"Kamu kenapa kok suara nya agak lemas begitu,"ucap Rangga cemas.

"Aku gak apa-apa kok Ngga, Cuman agak mual aja tadi tiba-tiba keluar dari mobil,"ucap Arin sedikit lesu.

"Yaampuun, Jangan-jangan kamu udah mabuk kendaraan Riin,"ucap Rangga semakin cemas.

"Iya mungkin Ngga, Aku emang gini kalau naik mobil perjalanan jauh. suka mual gitu."

"Yaudah gini ajaa, Kamu buruan makan. Habis itu kamu minum obat yaa, Biar kamu bisa tidur istirahat nanti di jalan,"ucap Rangga perhatian.

"Hmmm, Iya Rangga,"ucap Arin menurut.

Akhirnya mereka berdua sarapan bersama, Setelah beberapa menit mereka makan, Mereka pun kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Tetapi sebelum Arin menaiki mobil Rangga kembali mengingatkan Arin untuk meminum obat agar tidak mabuk kendaraan.

"Ariin, Ambil ini,"ucap Rangga sambil memberi obat kepada Arin.

"Iya Rangga, Makasih yaa,"ucap Arin masih terlihat lesu.

"Iya Riin, Yauda sekarang kamu masuk mobil biar aku pakai kan kamu sabuk pengamannya yaa, Tiduran aja senyaman nya kamu,"ucap Rangga lembut.

"Iyaa Ranggaa."

Setelah itu mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Beberapa menit diperjalanan terlihat Arin sudah tertidur, Rangga menatap Arin.

"Kamu tidur gini aja cantik banget Rin, Beruntung banget aku bisa jalan berdua gini sama kamu,"ucap Rangga dalam hati.

Kemudian Rangga kembali melihat ke arah jalan karena dia harus fokus juga melihat jalan supaya tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, Walaupun rasanya dia ingin selalu menatap wajah Arin yang selalu bisa membuatnya tenang dan bahagia. Setelah beberapa jam perjalanan Rangga memberhentikan mobil nya untuk mengisi bensin mobilnya.

"Mbak isi full ya,"ucap Rangga kepada salah satu penjaga bensin.

"Iya mas,"sahut salah satu penjaga bensin.

Sembari menunggu bensin mobil nya terisi penuh. Dilihatnya lagi Arin masih tertidur, Ditatap nya Arin dengan erat dengan sesekali mengelus lembut rambut Arin yang indah menutupi pipi kanan nya.

"Semoga aku bisa secepatnya memilikimu Riin,"ucap nya sembari menatap lembut wajah Arin.

Bensin sudah terisi penuh Rangga kemudian melanjutkan perjalanannya, Arin belum juga terbangun dari tidurnya, Mungkin obat mabuk kendaraan yang diminum nya tadi dosisi nya lumayan tinggi makanya Arin tertidur pulas sekali.10 menit kemudian Arin terbangun dari tidurnya.

"Mhhhhh. Yaampuun kita udah sampai mana ini Ngga,"ucap Arin dengan suara lembutnya.

"Sebentar lagi kita akan sampai Rin,"ucap Rangga sambil tersenyum.

"Yaampuun kamu serius Ngga?,"tanya Arin sedikit terkejut.

"Iya dong, Kenapa kok kamu kayaknya kaget gitu?,"tanya Rangga.

"Iyaa, Soalnya aku baru bangun, Tadi se ingat aku, Pas aku mau tidur masih baru awal perjalanan, Berarti aku tidur lumayan lama dong,"tanya Arin sedikit malu.

"Bukan sedikit lama, Emang sangat lama kamu tidurnya,"ledek Rangga.

"Yaampuun ma'af yaa Nggaa, Aku juga gak tau kenapa nyenyak kali tidur nya tadi."

"Hahaha, Yampuun gitu aja minta ma'af, Gak apa-apa lah, Aku malah senang kalau kamu bisa istirahat nyenyak kayak tadi."

"Udah lama banget kayak nya aku gak tidur se nyenyak itu Ngga,"ucap Arin mengadu.

"Kasihan banget kamu, Pasti kamu kecapek an ya Rin, Karena tiap hari mengajar bolak-balik?,"tanya Rangga sedikit cemas.

"Enggak kok Ngga, Aku cuman akhir-akhir ini lagi banyak fikiran aja, Bingung sama diri sendiri."

"Emang nya kamu kenapa sih Riin?"tanya Rangga lembut.

"Hmmm. Aku bingung banget dengan tragedi Mas Fikry meninggal kemarin. Ditambah lagi aku harus membayar semua hutang-hutang nya yang ternyata dia punya banyak hutang kepada rentenir. Aku cuman takut suatu saat rentenir itu tiba-tiba datang menagih hutang nya pada ku,"ucap Arin mengadu.

"Yaampun Rin, Kamu kasihan banget sih. Ma'af yaa aku baru bisa dengerin kamu cerita sekarang, Harus nya di saat kamu lagi keadaan gak baik-baik aja begini aku ada di samping kamu, Tapi saat itu Papa aku malah nyuruh aku pergi untuk melanjutkan study. Tapi sekarang Kamu boleh luapin semua uneg-uneg yang ada di fikiran kamu mana tau dengan kamu cerita kamu bisa lebih tenang."ucap Rangga lembut sambil meng elus rambut panjang Arin.

"Hmmmm. Makasi banyak ya Ngga, Saat ini aku jaauh ngerasa lebih tenang karena bisa cerita sama kamu. Ma'afin aku dari dulu gak pernah anggap kamu ada yaa, Karena aku bener-bener gak suka sama anak geng motor. Kesan nya semua anak geng motor itu punya sikap yang gak baik. Makanya aku gak mau terlalu dekat sama kamu. Aku bener-bener gak nyangka kamu bisa ngertiin keadaan aku, Dan sekarang bisa buat aku merasa lebih tenang dari sebelumnya, Sekali lagi makasi banyak ya Ngga,"ucap Arin merangkul tangan Rangga yang ada di pipi kanan nya.

"Ssssst. Ariiiin, Kamu gak usah minta ma'af begitu, Kamu tau. Bisa ngeliat kamu aja sekarang udah buat aku sangat bersyukur, Apalagi bisa di rawat sama kamu waktu aku sakit. Dan sekarang aku bisa pergi bedua hanya sama kamu. Ini menurut ku hal yang sangat langka Riin. Bahkan gak pernah terlintas sedikit pun difikiran ku bisa sedekat ini sama kamu,"ucap Rangga sangat senang.

"Hmmmm. Kamu gak usah ge'er yaa Ngga. Aku begini karena aku tau kamu gak terlalu buruk untuk di ajak menjadi teman,"ucap Arin sedikit malu-malu.

"Udah gak usah malu-malu gituu. Semakin kamu malu-malu kamu tambah cantik banget tau,"ucap Rangga semakin merayu.

"Apa sih Nggaaa, Siapa juga yang malu-malu sama kamu."

"Tuh kan. Wajah kamu pipi nya merah merona gitu,hahaha,"ledek Rangga.

"Hmmm. Kamu tuh yaa, Hobi banget gombalin aku. Gak bosen apa."

"Gak akan ada kata bosen di kamus nya Rangga arya henanta untuk tuan putri Arin setya Ningsih yang sangat cantik ini,"ucap Rangga sambil tersenyum lebar.

"Ihhh, Geli tau denger nya,"ucap Arin tersipu malu.

Setelah beberapa jam mereka berbincang di perjalanan, Akhirnya mereka pun sampai. Dengan cepat Rangga begegas keluar untuk membuka kan pintu mobil nya untuk Arin.

"Rangga, Yaammpuun aku bisa sendiri kok buka pintu nya. Kamu gak perlu repot-repot buka in nya. Aku bukan anak kecil."

"Sssttt. Bawel banget sih kamu. Coba sesekali tuh nurut aja sama aku. Aku tuh gak mau kamu pergi sama aku nanti ending nya ngeluh."

"Loh ngeluh gimana maksud kamu?."

"Iyaa, Kayak anak temen-temen nya Mama aku begitu. Katanya gak enak jalan sama ku. Gak asik lah, Gak peka lah, Ini lah, Itulah."

"Hahaha, Masa iya mereka bilang begitu."

"Iya loh. Mereka gak tau aja asli nya aku bucin banget sama orang yang tepat. Yaitu kamu."

"Apa kamu bilang?."

"Iyaaa Ariin setya ningsiih, Cuman sama kamu sikap manja dan bucin aku ini bisa keluar begini. Aku juga gak tau kenapa bisa begitu."

"Halah gombal aja kamu tuh."ucap Arin sedikit tidak percaya.