webnovel

Sesal Aqila.

Gibran masih mengendarai mobilnya. "Kamu tadi benar-benar tidak menyentuhnya 'kan?"

"Aku tidak bisa membuatmu, percaya sepenuhnya kepadaku, tapi Allah punya CCTV, Allah tahu dan mengawasi setiap saat."

"Keren juga bahasamu," puji Gibran. "Kata Bunda kamu serius, sama Aqila? Kenapa aku tidak yakin."

"Iya. Aku sangat serius, dan ingat! Aku masih muda. Belum umur tiga puluh itu masih muda. Jangan panggil aku Om. Jika aku jadi adik iparmu, aku akan panggil kamu Pak de."

"Ha ... Kenapa?"

"Ya anakku nantikan manggilnya Pak de."

"Hehehe. Nikah saja belum, sudah kepedean. Apa yang membuatmu yakin dan tertarik? Padahalkan tingkah pola Aqila arogan sekali dan seperti itu." Gibran menoleh ke belakang.

"Entah dari awal aku sudah yakin jika Aqila nantinya akan menjadi jodohku." mendengar ucapan Barra, Gibran tersenyum remeh seperti tidak percaya.

"Aneh," gumam Gibran.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com