Sebutir air mata nampak lolos dari kelompolaknya saat menunduk, terjatuh ditelapak tangan kekar yang mengadahkan. Bilqis bersandar penuh haru pilu di pelukan Kakaknya.
Semua orang mulai risau dan kekhuwatiran mencekam dimana-mana, kepanikan semakin menjadi. Satu-persatu dari korban yang telah diidentifikasi. Semakin menjadi tangisan gadis cantik itu. Gadis yang berusaha tegar, dia mengangkat kepalanya berusaha baik-baik saja walau hatinya patah.
"Aku kuat Mas, aku tidak papa," ujarnya menatap kakaknya dengan penuh haru.
"Masih ada harapan, mungkin saja itu nama Fatih yang lain, jangan menangis lagi," ujar Nuril dengan sangat tegar.
"Aku akan mencari info lebih lanjut, kamu jangan terlalu sedih dan berlarut-larut, tetaplah berdoa agar Allah mengabulkan semua doamu. Tidak ada tempat bersandar namun tetap ada tempat sujud," imbuhnya, Bilqis berusaha tersenyum walau air matanya kembali terjatuh.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com