webnovel

Undangan Makan Malam

"Aku pernah mendengar dari Aaron, kau sedang mencari tempat tinggal untuk sementara. Tapi aku tidak menyangka kalau kau akan tinggal di sebelah rumahku. Selamat datang, Anton dan Clarine, di komplek ini. Semoga kita bisa bertetangga dengan baik," balas Bass, menyambut Anton dan Clarine dengan sangat baik.

"Clarine, kau bisa berkunjung ke rumah kami, jika merasa bosan di rumah. Gisel selalu berada di rumah bersama anak-anak," tutur Bass memberikan penawaran.

"Iya .. terima kasih, Bass … aku akan senang jika bisa menjadi teman baik untuk Gisel."

***

Anton baru saja memasuki rumahnya, ia melihat sang istri yang sedang santai sembari menonton televisi di ruang tengah rumahnya. Anton pun ikut duduk bersamanya di sofa panjang, dimana Clarine tengah asyik menonton sembari memegang remote nya.

"Sudah bertemu dengan teman-temanmmu?" tanya Anton memulai pembicaraan.

"Sudah," jawab Clarine singkat.

"Bagaimana? Senang?"

"Bertemu dengan Lidya dan Kinan … senang-senang saja. Bertemu dengan teman-teman bermuka ular itu yang membuatku jengah," gerutu Clarine mengungkapkan kekesalannya kepada teman-teman arisannya.

"Biarkan saja. Yang penting hidupmu tidak bergantung dengan mereka. Oh iya, bagaimana dengan acara makan-makan pindahan rumah kita? Apa kau sudah mengaturnya?"

"Aku sudah pesankan kateringnya. Kau undang saja teman-teman kantormu besok sepulang kerja. Aku akan persiapkan semuanya dari siang."

"Baiklah."

Anton dan Clarine sudah membahas sebelumnya mengenai syukuran atas pindah rumah mereka, yang akan diadakan pada hari Selasa. Sebenarnya Anton ingin merayakannya pada hari Jumat, hari terakhir kerja, namun sepertinya itu masih terlalu jauh. Seluruh rekan kantor akan diundang oleh Anton, begitupun beberapa tetangga komplek yang tinggal di lingkungan tempat tinggalnya.

***

Bass baru saja selesai mandi dan ia pun segera keluar dari kamarnya, untuk menuju ke kamar anak-anaknya. Sudah menjadi ritualnya setiap malam, jika ia tidak pulang larut dari tempat kerja, Bass akan menemani anaknya bermain, hingga menemani mereka tidur. Karena anak-anak juga membutuhkan figur ayah, dimana kini mereka lebih sering bersama Gisel, yang hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja.

Gisel masuk ke dalam kamar anak-anak mereka dan menghampiri sang suami yang kini tengah terbaring di atas kasur sembari memeluk kedua anaknya. Gisel melangkah dengan sangah hati-hati, agar Kean maupun Kayla tidak terbangun.

"Sayang—"

"Sssst!" Gisel memberi isyarat agar Bass tidak berisik agar tidak membangunkan kedua anaknya.

Bass kembali menepuk punggung Kayla perlahan, agar anaknya kembali tertidur nyenyak. Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk menidurkan Kean dan Kayla, Bass pun bisa beranjak dari tempat tidur dan dengan cekatan langsung memeluk Gisel dari belakang, seolah merengek seperti anak kecil.

"Pasti ada maunya," gumam Gisel, sangat tahu apa yang diinginkan oleh suaminya.

"Sekarang saja, yuk!" ajak Bass dengan bersemangat.

"Tidak malam ini, ya Bass …," balas Gisel, ia menepikan tangan Bass yang merangkul lengan tangannya.

"K—kenapa? Anak-anak sudah tidur, bukan?"

"Hmmm, itu … aku …."

"Aku apa?"

"Aku sedang kedatangan tamu bulanan, Bass …."

"Astaga!"

"Bass! Jangan berisik!" gerutu Gisel sembari menepuk lengan tangan Bass, kesal dan khawatir kalau nanti Kean dan Kayla akan terbangun karena suara Bass.

"Astaga … jadi adik untuk Kean dan Kayla belum berhasil?" tanya Bass, melanjutkannya dengan suara pelan, agar kedua anaknya tidak terganggu.

"Hmmm, sepertinya Tuhan hanya ingin memberikan dua anak saja untuk kita, Bass. Lain kali kita coba lagi, ya," ujar Gisel, ia memberikan pengertian kepada sang suami.

***

Bass dan Carlos baru saja keluar dari ruangan Pak Santa, sepertinya ada peralihan job desc yang akan ditangani oleh Bass sebagian, karena masa kerja Carlos hanya tingga beberapa hari saja dan Anton belum menguasai semua pekerjaan Carlos. Bass yang sudah lebih senior pun diminta untuk menghandle beberapa job desc yang belum dikuasai Anton, sembari men-training Anton setelah Carlos resmi resign dari perusahaan tersebut.

"Pak Carlos, Pak Bass, sudah tahu kalau sore ini kita diundang makan malam di rumah Anton?" tanya Aaron, entah mengapa cara bicaranya menjadi lebih sopan dari biasanya.

"Belum. Kau tidak lihat, aku dan Pak Carlos baru saja tiba," jawab Bass sedikit ketus, sama seperti biasanya.

"Karena kalian belum tahu, aku ingin memberitahunya. Jadi, akan ada acara makan malam di rumah Anton sebagai syukuran rumah baru mereka," tutur Aaron. "Rumah ngontrak maksudnya," lanjut Aaron berbisik.

Pak Carlos terkekeh melihat tingkah Aaron yang nyatanya masih sama seperti biasanya. Terlalu santai dan tidak pernah melihat resiko apa yang terjadi jika ia melakukan ataupun mengatakan hal apapun yang menurutnya biasa-biasa saja, namun tidak bagi orang lain.

"Pulang kantor?" tanya Pak Carlos, ingin memperjelasnya.

"Iya, Pak Carlos. Bapak sudah tua, ya jadi sedikit lama berpikirnya," jawab Aaron semakin kurang ajar.

Pak Carlos dan Bass hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala mereka, melihat tingkah Aaron.

"Jadi bagaimana? Kalian ikut, bukan?" tanya Aaron lagi memastikan. Karena ia tidak ingin kedua teman dekatnya itu tidak ikut. Aaron juga sudah bersiap-siap untuk membuat keduanya tetap ikut jika nanti ada penolakan.

"Aku tetangga sebelah rumahnya. Sudah pasti aku datang," jawab Bass.

"Bapak bagaimana?" tanya Aaron lagi kepada Pak Carlos.

"Hari ini saya mesti berkemas, Ron. Sepertinya—"

"Sepulang dari rumah Anton, saya akan membantu Bapak berkemas. Bapak tidak perlu risau. Pokoknya kita bertiga harus ikut datang ke undangan makan malam dari Anton dan istrinya yang cantik dan seksi itu," ujar Aaron memotong ucapan Carlos. Benar saja, ia akan melakukan segala cara untuk membuat kedua temannya itu ikut datang ke undangan makan malam di rumah Anton dan Clarine.

***

Mobil Bass menepi di depan rumahnya dan ia segera keluar, namun tidak langsung menghampiri teman-temannya yan sudah tiba lebih dulu.

"Bass! Ayo!" seru Aaron memanggil Bass.

"Kalian duluan saja. Aku akan datang bersama Gisel dan anak-anak," jawab Bass, kemudian ia berlalu masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu, Aaron yang masuk bersama dengan Pak Carlos, langsung disambut hangat oleh Clarine, yang sudah mempersiapkan segalanya untuk acara makan malam kali ini.

"Selamat datang, Pak Carlos … selamat datang Aaron …," Clarine dengan sangat ramah. Kali ini Clarine juga tidak berpakaian terbuka seperti biasanya. Ia mengenakan longdress dengan lengan panjang.

"Selamat malam, Clarine …," balas Aaron menyapanya.

"Bass tidak bersama kalian?" tanya Clarine, tidak melihat adanya Bass bersama mereka.

"Nanti menyusul. Ia akan datang bersama Gisel dan anak-anaknya," jawab Pak Carlos.

"Oh begitu … benar juga. Bass harus datang bersama Gisel. Aku sangat senang bisa bertetangga dengan mereka, apalagi jika bisa berteman baik dengan Gisel," tutur Clarine.

"Baguslah kalau begitu. Gisel orangnya sangat baik, kau pasti senang berteman dengannya."

'Ya … aku sudah pasti senang bisa berteman dan bertetangga dengannya.'