"Selamat malam, Clarine …," balas Aaron menyapanya.
"Bass tidak bersama kalian?" tanya Clarine, tidak melihat adanya Bass bersama mereka.
"Nanti menyusul. Ia akan datang bersama Gisel dan anak-anaknya," jawab Pak Carlos.
"Oh begitu … benar juga. Bass harus datang bersama Gisel. Aku sangat senang bisa bertetangga dengan mereka, apalagi jika bisa berteman baik dengan Gisel," tutur Clarine.
"Baguslah kalau begitu. Gisel orangnya sangat baik, kau pasti senang berteman dengannya."
'Ya … aku sudah pasti senang bisa berteman dan bertetangga dengannya. Dengan Bass,' batin Clarine bergumam. Nyatanya Clarine seperti tertarik dengan Bass. Mungkin karena sikap dan perangainya atau karena ketampanannya.
Clarine memilih untuk berpindah tempat, menyambut tamu yang lainnya. Baginya, malam ini adalah makan malam istimewa untuk dirinya dan juga Anton. Meski rumah yang ditempat mereka hanyalah kontrak dan sementara, namun mereka kini sedang membangun rumah baru, hasil jerih payah Anton.
***
Bass mengangkat tubuh Kayla dan mengajak putri kecilnya itu lebih dulu menuju ke rumah Anton dan Clarine, sementara Gisel dan Kean menyusulnya di belakang. Kedatangan Bass disambut hangat oleh rekan-rekan kantornya, termasuk sang tuan rumah. Anton juga berhasil menggoda Kayla, sehingga gadis kecil itu pun mau diajak oleh Anton untuk mengambil puding yang terletak di sudut ruangan.
"Anton suka anak kecil, namun sayang Tuhan belum memberinya momongan," tutur Aaron.
"Aaron, kau kebiasaan sekali, ya … membicarakan orang seperti itu," ujar Gisel, yang baru saja tiba dan mendengar apa yang dikatakan oleh Aaron.
"Bu Gisel … hai … apa kabar?" sapa Aaron begitu bersemangat, seolah mencari perhatian Gisel yang baru saja menegurnya. Ia memeluk Gisel dan memberikan hormat, layaknya sebagai bawahan Gisel.
"Sudah, Ron … kau tidak perlu berlebihan. Kini aku bukanlah atasanmu lagi," ujar Gisel, mendorong tubuh Aaron, agar menjauh dari dirinya, sehingga Aaron tidak bisa memeluk Gisel.
"Kau … jangan peluk-peluk istriku!" gerutu Bass, tidak senang istrinya diperlakukan seperti itu oleh Aaron.
"Oh, maaf Pak Bass … maaf saya tidak sengaja menyentuh istri Anda," tutur Aaron, kini ia menepuk dada Bass, mengagungkan Bass sebagai atasannya. Padahal biasanya Aaron selalu bersikap sesuka hati pada Bass. Ia tidak peduli kalau Bass itu adalah atasannya, karena ia menganggap kalau Bass adalah sahabatnya.
"Selamat malam, Bu Gisel …," sapa Anton kepada Gisel, sangat ramah. Anton baru saja kembali usai mengambil puding bersama Kayla.
"Panggil Gisel saja," balas Gisel tersenyum. "Sepertinya malam ini begitu istimewa, ya. Kita semua bisa bertemu dan berkumpul di sini," tutur Gisel, ia merindukan rekan-rekan kantornya, dimana itu semua adalah bawahannya di kantor.
"Makan malam istimewa, untuk orang yang istimewa," jawab Anton, memuji Gisel.
"Wah wah … Bass … kau balas memuji Clarine juga. Ini tidak bisa dibiarkan!" tutur Aaron memprovokasi.
"Apa yang kau pikirkan, Aaron," gerutu Bass, menggelengkan kepalanya.
Semua tamu pun menikmati hidangan yang telah disediakan oleh Anton dan Clarine. Sepertinya mereka semua menikmati makam malam yang diadakan oleh dua sejoli itu.
"Sayang, aku harus pulang. Kayla mengantuk," tutur Gisel, memapah tubuh Kayla yang sejak tadi minta digendong.
"Aku pulang juga kalau begitu," balas Bass.
"Bass, teman-temanmu masih berkumpul di sini. Sebaiknya kau hampiri mereka. Aku bisa pulang sendiri, rumah kita ada di sebelah, sayang …," ujar Gisel sembari terkekeh.
"Benar juga … kalau begitu, aku antar saja, ya."
"Sayang … aku bisa sendiri. Kembalilah bersama teman-temanmu. Nanti jangan pulang terlalu larut, ya …."
"Hmmm, baiklah Gisel … selamat malam dan selamat tidur, istri dan anak-anakku," ucap Bass, kemudian memberikan kecupan di bibir Gisel, juga pada kening Kean dan Kayla.
Gisel berlalu dari rumah tersebut dan Bass memilih untuk mengambil minuman dan membawanya ke halaman belakang rumah Clarine. Ada beberapa tamu di sana, namun tidak banyak.
Clarine yang menyadari kalau Bass berada di sana pun, langsung menghampiri pria dua anak tersebut. Clarine juga sedang membawa segelas minuman dan tiba-tiba ia mendekatkan gelasnya pada Bass.
"Bersulang," ucap Clarine mengakrabkan dirinya pada Bass.
Bass menaikkan gelasnya, tanpa melakukan cheers pada Clarine. Clarine hanya tersenyum, menganggapi sikap dingin Bass.
"Gisel dan anak-anak kemana?" tanya Clarine.
"Sudah pulang duluan, Kayla ngantuk," jawab Bass singkat. Ia masih saja bicara tanpa melihat Clarine.
"Bass," panggil Clarine. "Aku boleh memanggilmu Bass, bukan?" tanya Clarine.
"Iya, silakan," jawab Bass, masih dengan mode cueknya.
Clarine tersenyum, ia mendekat pada Bass, seperti hendak membisikkan sesuatu.
"Makan malam kali ini, sangat istimewa bagiku," ucap Clarine, dengan nada yang menggoda.
Namun sayang, dimata Bass Clarine terlihat bukan seperti menggoda, ia justru risih dengan sikap Clarine.
"Karena ada tamu istimewa malam ini," lanjut Clarine.
"Oh, ya? Siapa tamu istimewanya?" tanya Bass, sepertinya ia hanya berbasa-basi, tidak ingin terlalu mencueki Clarine, karena bagaimanapun kini dirinya sedang berada di rumah Clarine, sebagai tamu undangan makan malam.
"Kau."
***
PRAAAANG!!!
Gelas yang dibawa oleh Gisel tiba-tiba saja terjatuh. Ia kemudian mengambil gelas yang untungnya bukan berbahan dasar beling, Gelas alumunium itu baru saja diisi air dingin oleh Gisel, air kompres yang akan ia tempel di wajah dengan kapas.
"Ada-ada saja," gumamnya menggerutu. Gisel pun jadi memiliki pekerjaan untuk membersihkan lantai yang basah karena tumpahan air tersebut.
Gisel menoleh pada jam yang ada di dinding dapurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi Bass tak kunjung pulang.
"Harusnya dia pulang sejak jam 10 tadi. Sudah 2 jam aku pulang, ia sepertinya betah sekali jika sudah berkumpul bersama teman-temannya," gerutu Gisel kemudian.
Rencananya ingin menunggu Bass sembari mengompres wajahnya, ia urungkan karena sudah mengantuk. Bahkan mengompres wajahnya pun tidak jadi ia lakukan.
Sementara itu di rumah Anton dan Clarine.
Tamu masih ramai di rumahnya. Sepertinya mereka bukan hanya sekadar ingin menikmati makan malam yang sudah disediakan oleh Anton dan Clarine, namun ada beberapa dari mereka yang menikmati alkohol, yang juga sudah disediakan oleh Clarine.
Sepertinya Aaron akan menginap di rumah mereka malam ini. Karena minum terlalu banyak, ia jadi tak sadarkan diri, bahkan bicara yang bukan-bukan tentang para wanita yang pernah dikencaninya.
Sementara Bass yang juga minum, masih bisa mengontrol dirinya dan kini Bass mengambil alih Aaron, ia ingin Aaron bermalam di rumahnya saja.
"Sebenarnya tidak masalah jika Aaron menginap di sini, Bass," ujar Anton.
"Tidak apa. Aku akan membawanya ke rumahku. Kau dan Clarine pasti lelah dengan ini semua. Aaron biar aku yang mengurusnya. Dia bisa jadi lebih menyusahkan dari pada harus membereskan semua kekacauan di rumah kalian," tutur Bass.
"Baiklah, Bass. Terima kasih sudah membantu. Dan juga terima kasih atas kedatangannya malam ini. Senang bisa bertetangga denganmu dan juga Gisel."