webnovel

Terjerat Cinta Lelaki Gila

Florence Foster gadis manis dan anggun berusia 17 tahun. Rambut indah merah kecokelatan mirip tembaga dibiarkan menutupi pundak. "Mom, Dad, aku mau mengatakan sesuatu," ucap Florence gugup. "Tidak, Flo. Kita tidak sedang berdiskusi. Ini perintah, jangan pernah lagi kau membicarakan hal ini lagi." Ayah Florance mengecam dengan keras. "Tapi, Dad!" "Flo! CUKUP!" "Aku cinta anak-anak, Pa!" "Flo, hentikan!"

Snowflakes_99 · Urbano
Classificações insuficientes
16 Chs

MAKAN SIANG

Florence memarkir mobilnya di halaman sebuah kafe. Ia menarik tuas rem tangan, lalu memutar anak kunci untuk mematikan mesin mobil. Florence merapikan lagi make up dengan di cermin kecil yang dibawanya di dalam tas.

Wanita itu tersenyum puas melihat tampilan akhir dari make up yang Ia kenakan. Kini Florence berusia 33 tahun. Kecantikannya semakin luar biasa, rambut berwarna yang merah kecokelatan dibiarkan tergerai sebatas punggung. Bola matanya berkilau seperti berlian biru, sangat memukau. Dia memiliki senyuman seindah dewi dalam gambaran mitologi Yunani. Dia sudah berprofesi sebagai dokter Spesialis Anak dan rumah sakitnya salah satu rumah sakit dengan kulitas pelayanan terbaik.

Florence menurunkan kaca mobil seraya tersenyum lebar sambil melambaikan tangan kepada seorang lelaki yang tengah duduk di kursi out door sebuah kafe.

Lelaki itu membalas senyuman Florence sambil melambaikan tangan. Ia tak kalah menawan dan mempesona dari Florence, Pria tampan itu bernama Edward.

Edward semakin tampan dan sangat menarik dengan kematangan usianya. Rambutnya hitamnya yang bergelombang disisir rapi dengan style belahan rambut di sisi kiri. Iris matanya yang kecokelatan berbinar bahagia.

Tubuh Edward semakin gagah dan indah. Mampu membuat para wanita menabrak tiang listrik atau menabrak tanda peringatan lantai basah di sebuah mall karena perhatian mereka teralihkan saat melihat ketampanannya.

Edward semakin piawai dan hebat menjalankan bisnis. Perusahaan garment mereka hingga kini semakin bertumbuh besar. Hasil produksi mereka dikirim ke berbagai negara.

Florence dan Edward berjanji makan siang bersama di kafe ini. Pernikahan keduanya sudah berjalan selama tujuh tahun dan dikaruniai seorang putri bernama Bella, gadis kecil itu berusia lima tahun. Karena kesibukan masing-masing, mereka jarang makan bersama. Itulah mengapa ketika ada waktu luang seperti sekarang ini, mereka menggunakannya untuk saling bercengkrama.

Florence keluar dari mobil. Rambutnya bergerak tertiup angin kencang. Begitu pula dedaunan, beterbangan melayang ke segala arah. Ia menutup mata rapat-rapat supaya tidak kemasukan debu atau pun pasir, menutupi wajahnya nan cantik dengan telapak tangan. Saat angin kuat itu berlalu, Florence menurunkan tangan dan membuka kedua kelopak matanya. Ia kembali melangkah. Berjalan perlahan mendekati sang suami. Senyuman bahagia tak hilang dari bibir manisnya yang berwarna pink lembut, selembut kelopak bunga sakura di musim semi.

Langkah Florence terhenti secara mendadak!

Ia sangat terkejut saat sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti di sisinya.

Florence mengalihkan pandangannya ke arah mobil itu dengan mata terbebelak lebar. Dua orang lelaki memakai penutup wajah berwarna hitam menyergapnya. Mengamit lengannya sangat kuat. Florence ketakutan. Ia meronta sekuat tenaga.

"Ed! Ed, tolong aku!" Florence pun berteriak nyaring. Tubuhnya diseret kuat memasuki mobil.

Edward melihat ke jalan itu dari kursinya. Ia segera meloncat dan berlari kencang menuju sang istri yang meronta-ronta. Kursi yang ia duduki jatuh terjengkang ke belakang.

Edward berlari dan berteriak keras memanggil sang istri, "Floooo!"