"Anak-anak Risma belum pada bangun Pak, masa mau ditinggal," sanggahku pelan.
"Iya, nanti pas bangun saat masakan sudah matang!" sindir Ela ketus.
"Langsung deh, comot makanan sana-sini," sambung Samsiah.
'Astaqfirullah' bisik hatiku, sedih. Kenapa anak-anakku ikut dibawa-bawa. Anak-anak seusia balita seperti itu mana pernah ngerti, padahal anak-anak mereka pun sama saja seperti itu.
"Memangnya kenapa itu Risma, si Riswan macam nggak mau akur sama keluarga? Orang mah Risma, kasih tahu itu sama si Riswan, jika hidup susah itu jangan belagu, jadi saudara nggak ragu-ragu buat bantu." Kang Amran sekarang yang bicara. Aku yang sedari tadi bicara hanya karena menjawab pertanyaan, merasa tidak tahan juga untuk tidak ikut bicara.
"Risma mau tanya sama semua, memangnya walaupun hidup Risma susah, Risma pernah meminta-minta bantuan sama Kang Amran, Ella, dan kamu Samsiah," ucapku membela diri.
Sesaat mereka semua terdiam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com