"Mas aku mau nyusuin Lina dulu," ucapku karena sedari tadi Lina bergerak dan merengek.
Mas Sani duduk di sampingku, menutupi kegiatan ini. Beruntung kami duduk di pojokan dan akupun memakai hijab yang lumayan lebar sehingga memudahkan.
Usai makan, kami pun pulang. Saat turun dari motor, kami dikejutkan oleh kedatangan seseorang...
--
"Ngapain ke sini, Mbak?" tanya Mas Sani pada Mbak Amel, kakak iparnya.
"Abis belanja kalian?" Bukannya menjawab, malah balik bertanya. Matanya sibuk melihat belanjaan kami.
"Iya, Mbak," jawabku.
"Belanja bisa, giliran bayar utang aja susah banget. Buru bayar, Mbak mau jalan-jalan besok," ucapnya.
"Utang? Utang apa, Mbak?" tanya Mas Sani.
"Loh, jangan belagak lupa kamu, San. Lupa, kalau kamu pernah minta uang lima juta buat lahiran Nasya?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com