webnovel

Bab 158

Aku menangis dengan rasa sakit hati yang teramat dalam. Bukan sehari dua hari, aku menahan semua ini. Tapi empat tahun. Bukan waktu yang singkat untuk bertahan dalam kesabaran.

Kugenggam tanganku sendiri dengan erat. Membulatkan tekat untuk menampar mereka dengan kesuksesanku.

"Harusnya kamu tidak seperti ini, Ndin!" ucap Mas Hamdan yang tiba-tiba datang dan duduk membelakangiku.

"Harusnya aku seperti apa?"

"Mungkin Ibu seperti itu karena dia menginginkan kehadiran cucu di rumah ini," jawaban yang membuatku langsung menoleh ke arah Mas Hamdan. Jawaban yang selalu membuatku merasa terpojok sebagai seorang istri.

"Kamu pikir, aku juga tidak menginginkan kehadiran seorang anak, Mas? Kita sudah berusaha. Tapi memang Tuhan belum mempercayakan seorang anak pada kita untuk saat ini."

"Karena kamu memang salah memilih istri, Hamdan," ucap ibu yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

Aku berusaha untuk tetap tenang mendengar ucapan Ibu yang seperti itu.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com