webnovel

Bab 10

Pukul 06.00 waktu setempat yang ku tunggu akhir nya datang juga. Pagi ini aku yang sedang kerepotan dengan persiapan barang yang akanku bawa. Koper besar yang bewarna pink telahku jinjing ke arah depan apartemen

Tin ....

Tin ....

Tin ....

Terdengar suara klakson yang berasal dari arah depan. Tidak salah lagi suara klakson itu berasal dari mobil Zidane yang dari tadi telah menunggu.

Aku pun langsung bergegas masuk ke dalam mobil.

" Apa kamu sudah memesan tiket sayang untuk keberangkatan kita  '' ujar ku

" Aman sudah semua ku bereskan ,

Pukul 07.00 pesawat yang akan kita tumpangi segera berangkat " Zidane membalas pertanyaan dari ku

Hingga pukul keberangkatan yang di tuju telah tiba

Aku dan Zidane mamasuki pesawat yang akan membawa kami ke Indonesia pesawat itu pun akhirnya melaju perlahan lahan dan terbang ke udara.

Selang beberapa waktu telah kami lalui  selama dalam perjalanan, 14 jam waktu yang cukup lama untuk menempuh perjalan ke Indonesia

Kami pun akhirnya sampai juga di kota ku Indonesia. Kota yang terdapat banyak cerita dan perjuangan yang telah ku lalui

proses demi proses sampai akhir nya aku bisa menginjak kembali kota ini.

Jems' s pove

Hingga pukul 2 dini hari aku yang sedang memasuki kamar hotel yang di mana acara resepsi akan di laksanakan besok siang  setelah akad di mesjid. Lelah dan kantuk menghampiri ku

setelah banyak rangkaian yang harus di selesai kan di acara pernikahan besok. Setelah seusai mandi aku langsung berbaring di  atas kasur yang empuk.

Aku pun memandangi plafon kamar dan fokus pada pikiran yang terlintas.

" Aku tidak percaya akan menikah dengan nya, orang yang sama sekali tak ku cinta "  Kata ku sambil melipat kedua tangan ku ke arah kepala

Kemudian aku menyamankan posisi tidur dan menarik selimut hangat ku.

" Baik lah, semoga aku bahagia dengan nya wanita pilihan orang tua ku " gumam ku

Ranaya maafkan aku, aku juga mencintai mu tapi memang takdir tak membiarkan kita untuk bersama " Aku pun berkata lirih dan terlelap dalam luka hati yang terdalam.

Pagi menjelang acara akad pun berjalan dengan lancar. Aku telah memiliki pendamping seorang wanita cantik dari keluarga terpandang yang Kini menjadi pendamping ku " Putri Adelia raja " itulah nama wanita yang menjadi istri ku

Aku berdua putri tengah berkumpul dengan seluruh keluarga besar

menanti siang hari untuk acara resepsi pernikahan. Para desainer dan WO terkenal juga hadir untuk menata setiap desain dan penampilan ku di acara pernikahan.

*********

Aku dan Zidane akhirnya berangkat menggunakan mobil jazz bewarna putih milik Zidane.

Aku pun memakai gaun  yang menurutku ku indah yang menghiasi tubuh langsing tinggi ku dan terlihat anggun ketika aku mengenakan gaun ini.

Dengan belahan kecil di leher yang melihat kan keindahan dada yang agak sedikit besar ketika orang memandang nya.

" Sayang kok cuaca nya gak bersahabat ya? Kayak mendung gitu " Tanya ku setelah menyadari bahwa cuaca agak sedikit  mendung dan angin sudah cukup kencang.

" Ntahlah, mungkin akan terjadi sesuatu "  kata Zidane dengan nada santai nya.

Kita lihat saja nanti siapa seseorang yang sedang ada di pernikahan itu. Ntah mengapa ucapan Zidane terasa mengejut kan ku, apa Zidane sudah tahu siapa yang akan menikah?

Tapi aku belum memberitahu nya batin ku bertanya - tanya.

30 menit berlalu akhir nya mobil yang di kemudikan oleh Zidane pun sampai di sebuah gedung mewah dan tinggi menjulang

Mobil - mobil berbaris dengan rapi dan sangat tertib. Berbagai macam karangan bunga sebagai ucapan mengelilingi gedung yang mewah itu.

" Waaaah mewah nya "  kagum ku, mata ku berkeliling menatap gedung itu

Hingga akhirnya Zidane menghentikan gerakan kepala ku dengan memegang kedua pipi ku dan mengarahkan ke sesuatu .

" Berhentilah mengagumi gedung ini, lihat lah itu ! dan cobalah melihat karangan bunga itu " perintah Zidane dengan nada yang tak bersahabat. membuat ku menatap apa yang di arah kan Zidane

Tiba - tiba saja mata ku sudah berkaca - kaca di sana dan di mana - mana aku melihat nama orang yang dulu ku cinta terukir berdampingan indah dalam satu karangan bunga. Terukir nama Jems dan wanita yang telah menjadi istri nya .

Zidane kesal bukan main saat melihat mata ku mulai berkaca - kaca. Zidane melihat karangan bunga yang terukir nama Jems yang seperti dia kenal.

Zidane benar - benar tidak suka jika aku menangis apa lagi karena seorang  pria asing membuat ubun- ubun nya terasa panas ingin marah.

Sebelum nya aku sudah sedikit banyak menceritakan tentang Jems. Tapi hanya mengetahui sekedar batas nama

" Bagai mana kau tahu " aku berusaha tegar agar tak nampak sedang ingin menangis

Zidane pun memalingkan wajah nya "Itu tak penting bagi mu " Ketus Zidane

Kemudian Zidane menarik tangan ku lalu masuk ke dalam gedung. Dengan menarik nafas panjang

perlahan aku dan Zidane naik ke atas pelaminan untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.

Lagi - lagi aku terpukau dengan ketampanan Jems dengan balutan jas pengantin yang terkesan mewah dan elegan. Sesungguh nya hati ku masih tak terima dengan kenyataan yang ada pada hadapan ku.

Sebenar nya Zidane mengetahui dari ukiran karangan bunga terukir nama Jems sebagi mantan pacar ku

Zidane langsung menggenggam tangan ku dengan erat dan berjalan dengan santai ke arah Jems

" Selamat untuk mu " kata ku kepada Jems sambil mengulur kan tangan ku di hadapan nya.

Jems terkejut melihat aku ternyata datang dengan Zidane.

" Ranaya kau " ujar Jems

" Iya, aku. Kenapa kau terkejut? " aku membalas sahutan Jems dan menatap Jems dengan tajam.

Aku pun berjalan ke arah Jems dan mencondongkan kepala ku ke samping telinga Jems. Lalu ku berbisik tanpa sepengetahuan Zidane. Aku pun berbisik " Ku dengar pria itu yang di pegang adalah janji nya tapi mungkin tidak berlaku untuk pria brengsek seperti mu " Bisik ku tajam dan langsung merangkul tangan Zidane dan berjalan meninggal kan mempelai. Zidane pun  mengikuti semakin erat menggenggam tangan ku.

Aku pun menutup dalam perasaan ini dan mengubur dalam - dalam semua kenangan ku bersama Jems. Aku tak mau dosa karena mencintai suami orang, dan saat ini juga aku harus melupakan cinta  ku kepada Jems. Walaupun semakin sakit yang ku rasa tapi aku yakin dengan seiring dan  berjalan nya waktu rasa itu akan hilang dengan sendirinya dan aku harus mengikhlaskan yang sudah memang bukan takdir dan milik ku. Karena aku yakin tuhan sudah menyiapkan kan jodoh untuk setiap orang.