Di dalam ruangan kerjanya Daniel Alexander termenung seorang diri. Perasaannya berkecamuk rasa kebencian, rasa iri hati, dan amarah menjadi satu.
Rahang pria itu menggeram, urat urat di dahinya terlihat jelas, wajahnya yang putih bersih berubah menjadi sedikit kemerahan karena menahan amarah.
"Aku tidak mengerti kenapa Papa memberikan jabatan CEO pada pria tidak bertanggung jawab dan seenaknya sendiri macam Richard Alexander itu!" desis Daniel dengan geram.
Perlahan namun pasti perasaan negatif itu mulai mencengkram dan menenggelamkan hati Daniel dalam pusaran hitam.
"Lihat saja Richard aku kan membuat perhitungan denganmu! Sehingga kau menyesal selamanya!" geram Daniel.
"Akan aku tunjukan kepada Papa bahwa akulah yang pantas menjadi CEO dan pewaris dari perusahaan ini! Bukan si Richard sialan itu," ujar Daniel dengan geram.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com